NovelToon NovelToon
Diselingkuhi Dokter, Dipinang Pemilik Rumah Sakit

Diselingkuhi Dokter, Dipinang Pemilik Rumah Sakit

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Isti arisandi

Kinanti, seorang dokter anak yang cerdas dan lembut, percaya bahwa pernikahannya dengan David, dokter umum yang telah mendampinginya sejak masa koass itu akan berjalan langgeng. Namun, kepercayaan itu hancur perlahan ketika David dikirim ke daerah bencana longsor di kaki Gunung Semeru.

Di sana, David justru menjalin hubungan dengan Naura, adik ipar Kinanti, dokter umum baru yang awalnya hanya mencari bimbingan. Tanpa disadari, hubungan profesional berubah menjadi perselingkuhan yang membara, dan kebohongan mereka terus terjaga hingga Naura dinyatakan hamil.

Namun, Kinanti bukan wanita lemah. Ia akhirnya mencium aroma perselingkuhan itu. Ia menyimpan semua bukti dan luka dalam diam, hingga pada titik ia memilih bangkit, bukan menangis.

Di saat badai melanda rumah tangganya datanglah sosok dr. Rangga Mahardika, pemilik rumah sakit tempat Kinanti bekerja. Pribadi matang dan bijak itu telah lama memperhatikannya. Akankah Kinanti memilih bertahan dari pernikahan atau melepas pernikahan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Kembali pulang

“Mas David!!”

Teriakan itu meluncur dari bibir Kinanti, penuh semangat dan rasa rindu yang tak lagi bisa ia simpan. Tubuhnya yang sedikit membesar karena usia kandungan yang mulai memasuki bulan kelahiran tetap ringan saat ia berlari kecil ke arah halaman rumah dinas.

David yang baru turun dari mobil taxi tertegun sejenak, senyum lebar langsung mengembang di wajahnya yang letih. Dua minggu tanpa melihat Kinanti tanpa mendengar suaranya secara langsung, tanpa mengelus perutnya yang dulu terasa datar tapi kini menjadi sarang kehidupan kecil yang sangat mereka nantikan adalah siksaan tersendiri.

Tanpa ragu, David membuka kedua lengannya. Kinanti langsung memeluknya dengan erat. Wajahnya menempel di dada suaminya yang hangat, dan ia menutup matanya sejenak, menikmati aroma tubuh David yang sangat ia rindukan. Sebaliknya, David pun memejamkan mata dan membenamkan wajahnya ke leher Kinanti yang harum. tubuhnya sedikit membungkuk supaya bisa sejajar dengan sang istri.

“Wangi sekali” bisiknya, sambil mencium pelan aroma tubuh Kinanti.

Kinanti tersenyum lebar, senyum yang khas dan selalu berhasil membuat jantung David berdebar pelan.

“Parfum baru,” ujar Kinanti pelan, senyum mengambang di wajahnya. “Tapi wangi alami ibu hamil juga kayaknya ada pengaruhnya ya?”

David tertawa pelan. Ia menatap istrinya, yang meski hanya memakai daster longgar motif bunga, tetap terlihat sangat cantik di matanya. “Kamu nggak butuh parfum, Bebe. Kamu emang selalu wangi dan menenangkan.”

“Bebe” adalah panggilan manja David untuk Kinanti sejak wanita itu mulai hamil. Awalnya Kinanti protes karena terdengar lucu, tapi lama-lama ia terbiasa dan malah merasa ada cinta yang sangat kental dari panggilan itu.

“Mas, ayo masuk. Aku udah masak banyak banget hari ini!” ucap Kinanti sambil menarik tangan David.

David melirik ke arah dapur yang terbuka, dan aroma lezat memang menguar kuat dari sana. Perutnya yang sejak tadi keroncongan langsung bereaksi.

“Kamu kan hamil Bebe, ngapain harus masak sebanyak ini, kamu aka lelah,” tanya David sambil menatapnya heran. “Kita kan bisa beli makanan, tinggal pesan aja.”

