Felisberta Divya Deolinda gadis pemalas dan putri kesayangan keluarganya, Naumi sebagai seorang sahabat selalu membantu dia dalam pelajaran. Sampai suatu hari terjadi kecelakan dan membuat Feli koma, saat terbangun dia terkejut mendapatkan dirinya ada di dalam novel yang selalu dibacanya berjudul ‘Bos Mafia Muda’. Pemeran utama wanita di novel itu bernama Shanaya, dalam cerita Shanaya berakhir menyedihkan. Feli menjadi Shanaya dan menjadi istri dari Bos Mafia Muda itu yang bernama Shankara Pramudya Anggara. Di usia yang masih muda Shankara bisa menaklukkan semua Mafia yang ada di Negaranya, sosok laki-laki itu ditakuti semua orang tidak ada siapa pun yang berani menentang maupun melawannya karena itu Shankara Pramudya Anggara dikenal sebagai Bos dari semua Mafia yang ada di Negaranya atau di sebut Bos Mafia Muda. Alur ceritanya berubah seiring waktu setelah Feli menjalankan kehidupannya bersama Shankara.
@KaryaSB026
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Krining kringing suara alarm jam membangunkan Feli “Berisik sekali sih ?” meraba ke atas rak kecil di samping tempat tidur.
Feli pelan-pelan melepaskan tangan Shankara dari tubuhnya setelah itu dia membuka gorden, cahaya matahari langsung masuk kedalam kamar membuat ruangan menjadi terang. Kakinya melangkah ke kamar mandi perlahan untuk mencuci muka dan sikat gigi.
“Syukurlah dia percaya, biarlah dia salah paham seperti itu toh aku juga tidak berbohong padanya hanya tidak menjelaskan secara detail saja,” menggosok gigi di depan cermin.
Selesai dari kamar mandi Feli masih melihat Shankara masih tidur jadi dia tidak mau membangunkannya “Pelan-pelan jangan sampai membangunkan dia,” menutup pintu perlahan.
“Ehem …” ketika Feli turun Dika, Raymond dan Nina menatapnya sambil berdiri.
“Kalian sedang apa ?”
“Menunggu Raja dan Ratu bangun.”
“Oh,” mengambil air dingin dari kulkas.
“Mau teh ?” tanya Nina.
“Hemn.”
“Bos di mana ?”
“Dia masih tidur.”
“Tidur ?”
“Mungkin karena kelelahan, biarkan dia bangun sendiri jangan membangunkannya.”
“Kami masih sayang dengan nyawa kami.”
Dika dan Raymond sangat gelisah menunggu Bos mereka bangun, Feli yang dapat merasakannya langsung bertanya pada mereka.
“Ada apa ?”
“Bos melupakan janji bertemu seseorang tadi malam karena kesal orang itu menembak dua orang kita.”
“Orang itu nampaknya sangat berani ?”
“Soalnya dia adalah …”
“Teman masa kecilku,” Shankara turun langsung menyambung ucapan Raymond.
“Oh teman masa kecil ?” tiba-tiba nada bicara Feli menjadi dingin.
“Nona Hera sudah menghubungi Bos berkali-kali meminta bertemu secara langsung, Bos setuju dengannya tapi semalam karena Bos tidak datang dia marah dan menembak dua orang kita.”
“Biarkan saja dia melakukan apapun yang diinginkannya,” meminum kopi yang di sajikan Dika.
“Di Novel Shankara masih mencintai dia bahkan tidak ingin dia terluka meski anak buahnya sudah tewas berpuluh-puluh orang akibat ulah cewek itu tapi kali ini dia sangat acuh padanya.”
“Sekarang dia dimana ?”
“Di Vila Harum.”
“Bos dia berkata jika siang ini tidak bertemu dia mau mengakhiri hidupnya,” Raymond ragu-ragu.
Hera adalah teman masa kecil Shankara dan dia salah satu orang penyebab jatuhnya keluarga Shankara. Ayahnya meminta Hera mendekati Shankara agar bisa menghancurkan usaha Shankara supaya pamannya Shankara bisa menguasai warisan keluarga Anggara. Shankara sangat percaya padanya tetapi karena penghianatan nya membuat keluarga kecil Shankara hancur.
“Kata kan padanya untuk menunggu di tempat biasa,” naik kembali ke kamarnya.
“Annya mau makan sesuatu ?”
“Tentu.”
Dika mengikuti Shankara naik begitupun dengan Raymond, tidak lama setelah mereka pergi Rahel dan istrinya datang menghampiri Feli yang duduk termenung melihat isi dalam cangkir yang dipegangnya.
“Seseorang sedang galau,” canda Rahel.
Nina meminta pelayan disana menyiapkan teh untuk Rahel dan istrinya.
“Nina tolong ambilkan ipad,” Nina mangut lalu pergi.
