NovelToon NovelToon
Perjalanan Dewa NPC Ke Berbagai Dimensi

Perjalanan Dewa NPC Ke Berbagai Dimensi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Menjadi NPC / Dunia Lain
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: AHMU

Di seluruh alam semesta ini banyak sekali mahkluk hidup, termasuk manusia. Tapi ini bukan tentang kisah manusia melainkan kisah sang NPC Dewa yang berkelana ke berbagai Dimensi dan bertemu banyak makhluk hidup, YA anda tidak salah baca! Disini memang akan menceritakan NPC Dewa.
Kisahnya berawal dari dimensi (dunia) para dewa mulai hancur gegara kekuatan misterius yang membuat retakan besar dan banyak di dimensi para dewa.
Bagaimana para dewa bisa mengembalikan dimensi mereka menjadi utuh kembali?
Segera baca novel ini untuk mendapatkan lanjutannya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AHMU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PELATIHAN ARENA

*Di Toko Bar*

"Oi semuanya! jangan ada yang pulang sebelum tumbang ya." Seorang pria naik ke meja makan dan mengangkat tangan yang lagi memegang secangkir bir.

"hee ku tebak pasti kau yang tumbang lebih dulu."

"Tidak! Itu pasti kau."

"Mau bertanding?"

"Ayo siapa takut."

[GLEK] [GLEK]

"Ayo, ayo, ayo."

*Beberapa jam kemudian*

"Semuanya sudah tidur, lebih baik aku pulang bersama Alevia." Kareshi bangun dan  mengangkat tubuh Alevia lalu membawanya pulang kekamarnya. Disitu Arelia dan Arinka terbangun lalu melihat kareshi yang sedang membawa pulang Alevia, mereka penasaran lalu mengikuti kareshi sampai ke kamar Alevia.

*Kamar Alevia*

Saat sampai, kareshi pun membuka pintunya lalu masuk kedalam dan meletakkan Alevia ke tempat tidur, Kareshi yang melihat wajah Alevia yang tertidur pulas itu memberikan Alevia ciuman selamat tidur.

Kareshi pun keluar kamar dan setelah itu menuju kelas.

Arinka:"Kak Arelia, itu kenapa kak Vio menuju kelas?"

Arelia:"Entahlah aku juga tidak mengerti, kita ikuti saja dulu." Jawabnya sambil berjalan pelan.

*Di kelas*

Kareshi membuka pintu lalu masuk kedalam kelas, dia melihat sekeliling dan melihat Flavio yang sedang tertidur, dia pun menghampirinya lalu menepuk pundak flavio.

Disitu Vio bangun dengan keadaan setengah tertidur.

Flavio:"Hah......si.....siapa kau?" Bertanya dengan nada rendah dan masih terbaring.

Kareshi:"Aku adalah kloning mu, ingat?" Ucapnya sambil membantu Vio bangun.

Flavio:"oh ya aku ingat, jadi apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya yang sudah berdiri.

Kareshi:"Aku ingin bertanya apa bisa aku hidup bersama dengan Alevia selama aku masih hidup?"

Flavio:"Ya kau bisa melakukanya, tapi kau hanya akan hidup dengan kemampuan manusia ku yang masih berlevel 1."

Kareshi:"Tidak apa, asalkan bisa hidup bersama dengan Alevia, aku akan melakukan apapun, lagipula level bisa dinaikkan nantinya."

Flavio:"Baiklah jika itu yang kau mau."

Kareshi:"Oh ya aku ingin bertanya satu hal."

Flavio:"Apa itu?"

Kareshi:"Apa bisa nanti kami mempunyai anak."

Flavio:"Tentu saja bisa, saat kau melakukan hubungan intim dengan Alevia itu aku sengaja menonaktifkan perkembang biakkan bibit mu supaya tidak rumit masalahnya."

Kareshi:"Jadi begitu, terima kasih karena sudah mengizinkan ku untuk memilih jalanku sendiri." Ucapnya sambil melakukan salaman.

"Sama-sama."

Saat mereka bersalaman datanglah Arelia dan Arinka yang terkejut karena melihat Vio ada dua, "Siapa Flavio yang asli, jawab?" Arelia mengeluarkan pedangnya lalu mengarahkannya ke keduanya.