“Mas!” seru Kinanti manja. “Mas udah dua minggu nggak pulang. Aku kangen masak buat kamu. Dan… aku tahu kamu pasti kangen seafood, jadi hari ini kamu boleh makan sepuasnya. Tapi cuma hari ini!” ujarnya sambil menunjuk ke arah meja makan yang sudah penuh.

Meja itu tampak meriah. Ada udang saus padang, cumi goreng tepung, kerang hijau tumis pedas, dan sambal terasi yang warnanya menggoda. Di tengah meja ada nasi hangat dalam wadah anyaman bambu, dan dua gelas besar jus mangga segar.

David menggaruk kepala sambil menelan ludah. “Waaaa, sedap sedap sedap.” serunya dengan nada menggoda, menirukan tokoh kartun favorit mereka berdua. Kinanti tertawa senang.

“Cuci tangan dulu, atau lebih baik mandi dulu Mas, baru boleh makan!” Kinanti melipat tangan di dada dengan wajah sok galak.

“Baik, Komandan Ibu Hamil!” sahut David, lalu mencondongkan tubuhnya dan mencium kening Kinanti. “Mas mandi dulu ya, biar bisa cepet makan hidangan istimewa dari Bebe tercinta.”

Sebelum masuk ke dalam, David sempat membungkuk dan mengelus pelan perut Kinanti. “Eh, kamu udah tendang-tendang ya? Ayah pulang lho… jangan cuek,” bisiknya pada perut Kinanti.

Kinanti tersenyum haru. “Sejak tadi dia aktif banget. Kayaknya tahu ayahnya pulang.”

David menatap perut itu dengan lembut, lalu mengecupnya pelan sebelum akhirnya melangkah masuk ke kamar mandi.

Setelah mandi, David keluar dengan kaos santai dan celana pendek, rambutnya masih basah. Aroma sabun bercampur dengan wangi tubuhnya menguar ke seluruh ruangan. Ia terlihat jauh lebih segar.

“Siap makan.” serunya sambil mengangkat kedua tangannya. di rumah, Davit terlihat begitu menyenangkan.

Kinanti sudah duduk menunggu, wajahnya berseri seperti bulan sabit. Mereka duduk berdampingan di meja makan, dan David langsung mencicipi satu per satu hidangan.

“Hhhmmm… ini! Ini yang paling aku kangenin!” serunya saat menyuap cumi goreng tepung yang renyah.

“Yakin Mas kangen masakanku?” tanya Kinanti, tersipu malu.

David mengangguk mantap. “Bukan cuma rasa makanannya yang enak, tapi karena ada kamu yang masak, itu yang bikin semuanya terasa lebih nikmat.”

Kinanti tersenyum sambil menyuapi David udang saus padang. “Pelan-pelan makannya, Mas. Nanti kolesterol.”

David pura-pura cemberut. “Lho, tadi kamu sendiri yang bilang boleh makan banyak!”

“Ya tapi bukan berarti rakus juga!” balas Kinanti sambil tertawa.

Mereka menikmati makan malam itu dengan obrolan ringan dan candaan kecil. Di sela-sela makan, David sesekali mengelus perut Kinanti. Ia juga bercerita saat hari-hari yang dia lewati ketika dikirim ke gunung Semeru, bertemu orang-orang baru, hingga kejadian lucu. Sebelum bertemu Naura dia begitu sering menemui para pasien bencana, menghibur dan memberi semangat

Kinanti mendengarkan semuanya dengan antusias. Ia menyela dengan pertanyaan, tertawa di bagian lucu, dan memberikan komentar di bagian serius. Rumah dinas yang biasanya sepi, malam itu dipenuhi suara tawa mereka berdua.

Setelah makan malam, mereka pindah ke ruang tengah. Kinanti menyandarkan kepala di bahu David sambil mengelus perutnya. Lampu ruangan dibiarkan redup, dan hanya cahaya dari TV yang menyala menampilkan film lama favorit mereka.