“Kita tidak akan tau bagaimana rasa teh nya kalau tidak di coba ?”
Feli hanya tersenyum hambar “Hemn …” Lita menghela nafas berat.
“Annya ipad nya dipakai Tuan Shan.”
“Oh biarkan saja. Kak Lita pulang hari ini ?”
“Iya aku pasti merindukanmu Annya.”
“Sering-sering main kesini yah.”
“Pastinya.”
“Dimana Bos Shan ?”
“Dia diatas.”
“Kou mau pulang ?”
“Nah orang yang dibicarakan sudah ada,” Rahel melirik Feli yang masih dengan ekspresi sama.
“Benar, hari ini jadwal pemeriksaan istriku.”
“Perlu pengawal ?” memberikan ipad ke Feli.
“Tidak perlu mereka tidak akan berani menyentuhku,” Rahel juga membawa pengawal tapi tidak sebanyak Shankara.
“Bos Shan mau keluar ?”
“Ada kerjaan di luar kemungkinan sampai larut,” menjawab Rahel tapi matanya memperhatikan Feli yang tidak memperdulikan dirinya.
“Sampai jumpa lagi,” Lita berpamitan dengan Feli dan Nina.
“Bos membuatnya marah ?” tanya Rahel saat Feli langsung masuk tanpa menoleh ke Shankara melainkan hanya fokus dengan ipad di tangannya.
“Film apa yang seru ?” tanya Feli duduk di sofa.
“Romansa ?” Nina menyimpan satu mangkuk kue di meja.
“Jangan romansa.”
“Lalu apa ? film seorang mafia ?”
“Apa lagi itu pasti membosankan,” mengganti siaran di televisi.
“Horor ?”
“Ide yang bagus,” mencari posisi nyaman.
“Perlu di tutup ?” menunjuk gorden besar.
“Kamu pernah menontonnya ?”
“Tidak.”
“Kamu takut hantu ?”
“Tidak ada yang aku takutkan didunia ini.”
“Meski itu kematian ?”
“Benar, setiap orang pasti memiliki alasan untuk hidup tapi bagiku hidup ataupun mati sama saja.”
“Emang ada yah orang yang berpikir seperti mu ?” Nina membalasnya dengan senyuman.
“Seandainya aku mati, Papah dan Mamah pasti sedih dan Naumi juga. Mereka sangat berarti dalam hidupku, jiwaku ada didalam pemeran utama dalam novel bernama Shanaya dan itu terjadi mungkin karena aku sudah mati,” melamun.
“Film mana yang mau ditonton ? Annya ….”
“Eh iya kenapa ?”
“Yang mana ?’
“Oh itu saja,” mengklik salah satu film horror.
*****
“Bos, semua data orang yang menyusup ke vila sudah ada,” Dika menyerahkan dokumen.
“Mereka anak buah Khara, kemampuan mereka sangat handal dalam bersembunyi,” komentar Raymond sembari menyetir.
“Kou sudah menghubunginya ?”
“Sudah Bos.”
“Jika saja Annya tidak melihat mereka kemungkinan saat ini kita tidak bisa bertahan lama di pulau ini, informasi kita tidak memiliki senjata pasti menyebar dengan cepat.”
“Dia baru saja datang ke pulau ini.”
“Mungkin saja sebelumnya dia pernah datang kesini,” Dika menggeser beberapa gambar liontin yang dikirimkan klien.
“Dimana data Shanaya ?”
“Ada di dalam dokumen ini Bos,” Dika memberikan dokumen berwarna hitam.
“Dari mana mendapatkan informasi tentang dia ?”
“Kepala Desa dan juga orang tuanya Bos. Kenapa ada yang salah Bos ?”
“Tidak ada,” menyimpan document itu.
“Sepertinya dia memiliki bakat yang dipendam.”
“Atau mungkin hanya kebetulan,” sambung Dika.
Seorang pria mengetuk kaca mobil “Permisi Tuan anda sudah memesan tempat ?”
“Sudah,” memberikan lembar kecil seperti sebuah tiket.
“Baiklah, silahkan masuk Tuan !”
Shankara pergi bertemu dengan orang besar yang bersangkutan dengan pasar gelap, tempat untuknya berkumpul adalah bar. Dari depan tempat itu terlihat seperti bar biasa, namun sebenarnya ada tempat lain di balik garasi tua di samping bar yang tidak lain adalah tempat berkumpulnya orang-orang pebisnis gelap di pulau barak maupun dari luar pulau. Pembuatan tempat rahasia itu dilakukan untuk menghindari lawan agar tidak mengetahui keberadaan mereka dan tiket yang diberikan Dika adalah salah satu tanda pengenal mereka.
“Mereka sudah disini,” Raymond masuk lebih dulu.
