Godaan Pelakor

"Sayang kamu masih marah pada ku," ucap Aden yang menyusul Alive ke kamar mandi.

"Dia masih bekerja di sini.."

"Ya iya dong sayang, aku kan bukan pemilik perusahaan ini, bagaimana mungkin aku bisa menyingkirkan nya dari sini, tapi kamu tenang saja aku sudah tidak bekerja sama lagi dengan nya. Dia sudah berbeda devisi, hanya itu yang bisa aku lakukan sayang."

"Hmmmm," gumam Alive.

Aden memeluk Alive dari belakang. Ia benar-benar menyesal dengan apa yang ia lakukan selama ini, beruntung Alive sedang hamil jadi Alive tidak bisa pergi meninggalkan nya.

"Sayang kamu tida ingin aku usap perut nya. Kan biasa nya kalau sedang hamil ingin di manja," ucap Aden.

Alive hanya memejamkan mata nya saat Aden memeluk perut rata nya. Memang rasa nya benar-benar sangat nyaman sekali, memang ia sangat perlu di manja oleh Aden.

"Sayang.."

"Aku tau maksud kamu, tapi aku sedang hamil trimester pertama, aku tidak bisa memberikan mu jatah," kata Alive.

Alive sudah menyetop jatah sejak seminggu lalu, ia tau pasti Aden sudah kedutan tidak mendapatkan pelayanan, apalagi ia sudah tidak bermain dengan wanita lain lagi.

"Tidak papa, aku bisa mengeluarkan nya sendiri, aku tidak ingin membahayakan anak kita," ucap Aden.

Alive membalik tubuh nya dan memeluk Aden dengan erat, ia benar-benar lelah dengan semua ini. Ia sangat ingin sekali berbaikan dengan keadaan.

Aden membawa Alive ke kamar di ruangan itu untung saja mamah dan Joshua sudah pergi dari ruangan nya, jadi Aden tidak perlu takut mereka berdua sedang menunggu.

"Aku mencintaimu sayang, maafkan kesalahan ku ya.." Aden membaringkan tubuh Alive dan kembali memeluk nya. Sudah seminggu lama nya ke dua nya tidak pernah seperti ini lagi. Aden dapat mengerti karena Alive pasti memerlukan waktu untuk memaafkan kesalahan nya.

"Gadis murahan, ups kau sudah bukan gadis aku lupa," ucap Joshua.

"Ada masalah untuk mu, aku melakukan nya dengan suka sama suka, jadi bukan sepenuhnya kesalahan ku," kata Fira.

"Aku tidak peduli, mau kau yang salah, atau Aden yang salah tetap saja kau sangat hina di mata ku. Aku tau kau teman mantan istri ku, pantas saja dia berubah teman nya seperti ini."

"Oh ya aku ingat, kau mantan suami nya Tika kan. Hahaha pria miskin itu kan. Yang bekerja hanya sebagian dokter, bagaimana Tika tidak selingkuh dari mu, sudah miskin pelit lagi."

"Kalian berdua memang sama saja, jangan sampai ucapan mu membuat mu hancur." Joshua pergi meninggalkan Fira.

Fira tidak menggubris apa yang Joshua katakan Ya memang Joshua tidak kalau tampan dari Aden tetapi Joshua tidak sekaya Aden. Ia sangat memerlukan kekayaan Aden untuk gaya hidup nya

"Alive, kau pikir kau bisa mengambil Aden dari ku, jangan harap ya. Aku akan mengambil nya kembali dari mu," ucap Fira.

Alive dan Aden pulang bersama, mereka berdua berpapasan dengan Fira yang membuat Aden dag dig ser. Ia takut akan terjadi pertempuran besar di antara ke dua nya.

Aden menggandeng Alive dan langsung masuk ke dalam lift. Alive benar-benar jijik melihat wajah Fira yang membuat benar-benar tidak tau diri.

"Murahan," ucap Alive.

Fira yang mendengar hal itu langsung ikut masuk ke dalam lift.

"Apa kata mu," ucap Fira.

"Fira, pergi sana."

"Murahan," ucap Alive.

"Hahaha aku memang murah tapi suami my kau dengan ku," kata Fira.

"Sudah sayang.." Aden langsung memeluk Alive.

"Sampah memang cocok dengan sampah," ucap Alive.

"Oh iya, bagus lah. Kau mengatakan suami mu sendiri sampah."