Jika cinta tak harus memiliki, aku rela untuk melakukannya! Biarkan aku saja yang menanggung akibatnya karena telah menjatuhkan hatiku ke padamu..
Cinta itu seperti matahari yang menyinari bumi, selalu menerangi kegelapan dan tak meminta balasan...
Mungkinkah cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan ataukah mendapat balasan?
Inilah kisahku, ikuti aku dan cerita hidupku...
Hai Sky, aku menyukaimu.. By Cloud...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angela Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C & S 13
Jangan lupa tap like ya kakak cantik dan ganteng dimanapun berada 🤗🤗🤗
______________________________________
Sepeninggal Arjuna, Mentari bangun dari akting pingsannya. Gadis itu menahan kesal setengah mati. Ia melihat kedua sahabatnya tengah memapah tubuh rampingnya.
"Ngapain kalian disini?" tanya Mentari ketus, ia melepaskan dengan paksa bantuan kedua sahabatnya.
"Harusnya kamu seneng, kita ada disini, coba kalau kita nggak lewat sini, mungkin Arjuna meninggalkan kamu di taman sendirian tanpa ada yang menolongmu," ucap Siska menyadarkan Mentari.
"Kenapa nggak kalian cegah, biar dia nggak pergi ninggalin aku? Kalian memang nggak bisa diandalkan!" umpat Mentari.
"Mentari sadarlah! Kalau Arjuna sayang dan cinta beneran sama kamu, nggak mungkin dia ninggalin kamu ke kita! Sadar!" pekik Siska yang tak tahan menghadapi ambisi Mentari.
"Siska!" hardik Melani yang seolah lebih membela Mentari.
"Apa aku salah menyadarkan temanku yang jadi gila gara - gara cinta? Aku begini biar kamu sadar, buka mata dan pikiranmu, Mentari! Arjuna tidak pernah mencintaimu, memikirkanmu sebentar saja pun tidak apalagi terlintas untuk bersamamu lagi!" seru Siska yang tak lagi bisa menahan amarahnya.
"Dia mencintaiku, Siska! Sudah satu bulan aku bersamanya, dan aku nggak pernah merasa bahwa kami telah putus," ucap Mentari kekeuh.
"Itu bukan cinta, itu adalah rasa kasihan. Sudah jadi rahasia umum bahwa Arjuna memacari setiap gadis dalam waktu satu bulan, setelah itu ia campakkan begitu saja. Dan itu juga berlaku buat kamu seperti yang lain. Dia tidak sungguh - sungguh mencintaimu," Siska masih berusaha menasehati Mentari, Melani mencoba melerai dan mengelus punggung Mentari.
Mentari menepis tangan Melani yang mencoba menggenggam tangannya.
"Kalau dia nggak mencintaiku, akan aku buat dia tetap bersamaku bagaimanapun caranya! Yang dia tahu aku memiliki kelainan Jantung, akan kubuat dia kembali dan bertekuk lutut di depanku, mengemis kembali cintaku," pekik Mentari penuh ambisi.
Mentari tidak pernah tahu bahwa kebohongan yang ia lakukan sudah terendus lama oleh Arjuna namun lelaki itu sengaja membiarkannya hingga waktu yang telah ia tentukan. Bahkan Arjuna sendiri pun tahu bahwa Mentari suka minum - minum di klub malam milik sepupunya. Berbohong dengan menggunakan sakit sebagai alasan demi mendapatkan Arjuna. Dan jelas sekali Arjuna amat membenci seorang pembohong.
Kembali lagi pada perseteruan Mentari dan Siska....
"Kamu berubah, Mentari! Hanya karena Arjuna kamu sampai menanggalkan harga dirimu, aku nggak pernah menyangka sahabatku jadi seperti ini. Apa yang dia kasih ke kamu, sampai kamu rela gila karena laki - laki yang nggak pernah sekalipun memandangmu?" tanya Siska meminta penjelasan.
Mentari tersenyum sinis sambil menatap wajah Siska dan Melani bergantian lalu pergi meninggalkan mereka tanpa berkata apapun.
Melani dan Siska hanya saling melirik satu sama lain, memanggil nama Mentari pun sudah mereka lakukan namun si empunya nama mengabaikan begitu saja.
🌺 🌺 🌺 🌺
Akhirnya ospek hari kedua selesai sudah. Rasa letih dan lelah bercampur menjadi satu untuk semua mahasiswa baru di kampus Pelita. Claudya melangkahkan kakinya dengan gontai melewati taman kampus sore itu. Ia mengedarkan pandangan mencari keberadaan pak Gun. Mega sudah pulang terlebih dahulu meninggalkannya seorang diri tepat di depan fakultas mereka.
Tiin Tiin
Seseorang membunyikan klakson mobil tepat di belakang Claudya, Claudya menoleh ke arah si pengemudi mobil.
Claudya tersenyum melihat Dewa yang keluar dari mobil dan mendekatinya. Untung saja taman kampus tak begitu ramai hingga mobil mereka tidak digusur dari sana.
"Mau aku antar pulang?" tawar Dewa.
