"Saya datang kesini, untuk meminta izin ustad untuk menikahi dokter Fajrina, putri anda ustad". Dengan lantang dan tegas elang meneritahu ustad Zaki alasannya datang ke rumah sang ustad
"Kau mau menikahi putri ku?". Ustad Zaki tersenyum
"Iya ustad, izinkan aku menikahinya". Di balik pintu Fajrina sedang mendengarkan pembicaraan pria kurang ajar itu dengan abinya. Fajrina yakin bahwa abinya tak kan menyetujui lamaran itu.
Ustad dzaki menatap netra pemuda itu, beliau tau pemuda itu yakin akan semua yang ia katakan barusan. Lagipula beliau sangat mengenal kedua orang tua pemuda itu, orang tua nya sangat aktif dan selalu menghadiri setiap beliau mengadakan kajian di pondok pesantren yang ketak nya tak jauh dari kediaman beliau.
"Apa kau yakin, elang?". Ustad dzaki kembali bertanya.
"Saya yakin ustad". Elang menjawab mantap
"Baiklah, elang.. bawa semua anggota keluargamu ke sini besok, sehabis isya, aku akan menikahkan kau dengan putriku besok".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qunietha16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TETAPLAH DISINI
"elang". Lusi berteriak kemudian berlari dan memeluk pria itu.
"Lepaskan aku Lusi". Elang mendorong tubuh Lusi
"Apa kau sudah tidak mencintai aku". Lusi terisak.
"Aku telah menikah". Elang mencoba menjelaskan posisinya kembali
"Yang aku tanyakan, apa kau sudah tidak mencintai aku". Elang membuang nafas kasar
"Tidak". Katanya mantap
"Baik,kalau begitu aku mati saja". Kemudian Lusi berlari ke arah mobil yang tengah berlalu lalang. Tak ingin terjadi hal-hal yang tidak di ingin kan dengan cepat elang menarik tubuh Lusi ke pelukan nya. Lusi tersenyum penuh kemenangan
"Ayo, aku antar kau kembali ke hotel". Bisik elang. Kemudian ia berjalan sambil memeluk Lusi. Dari jauh, hati fajrina teriris sakit.
Ia menyesali, mengapa ia menyerahkan segalanya pada elang semalam . Seharusnya ia bisa menahan godaan itu, kini ia telah kehilangan harga dirinya, sedangkan elang tengah memeluk kekasihnya.
Lusi masih menangis di pelukan elang, mereka sudah berada di kamar hotel Lusi. Pikiran elang berkecamuk sekarang, ia mengkhawatirkan istrinya. Namun ia juga mengkhawatirkan Lusi. Bagaimana pun ia masih mencintai Lusi.
"Kau tidurlah, hari sudah sore aku harus kembali ke hotel tempat ku menginap". Ujar elang sambil membelai rambut Lusi
"Tetaplah disini, aku mohon". Lusi makin meng eratkan pelukannya. Elang bingung, ia tak tau apa yang harus ia lakukan. Ia ingin menghubungi istrinya, namun ia tak mau menambahkan kesedihan pada Lusi, tapi ia juga tak bisa membiarkan Fajrina sendirian.
Di kamar lain, Fajrina menangis sendirian di pinggir kolam, suaminya belum juga kembali. Menelepon pun tidak. Ia semakin yakin bahwa dirinya sangat tidak berarti bagi elang.
Hari sudah menjelang malam, elang belum juga kembali. Fajrina belum juga menghentikan tangisnya. Kemudian ia beranjak menuju lemari dan membereskan semua pakaian nya. Ia bersiap untuk pergi . Kemudian ia membuka salah satu aplikasi, ia memesan ticket pulang ke Jakarta.
Jam sudah menujukan pukul 11 malam ketika elang tersadar dari tidurnya, Lusi masih berada di pelukannya saat itu. Elang panik kemudian bangkit
"Kau mau kemana" Lusi menatap elang, matanya mulai berkaca-kaca
"Aku harus kembali, istriku pasti menungguku" tanpa memperdulikan Lusi, elang berlari meninggalkan kamar Lusi , Lusi mengepalkan tangan nya.
Ia bersumpah akan merebut kembali elang dari fajrina.
Elang memasuki kamarnya, kamar itu gelap gulita, ia kemudian menyalakan lampu. Tapi elang tak menemukan Fajrina di sana. Ia mengambil gadget nya kemudian menghubunginya. Berdering namun tak di angkat.
Elang frustasi, hampir 10 kali ini menghubungi Fajrina namun gadis itu sama sekali tak mengangkat nya.
" Dimana kau ?". Elang bertanya dalam hatinya . Kemudian pandangan matanya teralihkan , ia melihat koper Fajrina di sudut kamar, ia membukanya. Elang heran kenapa pakaian Fajrina sudah tersusun rapi di sana. Kemudian ia keluar dan menemui resepsionis hotel itu.
"Apa kau melihat istriku?". Tanya elang
"Ah, istri anda baru 1 jam yang lalu berjalan keluar hotel" ucap resepsionis itu.
"Oh, terimakasih". Elang bergegas menelusuri jalan sekitar hotel. Namun ia tetap tak menemukan Fajrina.