“Bos Shan sudah datang,” seorang pelayan memberikan informasi ke seorang yang bernama Dikro. Dikro adalah pimpinan dari geng tengkorak hitam.
Di Negara ini ada tiga orang yang memiliki kedudukan tinggi dibawah Shankara yaitu Dakro, Ciptro dan Clone. Ciptro dan Clone merupakan sodara kembar, meski begitu adik kakak ini memiliki gangnya sendiri. Geng mata merah di ketuai Ciptro sedangkan geng tarian elang di ketuai Clone. Awalnya mereka bertiga meremehkan kekuatan Shankara dan ingin menjatuhkannya namun setelah Shankara menjatuhkan mereka dengan sekali gerakan membuat mereka menjadi tunduk dan menjadi bawahannya.
“Salam Bos Shan,” semua orang memberi hormat.
Selain Dikro, Ciptro dan Clone ada beberapa orang yang bergabung seperti perusahaan besar di Negara ini. Mereka yang ingin mendapatkan kekuasaan dengan cara licik bergabung dengan Shankara agar dapat perlindungannya. Diantara mereka semua ada satu orang lagi yang bernama Eko, Eko merupakan wakil ketua geng tengkorak hitam.
“Sajikan minuman terbaik disini !” pinta Dakra ke seorang pelayan disana.
Semua orang yang berada disana didampingi wanita seksi lebih dari satu orang, cara mereka memperlakukan wanita itu sangat brutal. Shankara hanya meminta wanita itu menuangkan minum di gelasnya tidak lebih, begitupun dengan Dika dan Raymond tetapi selama bertugas mereka berdua tidak berani minum arak atau wine mereka hanya minum jus untuk menjaga kesadaran mereka.
“Bos Shan ayo !” Clone mendekati Shankara dengan manja.
“Hemn,” Shankara meneguk minumnya.
“Dia tidak pernah berubah masih saja tampan,” Clone menatapnya penuh Cinta.
Clone menyukai Shankara dari pertama bertemu, bukan hanya Clone mungkin semua wanita yang bertemu dengan Shankara akan jatuh hati melihat ketampanannya. Setiap pertemuan Clone selalu duduk di dekat Shankara mencoba menggodanya namun sampai sekarang pun nihil tidak pernah berhasil.
“Kali ini pun sama,” Ciptro meledek adiknya itu.
“Aku tidak akan menyerah,” mengeluarkan pesonannya.
“Bos Shan,” berniat menggodanya tapi Shankara menghindar.
“Karena semuanya sudah berkumpul ada yang ingin aku bicarakan ?”
“Tentang apa itu Bos ?” tanya Ciptro.
Raymond mematikan lampu dan Dika mengaktifkan laptop sekaligus infokus.
“Sebagian pulau barak sudah di kuasi pimpinan baru mereka. Pimpinan mereka bergerak dengan cepat bahkan pasar gelap sudah mulai di kuasainya,” jelas Shankara menunjuk layar bergambar pergerakan anggota pulau barak.
“Aku dengar pimpinan baru mereka masih muda.”
“Dalam waktu singkat sudah dapat menguasai sebagian wilayah.”
“Teknik yang dipakai dia efisien, targetnya bisa dicapai dengan mudah,” mereka mulai mengomentari hal itu.
“Lalu apa yang harus kita lakukan Bos ?”
“Bekerja sama.”
“Bekerja sama ?” mereka kebingungan karena selama ini Shankara selalu menyerang untuk mengambil alih wilayah bukan dengan bekerja sama.
“Mana mungkin kita bekerja sama dengan dia.”
“Benar benar tidak mungkin ….” bergemuruh suara komentar mereka diruangan itu.
Kemarin malam Feli memberitahu Shankara untuk bekerja sama dengan ketua pulau barak dengan tujuan menangkap basah pelaku utama dari awal kejadian yang di perbuatanya. Awalnya Shankara ragu tapi Feli berhasil meyakinkannya, selain itu Feli meminta Shankara untuk berhati-hati dengan Oka.
“Menurutku itu ide yang bagus,” suasana menjadi hening beralih melirik Eko.
“Dengan bekerja sama dengan nya kita bisa lebih mudah menjatuhkan dia dan mengambil alih kembali pulau barak tanpa repot-repot bersaing. Selain itu kita bisa mengelabuinya dan menusuk dari belakang.”
“Wah cara licik yah …”
“Tapi apa tidak masalah.”
“Bagaimana kalau dia yang menyerang kita dari belakang untuk mengambil kembali wilayahnya ??”
“Iya iya bagaimana nantinya.”
“Itu tidak akan terjadi karena kita memiliki Bos Shan yang hebat,” puji Eko menyembunyikan senyum jahat.
“Kenapa harus takut Bos Shan lebih berkuasa dari dia,” tambah Clone mengedipkan mata pada Shankara.
