Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
Brakk..
Reza membanting pintu dengan keras. setelah kepergian orang tua dan keponakannya, Reza pergi ke kamarnya dengan perasaan yang amat sangat kesal. Bagaimana tidak, Ibunya selalu membahas tentang jodohnya. Sedangkan Papanya yang memberikan sebuah tanggung jawab pada dirinya mengelola perusahaan yang ada di Malaysia, perusahaan itu hampir sama besarnya dengan perusahaan Rafka. Reza ingin protes pada Papa William, gara-gara dia Reza tak bisa memiliki pasangan karena pekerjaan yang selalu menumpuk, kadang juga harus lembur. jadi, bagaimana dia mencari jodoh kalau begitu terus ceritanya.
" kenapa sih Mama itu yang di bahas selalu aja tentang jodoh, aku sih sebenarnya gampang pengen wanita mana aja tinggal tunjuk, banyak yang antri. Mama sama Papa yang di bahas Cucu-cucu aja, gak tau apa aku juga pengen bikin Anak.. ehh astaga" gerutu Reza dengan memukul mulutnya.
Reza terus berbicara sendiri. Reza menjatuhkan tubuhnya ke Kasur King size nya, di menatap langit-langit kamar dengan mulut yang terus komat Kamit.
"Aku juga pengen kali Nikah. punya anak, membangun sebuah keluarga kecil. Aduh membayangkannya saja aku jadi pengen ijab qobul deh, hihi. Andai Mama ngerti, bukannya aku betah menjadi jomblo. hanya saja, mencari wanita yang tulus dan juga baik itu bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami. zaman sekarang dompet tebal jadi prioritas wanita, sedangkan wanita dengan ketulusan hati itu sudah hampir punah."
"huuh.. daripada aku bingung nyari jodoh, mending aku keluar cari angin aja lah, udah lama si Inul di anggurin."
Inul yang di maksud Reza Adalah motor sport kesayangannya. Reza bangun lalu mengambil jaket kulit serta kunci motornya, dia turun kebawah menuju garasi. sebelum memakai motornya dia menyuruh pelayan membersihkannya, setelah di pastikan semuanya sudah bersih Reza menyalakan mesin motornya melajukan entah kemana arahnya.
...****************...
Mama Ayu melihat Si Kembar sudah tertidur pulas. Mama Ayu menyuruh Papa William membawa Kenzo dan Kenzi kedalam mobil di bantu dengan Kiki yang membawa salah satunya, Papa William dan Mama Ayu pun pamit pada pemilik rumah untuk pulang.
"Karin Terima kasih atas waktunya. Tante senang melihat Si Kembar bahagia bisa bertemu denganmu, mereka tipikal anak yang tidak mudah dekat dengan orang lain. Tapi, denganmu mereka terlihat begitu nyaman" ucap Mama Ayu Tersenyum.
"Sama-sama Nyonya, saya senang dengan kedatangan Si Kembar. jika kalian ingin mampir kesini, kalian tidak usah sungkan pintu rumah ini akan selalu terbuka untuk kalian" jawab Karin dengan tulus.
Sebelum angkat bicara, Papa William melihat Kiki yang masih pakai baju seragam putih abu-abu, yang pastinya Kiki masih Sekolah Menengah Akhir. jadi, dia akan membicarakan sebuah penawaran sebagai tanda terimakasih nya.
" Nak Karin dan Nak Kiki, terima kasih atas Waktunya. maaf kedatangan kami sudah menggangu istirahat kalian, Karin. kami berhutang Budi padamu Nak, sebagai tanda terimakasih kami, Kami menawarkan adik Anda meneruskan kuliah di universitas ternama di Indonesia. Bagaimana? Kiki masih sekolah dan pastinya dia masih muda, lebih baik melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi" saran Papa William pada Karin.
Karin yang mendengar tawaran Papa William hanya tersenyum. dia memang ingin membiayai pendidikan adiknya sampai menjadi sarjana, tapi di sisi lain dia tak ingin menyusahkan orang lain.