"Aku yang asli."

"Aku yang palsu." Ucap mereka berdua sambil menunjuk diri mereka sendiri.

"Jadi kau yang palsu ,rasakan ini." Menebas kareshi dengan pedangnya. Tubuh kareshi tidak kenapa-napa dan hanya mengatakan sakit.

Arelia:"Kenapa.......kau tidak terbelah?".l Tanyanya yang langsung mundur kebelakang.

Kareshi:"Aku ini pria baik-baik tahu." Ucapnya sambil menepuk-nepuk pakaiannya dari debu.

Arelia:"Kau jangan mencoba menipu ku."

Kareshi:"Aku tidak menipumu, coba lihat ini." Mencubit pipi Vio lalu menarik-narik dengan kencang, "Nah kan, ini namanya orang baik karena jika orang baik melakukan ini dia tidak akan kena serangan balik."

Arelia:"Heh! aku tidak percaya, pasti kau sedang menghipnotis Vio supaya kau bisa mencubit pipinya yang tampan itu." mengumpulkan energi dalam pedangnya.

Kareshi:"Hei Vio, Tolonglah aku ini, Jika tidak Alevia bisa sedih jika aku mati nanti." bersembunyi dibalik Vio.

Flavio:"Aish!" Mendekat kearah Arelia lalu memegang pedangnya dan berkata, "Hancurlah." Seketika pedangnya hancur berkeping-keping, membuat Arelia dan Arinka terkejut sampai mereka terduduk dilantai.

Arelia:"A.....apa yang sudah terjadi?" Ucapnya melihat pedangnya yang hancur berkeping-keping.

Flavio:"Bisa minta pendengaran nya?" Membungkukkan badannya lalu membantu Arelia dan Arinka berdiri.

Arelia:"Minta pendengaran?" Dengan wajah polos Arelia.

Flavio:"Kenapa dia tidak paham?"

Sistem:"Jelas dia tidak paham, kau mengartikannya dengan salah."

Flavio:"Apa bisa kau mendengar penjelasan dariku."

"huh?"

*Beberapa menit kemudian*

Setelah banyaknya penjelasan dari Vio akhirnya mereka berdua paham dan mengerti situasinya.

Arinka:"Jadi begitu, aku paham, tapi kak Vio apa bisa membuat satu atau dua kloning lagi?" Ucapnya sambil malu-malu.

Flavio:"Bisa, kapanpun aku mau, bisa melakukannya."

Arinka:"Jadi begini, apa bisa kak Vio buatkan kami satu orang masing-masing kloning kak Vio."

Flavio:"Oke, akan ku buatkan langsung." Vio mengangkat tangan lalu muncullah portal ruang hampa, dan keluar dua kloningan Vio yang berjalan kearah Arelia dan Arinka.

Arinka:"Wah jadi ini yang namanya kloning, sihir tingkat 10 memang hebat, sangat mirip dengan yang aslinya." Melihat sekeliling tubuh kloning Vio.

Mereka pun kembali ke kamar mereka masing-masing dengan kloning Vio yang sudah diubah wajah nya sesuai selera Arelia dan Arinka menggunakan kemampuan vio.

 Vio dan kareshi pun juga kembali ke kamarnya, Vio yang kembali ke kamarnya meminta kareshi berhati-hati karena kemampuannya yang masih rendah.(Karena kemampuan kareshi rendah dia harus berhati-hati karena akan ada penyerangan besar-besaran dari para iblis. Jika iblis menusuk jantung setiap kloning maka mereka akan mati, walaupun tubuh mereka sangat kuat tapi itu pasti ada batasannya, bukan seperti Vio yang memiliki regenerasi super.

Oh ya! Di dunia manusia ini jika seseorang bisa menggunakan sihir tingkat 10 maka dia bisa disebut sebagai pahlawan karena batasan tingkat didunia manusia hanya sampai ditingkat 12, itupun hanya sebagian orang saja yang bisa melakukannya. Dan untuk para manusia biasa paling tinggi hanya sampai tingkat 6 dan 7, itupun jika memiliki energi sihir yang besar)

*Pagi hari**kamar Alevia*

Alevia bangun dengan wajah yang masih mengantuk, Dia mengusap matanya lalu melihat kareshi yang tengah tertidur.