Claudya menggelengkan kepalanya seraya menyunggingkan senyum manis.
"Nggak perlu repot - repot, sebentar lagi jemputan aku datang," tolak Claudya secara halus.
"Oh gitu, padahal niat aku mau antar kamu pulang,"
"Emang kamu tahu alamat rumahku?"
"Maka dari itu aku antar, biar sekalian tahu dimana rumah kamu. Jadi kamu nggak perlu antar jemput sopir kamu,"
"Tahu dari mana kalau aku di antar jemput sopir? Kayaknya aku nggak pernah cerita ini ke kamu deh," tanya Claudya sedikit curiga.
"Ya menurut tebakanku aja, kalau kamu naik kendaraan sendiri kan nggak mungkin nunggu disini!" kilah Dewa.
"Ya aneh aja gitu. Tebakan kamu bisa pas banget, bisa aja kan aku dijemput Mami atau pacar aku misalnya, hehehe,"
"Kalau kamu udah punya pacar, nggak mungkin aku deketin kamu, eh maksudnya deketin sebagai teman. Pasti pacar kamu nggak rela kamu di deketin cowok lain seperti aku," Dewa mencari banyak alasan, ia hampir saja mengungkapkan niatnya. Apalagi kalau bukan perasaan yang ia rasakan sejak pertama kali bertemu Claudya.
Claudya tersenyum kemudian melirik ke arah jam tangan yang melingkar indah berwarna biru muda di pergelangan tangan kanannya. Sambil mengedarkan pandangan ke segala arah, menanti kedatangan pak Gun. Namun pria paruh baya itu belum juga nampak batang hidungnya. Padahal ia sebentar lagi harus on air. Setiap hari di jam yang sama, 15.30 wib.
"Aku belum niat punya pacar untuk saat ini, aku mensyukuri apa yang sudah aku miliki, jadi untuk masalah pacar, lihat nanti aja. Menunggu orang yang tepat," ucap Claudya membuat jantung Dewa berdebar - debar.
Mungkinkah orang yang tepat itu aku? Ucap Dewa, tentu saja dalam hati. Dewa tersenyum sendiri untung saja Claudya tak menyadari hal itu.
Tak berlangsung lama, sebuah mobil melewati mereka berdua. Di dalam mobil tersebut dua pasang mata tengah menatap tajam pada Claudya dan Dewa yang sedang berinteraksi. Kedua orang tersebut yakni si pengemudi dan penumpang yang duduk di depan fokus menatap sang objek, Claudya, dengan pikiran masing - masing.
Apa itu pacarnya? Wah aku kalah cepet dong! Nggak bisa dibiarkan, junior udah berani nantangin senior! Ck ck ck... Batin Arjuna.
Siapa dia? Kayaknya mereka akrab banget, astaga Sky sadar! Dia bukan siapa - siapamu! Mau dia sama cowok manapun, kamu nggak berhak untuk cemburu, sadar, sadar, eh tunggu dulu! Cemburu? Aku? Sama perempuan itu? Otakku bermasalahkah? Dia baru kamu kenal kemarin Sky? Batin Sky.
Sky kembali fokus mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju bengkel, menemani Arjuna mengambil mobilnya.
🌺 🌺 🌺 🌺
Claudya telah menyelesaikan siaran sore ini, ia segera mencari keberadaan ibunya di lantai dua stasiun radio tersebut.
Entah kenapa Claudya merasa bersalah pada wanita yang telah melahirkannya dengan pengorbanan jiwa dan raga. Ia ingin mengucapkan banyak terima kasih pada wanita cantik yang tak lagi muda itu.
Apa gara - gara tema hari ini tentang ibu ya? Kenapa aku jadi baper begini sih?
Claudya mengingat ucapan pendengar setia program acara yang ia pandu, heart to heart. Seorang pendengar setia yang bernama L, entahlah siapa nama aslinya, tapi kata - katanya selalu terngiang di hati dan pikiran Claudya.
Ucapkanlah terima kasih pada orang yang kamu sayang dan cintai selama kamu masih bisa melihatnya, menyentuh wajahnya, berbicara dengannya, karena kamu akan merasakan kehilangan saat ia tak lagi ada. Jangan pernah menyesal jika itu terjadi...
Claudya tertegun mengingat ucapan lelaki itu. Simpel tak banyak menggurui namun berkesan di hatinya.
Mami, i love you..
Pandangan Claudya sedikit buram, ia merasakan kepalanya pening. Ia tak tahu akan bagaimana setelah ini, akankah ia jatuh atau ada yang menolongnya? Posisi Claudya saat ini berada di anak tangga yang akan mencapai lantai dua, namun kakinya sudah tak sanggup lagi menahan beban tubuhnya.
Happ
Seseorang berhasil menangkap tubuhnya. Claudya masih bisa melihat wajah orang tersebut sebelum ia benar - benar tak sadarkan diri.
Dewa?
🌺 🌺 🌺 🌺
sini peluk (づ ̄ ³ ̄)づ
Salam dari Clarissa ❣️
Salam dari "CLARISSA"