Ia kemudian kembali ke hotel, ketika ia memasuki kamar, ternyata Fajrina tengah bermain air di kolam
"Kau dari mana saja". Tanya elang seraya berjalan mendekati Fajrina. Fajrina tak menjawab. Kemudian elang menyentuh bahu istri nya.
"Jangan sentuh aku". Ucap Fajrina dingin
"Kau kenapa?". Elang kembali bertanya
"Besok aku kembali ke Jakarta". Ujar Fajrina sambil terus bermain air.
"Apa , kenapa kau tak bertanya dulu pada ku?". Elang menatap tajam Fajrina.
"Aku tak perlu persetujuan mu". Fajrina balik menatap elang
"Tentu, aku suamimu". Elang membentak
"Benarkah? .. suami ku?.. tidak ada istri di dunia ini yang rela berbagi suami dengan wanita lain". Fajrina tak gentar
"Apa maksudmu?".
"Kau sangat tau apa maksudku tuan elang yang terhormat !". Fajrina berdiri kemudian berjalan melewati elang
"Tunggu". Elang menarik lengan Fajrina
"Apa lagi!". Fajrina berteriak, matanya beekaca-kaca. Ia mencoba menahan tangisnya
"Apa salah ku".
"Salah mu? Kau tak sadar apa yang kau lakukan padaku , apa harus aku ingatkan ". Fajrina memberontak, melepaskan tangan nya dari elang
"Aku tak melakukan kesalahan apa pun padamu". Elang masih tak sadar akan kesalahan nya.
"Baik, aku akan ingatkan .. kau membiarkan istrimu di hina, kau biarkan dia menangis di jalan dengan pakaian yang basah kuyup, kau lebih memilih memeluk kekasih mu sambil berjalan mengantarnya ke hotel, kemudian bersama nya dari pada menenangkan aku, lalu yang terakhir, kau bahkan menghabiskan waktu sampai selarut ini, apa sekarang kau tau kesalahan mu". Elang terdiam
Fajrina kemudian berjalan dan mengambil kopernya lalu memutar kenop pintu, namun ketika ia akan berjalan keluar, elang kembali menarik tangan nya.
"Aku tak melakukan itu dengan sengaja, ia mencoba bunuh diri tadi, makanya aku melakukan itu, aku memang mengantarnya ke hotel , tapi ketika aku ingin kembali kepadamu ia menahanku". Elang mencoba menjelaskan
"Ya, kau sangat perduli padanya, tapi tidak padaku.. ini semua salahku". Fajrina terisak
"Apa yang kau katakan". Elang memegang bahu Fajrina
"Aku salah karna percaya kepadamu, aku salah karna telah menyerahkan segalanya padamu, perasaan ku, kepercayaan ku, kesucian ku.. tapi ternyata kau lebih perduli pada kekasih mu dari pada aku istrimu" elang menatap Fajrina, ia merasa sangat bersalah
"Aku mohon maafkan aku". Fajrina menghentikan tangisnya kemudian menatap elang.
"Anggap saja apa yang terjadi semalam dan tadi pagi sebuah kesalahan, aku akan pindah kamar, besok aku pulang ke Jakarta, jika kau masih ingin di sini silahkan" Fajrina melangkah keluar dan menghilang di balik pintu
Elang merutuki segala kebodohan nya . Fajrina baru saja mengungkap kan perasaan nya, kenapa elang tak merasakan hal itu sebelumnya. Fajrina bahkan memberikan kesuciannya pada elang karna Fajrina mempercayai nya. Lalu mengapa elang lebih memilih menjaga perasaan Lusi dari pada istrinya
Elang berlari mencoba mencegah kepergian fajrina , ketika Fajrina ini memasuki taksi, dengan cepat elang menarik nya ke dalam pelukan nya
"Aku salah, aku minta maaf.. aku mohon maafkan aku". Dan kejadian itu di saksikan oleh lusi. Ia tak terima, kemudian dengan tergesa gesa ia mendekati elang
"Elang ". Ia berteriak.
Elang dan Fajrina menoleh ke arah Lusi bersamaan. Kemudian Lusi menarik lengan elang agar melepaskan pelukan nya dari Fajrina.
"Sebaiknya kau urus dia, aku pergi dulu". Namun elang malah menggenggam jemari fajrina, menarik nafas panjang dan menatap tajam pada Lusi.
"Mulai saat ini hubungan kita telah berakhir, aku telah menikah, dan ini adalah istriku, aku tak mau lagi berhubungan dengan mu , dan kuharap kau mengerti". Elang mengatakan nya dengan tenang dan lantang.
"Tapi elang, aku tau kau masih mencintai ku". Lusi menatap elang , matanya berkaca-kaca
"Aku sedang mencoba mencintai istriku, semoga kau mengerti ". Kemudian elang mengambil koper Fajrina mengenakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menarik Fajrina agar berjalan mengikutinya.
"Elangggg". Lusi berteriak namun elang tak menghiraukan nya.
,
,.
. . .
, ,. .
,,,
0
, k.,.
,00
0.0
,
0=.