Dia pun mencoba membangunkan kareshi dengan menggerakkan tubuhnya secara perlahan.

Kareshi pun membuka matanya perlahan dan melihat wajah Alevia yang tersenyum, sontak dia langsung memeluknya. Alevia agak sedikit terkejut tapi dia membalasnya dengan pelukannya.

Alevia:"Selamat pagi, tukang tidur." Ucapnya sambil mengusap kepala kareshi.

Kareshi:"Selamat pagi sayang, Sayangku hari ini kelihatan cantik seperti biasanya." Setelah mengucapkan kata-kata itu kareshi langsung mencium bibir Alevia, Alevia hanya diam melihat kareshi yang menciumnya. Setelah berciuman mereka berdua pun bersiap-siap untuk ke kelas.

Arelia dan Arinka juga melakukan hal yang sama dengan kloning Vio, Mereka bangun di pagi hari dan langsung melakukan ciuman selamat pagi lalu bersiap ke kelas.(Oh iya! Disini setelah para kloning vio sedikit merubah wajah mereka, mereka mengatakan kepada semua orang bahwa mereka adalah saudara vio).

********

*Kelas*

Setelah para murid sudah ada dikelas semua, tak lama berselang datanglah guru dan mengajarkan mereka tentang aturan pelatihan arena yang akan diselenggarakan siang hari ini.

*Siang hari di stadion arena*

Para murid berkumpul di sebuah bangunan yang berbentuk Colosseum.

Nuansa yang ditimbulkan dari bangunan yang seperti Colosseum itu seperti megah dan tua.

Flavio:"Bangunan ini seperti tempat untuk bertarung saja ya." Tanyanya ke Alevia yang sedang memeluk tangan kareshi.

Alevia:"Ini memang bangunan untuk bertarung."

Flavio:"Bukankah kita disini untuk berlatih?" Mereka masuk dengan cepat.

Alevia:"Bisa dibilang kita akan berlatih tanding disini, Karena siapa yang memenangkan pertarungan latih tanding paling banyak akan berkesempatan untuk berkunjung ke tempat raja yang memerintah kota pahlawan ini."

Flavio:"Maksudnya kita akan ke kerajaan yang ada diatas sana?" Menunjuk keatas gunung yang tinggi tempat raja tinggal.

Alevia:"Tepat seperti itu."

Flavio:"Sebelum aku bertanya tentang arena ini lebih detail, dimana Arelia dan Arinka?"

Alevia:"Oh mereka sedang mempersiapkan diri mereka karena orang-orang yang akan bertanding hari ini salah satunya adalah mereka." Mereka sampai ditempat untuk penonton melihat pertandingan.

*Di tempat duduk penonton*

Flavio:"Disini kenapa banyak sekali orang berkumpul?" Tanyanya ke Alevia yang duduk di sampingnya.

Alevia:"Karena para senior juga ingin melihat murid dengan potensi mana yang lebih hebat." Ucapnya yang masih memeluk tangan kareshi.

"Jadi begitu."

Tak lama berselang seorang guru pun muncul dari pintu masuk kedalam lapangan arena, "Semuanya pasti sudah tahu aturannya, 'kan. Aku akan memulainya sekarang, peserta pertama Arelia melawan Kazuya."

Arelia dan Kazuya pun naik kelapangan arena(lapangan nya seperti ada balok semen yang menjaga jarak dari tanah makanya disebut naik, luas dari lapangan semen bisa mencapai 4 kali luas lapangan voli pro).

Wasit memberi isyarat kepada Arelia dan Kazuya dengan melambai lalu.

"Mulai."

Arelia langsung berlari ke samping lapangan arena dengan pedangnya diarahkan ke sisi kanan.

Kazuya juga langsung berlari menuju Arelia untuk memotong lajurnya, ia melompat dengan pedang yang sudah diatas kepala siap untuk memotong.

Arelia menghadang pedang Kazuya tapi dia tidak sanggup menahan lalu mundur kebelakang.

Kazuya melihat ada celah, dia pun menebas Arelia dari sisi kanan.

Baju Arelia tergores karena pedangnya Kazuya. Dia mencoba menyerang Kazuya dari bawah.