“Mas…”

“Hm?”

“Kalau nanti si kecil lahir, Mas tetap mau bantu bangun malam kan?”

David meliriknya dan mengangguk mantap. “Kamu pikir Mas tega biarin kamu bangun sendirian? Mas pengin jadi ayah yang aktif. Bahkan Mas udah siapin daftar lagu pengantar tidur.”

Kinanti tertawa pelan. “Mas pasti nyanyinya fals.”

“Biarpun fals, yang penting niatnya. Lagipula, siapa tahu anak kita jadi penyanyi hebat karena sering dengar suara sumbang bapaknya.”

Kinanti tertawa hingga perutnya bergerak. Gerakan si kecil terasa lagi. Ia mengambil tangan David dan meletakkannya di atas perutnya.

“Rasain, Mas. Dia nendang lagi.”

David meletakkan telapak tangannya dan merasakan dorongan kecil yang lembut. Matanya membulat, lalu menatap Kinanti dengan binar haru. “Ya Tuhan, gerakannya makin terasa … dia benar-benar ada…”

Kinanti menatap suaminya dengan air mata yang mulai menggenang. “Iya, Mas… anak kita. darah daging kamu."

Mereka saling menatap dalam diam, seolah tak ada kata yang cukup untuk menggambarkan perasaan mereka saat itu. Cinta yang dulu hanya milik dua orang kini tumbuh menjadi cinta yang lebih besar, cinta untuk keluarga kecil mereka yang sedang tumbuh.

Malam itu mereka tidur lebih awal. Kinanti bersandar di dada David, dan jari-jarinya saling bertaut dengan tangan suaminya. Sebelum tidur, Kinanti membaca surat pendek dari Al-Qur’an doa agar dirinya dan si kecil selamat saat lahiran.

“Mas…”

“Hm?”

“Kalau anak kita laki-laki, mau dikasih nama siapa?”

David mengangkat alis, berpikir sejenak. “Mungkin… Raka Adinata. Kuat, tapi lembut.”

“Kalau perempuan?”

David menoleh dan menatap mata Kinanti dalam-dalam. “Kalau perempuan… namanya harus secantik kamu. Mungkin… Kirana Almeera. Cahaya yang penuh kelembutan.”

Kinanti tersenyum lebar, lalu mengecup pipi suaminya. “Nama-nama itu indah.”

“Seperti doa-doa kita yang diam-diam selalu kita panjatkan.”

Malam itu, rumah kecil mereka dipenuhi rasa syukur. Tak perlu liburan mewah atau hadiah mahal, karena pulang dan saling mencintai adalah keindahan yang tidak tergantikan.

Dan Kinanti tahu… selama ia punya David, dan David punya dirinya serta anak dalam kandungannya hidup akan selalu terasa penuh warna.

"Bip bip bip."

Ponsel David bergetar. Karena jaraknya yang paling dekat dari ponsel adalah Kinanti, Kinanti hendak meraih.

"Gak usah diangkat, biar aku aja, paling juga Yusuf."

Tangan Kinanti pun terhenti di udara, David langsung bangkit dari sofa.

1
Rahmi
Lanjutttt
Rian Moontero
lanjuuuuttt/Determined//Determined/
Yunia Spm
keren
Yunia Spm
definisi ipar adalah maut sebenarnya....
watini
badai besar siap menghancurkan davit naura.karna kebusukan tak kan kekal tersimpan.moga Yusuf ga jadi nikahin Naura,dan mendapatkan jodoh terbaik.
watini
suka cerita yg tokoh utamanya wanita kuat dan tegar.semangat thor,lanjut
Isti Arisandi.: terimakasih komentar pertamanya
total 1 replies
Isti Arisandi.
Selamat membaca, dan jangan lupa beri like, vote, dan hadiah
Isti Arisandi.: jangan lupa tinggalkan komentar dan like tiap babnya ya...😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!