“Baiklah,” Dikro meluruskan duduknya.
“Selain itu apa yang perlu kita lakukan Bos,” Dikro berbicara serius.
“Satu orang harus datang ke tempatnya untuk menyampaikan pesan kerja sama kita. Pasar gelap di pulau barak merupakan pasar gelap terbesar, bujuk dia agar menyetujuinya kontrak kerja sama kita.”
“Kalau begitu biar saya yang mewakilinya Bos.”
“Eko ?”
“Ketua Dikro aku harap mendapatkan kesempatan bagus seperti ini,” Eko memberi kode demi kebaikan geng tengkorak hitam supaya lebih unggul dari semua geng.
“Eko bisa diandalkan dengan kemampuannya membujuk dia bisa berdiskusi dengan pimpinan pulau barak,” Dikro menyetujui pendapat Eko.
“Apa sebenarnya rencana Shankara ?” tatapan penasaran Eko.
“Selain itu aku menginginkan laporan keuangan pasar gelap,” melirik seorang pria paruh baya bernama Bruno.
“Tentu Bos aku sudah menyiapkannya,” Bruno memberikan beberapa dokumen.
“Dika cek untukku !”
“Siap Bos,” mengambil dokumen dari tangan Shankara.
“Data ini tidak selengkap milik Nyonya Bos,” Dika dengan santainya berkata.
“NYONYA BOS …” terkejut sekaligus tidak percaya yang didengar mereka.
“Benar Nyonya Bos memasukan perincian pengeluaran yang lengkap di datanya,” membuka file yang dibuat sebelumnya oleh Shanaya.
“Ekspresi Eko mencurigakan,” Shankara diam-diam mengawasi gerakan Eko.
“Didalam datanya pengeluaran seperti pembelian senjata disebutkan dengan rinci dari jam sampai tahun, bahkan berat dan jumlah barangnya di catat. Oh iya di sini terdapat biaya ditangguhkan sedangkan di data Nyonya Bos tidak ada,” memberikan dokumen itu ke Shankara.
“Jelaskan padaku Bruno,” sorot mata Shankara seperti ingin mematahkan lehernya.
“Ah ituu anu …”
“Selidiki semuanya, serahkan pengerjaan padanya dan kou Bruno berhutang penjelasan !”
“Biaya ditangguhkan itu saya masuk kan karena uangnya hilang,” menelan air liurnya sendiri saking takut.
“Uangnya hilang ? Tidak masuk akal,” Shankara berdiri. Semua orang di sana terpaku diam tidak berani bergerak kecuali bernapas.
“Saya sudah menyelidikinya tapi semua anak buah saya tidak dapat apapun,” terbata-bata.
“Selesaikan dalam 3 hari jika tidak,” menarik kerah Bruno.
“Baik Bos,” mendengar kesungguhan perkataan Bruno Shankara melepaskannya.
“Hah …” bernapas berat lalu mengelap keringatnya.
“Eko lakukan yang harus kamu kerjakan !”
“Baik Bos,” Shankara pergi keruang pribadinya disana.
“Aku suka dia ganas seperti itu,” mata Clone berbinar love-love.
“Kou benar-benar tergila-gila padanya,” Ciptro geleng-geleng kepala.
“Kalian silahkan nikmati,” ucap Dikro merapihkan pakaiannya.
“Kerjakan saja yang diperintahkan Bos aku bisa pergi sendiri !” Eko mau mengikuti Diktro tapi di cegah.
“Permisi Bos,” mengetuk pintu.
“Masuk lah !”
“Sudah lama sekali Bos tidak berkunjung saya membawakan wine terbaik disini,” membawa botol wine yang mahal.
Bar itu adalah milik Dikro, dia mengoleksi berbagai jenis wine dan minuman mahal di tempatnya. Kesukaannya terhadap alcohol membuat Shankara memilih Dikro membuat tempat rahasia sekaligus tempat usaha untuk menutupinya.
“Bos apa saya boleh bertanya ?” Dikro mengumpulkan semua keberaniannya demi menghilangkan rasa penasaran.
“Kata kan !”
“Siapa wanita yang berhasil mendapatkan pria hebat seperti Bos ?” Shankara melirik dingin Dikro.
“Percuma bertanya Bos tidak akan menjawab,” ucap pelan Raymond.
“Bos tidak mau mengatakan pada siapapun kalau dia sudah memiliki istri, terlebih lagi kemampuan Annya cukup bagus.”
“Haha mari minum Bos,” pertanyaan yang tidak dijawab Shankara membuatnya gugup.
“Hanya seorang gadis desa,” jawab nya dingin.
“Tapi pasti Nyonya Bos sangat cantik sehingga Bos tertarik,” Shankara diam dan Dikro merasa semakin gugup.