Tapi Kazuya melompat keatas lalu mengeluarkan aura pedang lalu menggabungkan nya dengan sihir elemen apinya yang menciptakan bilah tebasan api yang mengarah ke Arelia.

Disitu Arelia hanya menghindari serangan tebasan api. Arelia melihat kalau Kazuya sedikit lagi menyentuh tanah, dia pun mengeluarkan aura pedang dengan gabungan sihir angin dan kekuatan sejati.

Lalu menancapkan pedangnya ketanah sehingga angin yang dikeluarkan oleh pedangnya menyebar ke seluruh lapangan arena sehingga angin yang sudah menyebar tadi digunakan Arelia untuk memanipulasi semen menggunakan Telekinesis nya supaya menjadi sebuah serangan.

Setelah dipijak Kazuya semen tempat lapangan arena, lapangan itu menjadi jeruji-jeruji besi yang membuat Kazuya tidak bisa bergerak, Arelia melihat ada sebuah celah langsung menunjukkan kekuatan penuhnya.

"Muncullah, Sihir Tingkat 5 Elemen Angin: Seratus Pedang Angin, Serang!" Seratus pedang itu melesat ke arah Kazuya, Kazuya yang tidak bisa bergerak menggunakan sihir pertahanan tingkat 5.

"Tameng berlian muncullah."

[BOOM]

Asap menyebar kemana-mana yang membuat pandangan penonton kehilangan keberadaan Arelia dan Kazuya, Tak lama berselang asap pun mulai menghilang, terlihat satu orang yang masih berdiri dan satu orang yang terduduk.

Penonton penasaran siapa pemenangnya, lalu mereka melihat Arelia yang masih berdiri dan Kazuya yang sudah terduduk.

Mereka bersorak gembira dan bertepuk tangan. Arelia berjalan ke ruang istirahat dan Kazuya dibawa tim medis ke ruang pengobatan.

Pertandingan berikutnya adalah Arinka melawan Asahi.

******

Wasit memberi aba-aba lalu memulai pertandingan.

Arinka membaca mantra, "Sihir Tingkat 4 Elemen Tanah: Golem Beruang, muncullah." Muncul lingkaran sihir disamping kiri Arinka lalu keluar beruang besi setinggi tiga meter.

Asahi juga membaca mantra lalu memunculkan boneka kesatria setinggi orang dewasa, mereka menyuruh beruang dan kesatria itu bertarung.

Pertarungan sengit berlangsung dan pemenangnya adalah Arinka.

Pertandingan berikutnya terus berjalan sampai mengakhiri sesi latihan. Para murid kembali ke kamarnya masing-masing untuk mengganti pakaian seragam akademi menjadi pakaian biasa karena hari ini adalah pasar besar, yang akan diadakan pada malam hari nanti.

*Malam hari di pasar*

Flavio:"Kemana aku akan pergi ya, HM!". bingung karena dia hanya sendirian sebabnya adalah dia tersesat.

Sistem:"Bagaimana kalau pergi ke pelelangan."

Flavio :"Pelelangan? Tapi aku tidak memiliki uang sama sekali."

Sistem:"Tenang! Kau akan mendapatkan uang sebentar lagi!"

Flavio:"Apa maksudmu!"

Sistem:"Lihat dan tunggu saja."

Flavio hanya berjalan sambil melihat-lihat sekitar.

Lalu saat dia tengah berjalan dia dipeluk anak kecil dari belakangnya, dia pun bertanya kepada anak kecil itu, "Kenapa kamu menangis?"

Anak itu menjawab dengan air mata yang terus mengalir, "Aku tersesat, dan lapar."

Vio merasa kasihan pada anak itu lalu membawanya ketempat yang agak sepi didalam gang, "Tunggu sebentar!" Vio memunculkan lingkaran sihir ditangannya, dan keluarlah makanan.

Dia memberikannya ke anak kecil itu, dia memakannya dengan lahap. Setelah anak itu menghabiskan makanannya Vio bertanya pada anak itu, "Siapa nama ibumu?"

"Nama ibu adalah Chiyo."

"Baju apa yang dia pakai sebelum kamu tersesat?"

"Ibu memakai baju yukata yang bermotif bunga anggrek."

"Berapa kisaran umurnya?"

"Mungkin sama seperti kakak."

"HM! Agak sulit, Tapi lebih baik kau saja yang cari sendiri."

