Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Pertemuan
Arthur masuk ke dalam kamarnya dan melihat bahwa anda baru saja keluar dari ruangan ganti bersama dengan dua orang yang memang di tugaskan untuk merias dirinya. Dia tidak ingin Amanda terlihat jelek di depan banyak orang dan membuatnya malu, maka dari itu dia harus membawa Amanda dengan penampilan yang sempurna.
"Kenapa lama sekali?" tanya Arthur dengan raut wajah datar miliknya ketika melihat Amanda yang baru saja keluar dari ruangan ganti.
"Maaf, tuan kami salah." Amanda langsung kaget dan melihat pada kedua orang yang membantunya untuk berdandan tadi ketika meminta maaf pada Arthur padahal mereka tidak melakukan kesalahan sama sekali.
Bukankah sejak tadi mereka mengerjakan semua itu hingga memakan banyak waktu karena Arthur? dia mengatakan baju ini tidak cocok baju itu tidak cocok hingga akhirnya pilihan pria itu jatuh pada gaun hitam yang dipakainya saat ini. Lalu di mana letak kesalahan mereka.
"Pergi!" usirnya pada mereka hingga kini hanya tinggal keduanya saja yang berada di dalam kamar.
atur berjalan mendekat menghampiri Amanda, lalu menarik pinggang wanita itu hingga tubuh keduanya langsung menempel satu sama lain. Arthur ingin membuat Amanda mengerti apa yang harus di lakukannya saat mereka di luar.
"Tuan,"
"Ingat Amanda! Kau harus paham dan mengerti dengan apa yang aku katakan! Jangan membuat kesalahan apa pun ketika bersama ku di luar sana. Kau harus terlihat seperti wanita yang paling bahagia di dunia ini karena datang ke pesta bersama ku. Kau harus tau, jika di luar sana banyak wanita yang ingin pergi bersama ku, jadi lakukan semua itu dengan baik." ucap Arthur dengan matanya yang terus saja menatap pada mata bening milik Amanda hingga akhirnya dia merasa kalah karena mata itu seperti menariknya semakin dalam.
Arthur takut jika dirinya terjebak di dalam mata itu hingga lupa siapa dirinya. Tidak, Arthur tidak menginginkan hal itu terjadi nanti.
"Ayo pergi!" Arthur mengajak Amanda pergi bersamanya lalu menyambar tas milik wanita itu yang sudah di siapkan di meja dekatnya tadi, sedangkan Amanda terus saja mengikuti apa yang pria itu lakukan saat ini.
Keduanya menjadi perhatian para penghuni rumah karena tanpa di sadari ya, Arthur membawa tas milik Amanda sampai mereka sampai di dalam mobil.
"Di mana perhiasan yang aku beli?" tanya Arthur saat melihat Amanda yang tidak memakai perhiasan apa pun saat ini.
"Tidak ada yang cocok kata mereka dan hanya ini saja yang bisa di pakai." tunjuknya pada hari manisnya yang berhiaskan sebuah cincin berlian yang menurutnya sangat indah.
Arthur melihatnya sekilas lalu mengalihkan pandangannya begitu saja karena dia merasa bahwa itu tidak penting sama sekali. Mereka teru saja diam selama perjalanan menuju tempat acara di langsungkan sampai mereka sampai di tempat tujuan mereka saat ini.
Berbeda di dalam mobil, berbeda pula dengan mereka saat sudah keluar dari mobil. Keduanya sangat harmonis sekali bahkan Arthur merangkul pinggang Amanda dengan begitu mesra menghadiri acara tersebut dan menjadi pusat perhatian banyak orang.
"Tenang, mereka tidak akan berani melakukan apa pun pada mu selagi kau bersama ku, Jadi jangan pernah berani pergi jauh dari ku saat acara seperti ini."
"Iya," jawab Amanda yang membalasnya dengan bisikan karena Arthur pun bicara berbisik seperti itu padanya.
***