"Sebelumnya, saya ucapkan terimakasih tuan atas tawarannya. tetapi saya menolong itu dengan ikhlas tanpa harus ada imbalannya, jadi menurut saya tidak usah, Tuan. saya masih sanggup membiayai pendidikan adik saya" ucap Karin menolak secara halus.
"Jangan menolak. Jika kamu menolak tawaran kami, berarti kau tidak menghargai itikad baik kami sebagai orang tua!" Ucap Papa William kekeh.
Karin menghela nafasnya, Dengan berat hati dia menganggukkan kepalanya.
"Baiklah Tuan, saya menerimanya. Tapi selebihnya lagi saya hanya bisa menyerahkan semuanya pada adik saya, karena dia yang akan melanjutkan pendidikan nya" putus Karin.
Papa William senang karena tawarannya di terima Karin. Sedangkan Mama Ayu hanya menyimak pembicaraan keduanya tanpa ikut campur, dia malah sibuk dengan hp nya mencari nomor Rafka untuk mengirimkan video yang dia rekam tadi.
" Baiklah kalau begitu, terimakasih atas waktunya. untuk itu kami pamit pulang Nak Karin, semoga lekas sembuh kembali" pamit Papa William dan Mama Ayu dengan tersenyum.
Karin dan Kiki membalas senyum dari keduanya. Karin dan Kiki berdiri di depan Rumah sampai mobil yang di kendarai Mama Ayu dan yang lainnya sudah tidak terlihat lagi.
...****************...
Rafka dan Fajar sudah berada di restoran ternama. dimana meeting dengan seorang model papan atas di lakukan sambil makan siang bersama. Rafka yang baru masuk diarahkan seorang pelayan restoran menuju ruang VIP, karena Rafka adalah tamu khusus sekaligus dia selalu meminta ruangan tertutup bila bertemu dengan klien karena menurutnya itu sebuah privasi. Di sana sudah ada seorang model dengan pakaian seksinya tengah duduk di kursi dan seorang asisten yang berdiri di sampingnya.
Model yang tengah duduk itu terkesima melihat penampilan Rafka yang tampan, tubuh atletis, rahang yang tegas. dia pun tersenyum menyambut kedatangan Rafka.
"Mohon maaf jika menunggu lama" ucap Rafka basa-basi
"Tidak tuan, tidak apa-apa. saya juga belum lama datang"Jawabnya santai lalu tersenyum
pembahasan pekerjaan pun di mulai. di saat itu pula sang model mulai menebarkan pesona nya pada Rafka. Rafka menjelaskan produk peluncuran yang akan dia launching kan , dia juga di bantu Fajar selaku asisten yang menjelaskan kontrak kerja dengan model itu.
"Semuanya sudah di jelaskan, jika ada yang kurang paham atau ada pertanyaan tentang pekerjaan dan kontrak kita?" jelas Rafka.
"Tidak ada Tuan, semuanya sudah jelas" jawab model itu dengan senyum terbaiknya.
"Jika tidak ada, mari kita makan" ucap Rafka.
Semua orang yang ada di ruang VIP itu mulai menyantap makanannya, selama makan berlangsung model itu mencuri pandangnya pada Rafka. sedangkan Rafka dia hanya sibuk dengan makanannya.
"Semuanya sudah beres dan tidak ada yang perlu di bahas lagi, terimakasih atas waktunya. kalau begitu, saya dan asisten saya pamit undur diri" ucap Rafka.
Rafka yang hendak pergi menjadi diam kembali saat ada tangan yang memegangnya.
"Tuan Rafka, kenapa buru-buru? tidakkah kita bisa mengobrol barang sebentar" cegah si model.
"Maaf Nona Vita, saya masih punya kesibukan lainnya. Dan untuk masalah pekerjaan anda bisa menghubungi asisten saya." tolak Rafka.
Model yang bernama Vita itu melepaskan tangannya dari tangan Rafka. Rafka langsung pergi di ikuti Asistennya Fajar yang mengekor di belakangnya, sedangkan Vita mendengus kesal karena penolakan Rafka.
'baru sekali ini ada yang menolak pesonaku, Menarik.' batin Vita tersenyum miring.