"Apa maksud kakak?"

Vio mengangkat tubuh anak itu lalu terbang tinggi di langit, anak itu berteriak-teriak minta turun kembali tapi Vio menyuruh anak itu untuk tetap diam.

Anak itu pun patuh dan tetap diam. Vio menutup mata anak itu lalu, "Mata elang, bersatulah." Vio melepas tangannya lalu menyuruh anak itu membuka matanya.

Anak itu terkejut karena penglihatannya menjadi tajam sama seperti elang, "Wah hebat, aku bisa melihat segalanya dari sini bahkan kegiatan orang-orang itu bisa terlihat jelas."

"Sekarang kau bisa mencari ibumu kan?"

"Iya aku pasti bisa." Anak itu memfokuskan matanya untuk mencari ke segala tempat, tak lama kemudian ia menemukan ibunya berada dan meminta Vio untuk menurunkan nya,Vio pun membawa anak itu turun menemui ibunya.

Anak itu langsung memeluk ibunya, ia dan ibunya menangis bahagia,

Chiyo:"Terima kasih karena sudah menyelamatkan anakku."

Flavio:"Ini anakmu?, tapi kau seperti masih belum......".

Chiyo:"Menikah?! Iya, memang aku belum menikah, anak ini aku temukan saat aku mencari tanaman obat yang ada dihutan jadi aku membesarkannya, bisa dibilang kalau aku adalah ibu angkatnya."

Flavio:"Apa kau masih sekolah atau bekerja?"

Chiyo:"Aku masih sekolah dan bekerja kecil-kecilan, oh iya, aku lupa memperkenalkan diri namaku chiyo, salam kenal."

"Iya, Namaku Flavio Bhaskar, salam kenal."

Chiyo:"Ini aku ada uang, walaupun sedikit tapi semoga bisa membantu." Memberikan kantong yang berisi uang dengan nominal 50 koin tembaga.

Vio pun berterimakasih karena sudah diberi uang. Mereka berdua pulang kerumah mereka dan Vio menuju ke pelelangan.

*Tempat pelelangan*.

Flavio duduk dikursi yang sering dipakai rakyat biasa, dia melihat kalau di atasnya ada tempat untuk orang penting atau disebut ruang VIP.

Acara lelang pun dimulai dengan pembukaan barang yang dikeluarkan adalah pedang kegelapan tingkat 5, banyak yang menawar sampai harga berhenti di 50 koin perak, barang kedua terjual dengan harga 100 koin emas dan barang ketiga terjual 150 koin emas Sampai seterusnya dengan harga yang semakin naik.

Disitu Vio duduk terdiam karena tidak bisa memenangkan barang pelelangan yang harganya semakin naik sampai pelelangan berakhir.

Vio bangkit dari tempat duduknya lalu pergi dari sana, tanpa terasa hari semakin sunyi menandakan hampir tengah malam.

Vio berjalan dijalan yang sunyi, dia melihat sekitar dan tidak ada satupun rumah lampunya menyala yang berarti semua orang sedang tidur.

Ditengah kegelapan malam Vio melihat rembulan terang yang menyinari bumi dengan sinarnya, hewan-hewan malam mulai membunyikan suaranya yang khas berpadu dengan malam, kunang-kunang terbang disekitar sambil menyalakan cahaya kerlap KerLiP di bagian belakangnya.

Dia berjalan menelusuri jalan sambil merasakan heningnya malam. Disuatu tempat dihutan terdengar suara seruling yang merdu membuat Vio berjalan menuju sumber suara, dia masuk kedalam hutan yang gelap gulita tanpa adanya cahaya, Vio masih berjalan menuju sumber suara, saat dia sadar bahwa sumber suara itu terdengar seperti sedang memanggilnya.

Dia pun sampai di sebuah batu besar yang disekelilingnya tidak ada satupun pohon yang menemani batu itu, seperti pohon-pohon itu menjauhi batunya, Dia melihat ada seseorang yang tengah duduk sambil bermain seruling ditangannya, ia mendekati orang itu lalu melihat kalau orang itu adalah.........

1
Mujahid
ditunggu lanjutannya, author😁🙏
Akina
Jadi terinspirasi untuk menulis sendiri.
Odalis Pérez
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!