Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Senin pagi, hari ini seperti biasa kami kumpul di ruang makan untuk sarapan, di tengah kami sarapan Farhan mendapat panggilan telpon dari kantor yang menyuruhnya untuk segera datang, karena klien dari luar negri datang untuk mengajaknya kerja sama.
Kabar gembira tentu untuk suami ku yang sudah sejak lama menanti kerja sama dengan perusahaan luar negri.
Farhan yang tengah sarapan langsung bergegas ke kantor tanpa mengahabiskan sarapannya.
"ada Han, kelihatannya kamu buru-buru" tanya ayah mertua
"Alhamdulillah yah, hari ini klien dari luar negri datang ke kantor kita, untuk mengajak ku kerjasama dengan perusahaannya"
"Alhamdulillah, bagus kalo begitu"
"iya yaah, Farhan berangkat dulu" ujar Farhan yang beranjak dari ruang makan dengan buru-buru
Farhan berangkat ke kantor dengan wajah gembira karena mendapat kabar baik yang selama ini dia nanti-nantikan, kerjasama dengan perusahaan luar negri adalah impiannya sejak lama.
"yah, apa kalo bekerjasama dengan orang luar negri Farhan juga ikut kesana?" tanya ku
"mungkin" jawab ayah mertua
Aku tak terlalu mengerti di bidang bisnis, tapi aku ikut senang jika suami ku bahagia walau aku tidak tau sebab kebahagiaannya.
setelah kami selesai sarapan ayah mertua meminta ku untuk keluar membeli rokok untuknya.
Aku pergi ke warung yang tak jauh dari rumah ayah mertua, warung kecil yang menjual berbagai macam kebutuhan itu,aku bertemu dengan wanita hamil yang sedang membeli susu.
"sudah berapa bulan kandungan mu Widya" tanya pemilik warung kepada wanita hamil bernama Widya
"sudah 7 bulan Bu Arin" jawab wanita hamil itu
setelah wanita hamil itu pergi, pemilik warung itu bercerita kepadaku, kalo wanita tadi adalah mantan suami ku.
Widya adalah tetangga Farhan yang dulu pernah menjalin hubungan asmara bersama suamiku.
"kamu tau wanita tadi yang sedang hamil itu?" tanya pemilik warung kepada ku
"tidak" jawab ku karena memang aku tidak tau
"dia adalah mantan kekasihnya Farhan suami mu, yang dulu sempat akan di nikahkan dengan Farhan oleh ayah mertua mu, tapi karena Widya hamil oleh laki-laki lain pernikahannya di batalkan"
"dia warga sini?" tanya ku
"iya dia asli kampung ini, apa suami kamu tidak pernah menceritakan soal dia dan mantan kekasihnya itu?"
"tidak, Farhan tidak pernah bercerita tentang masa lalunya, lagian bagi ku juga tidak terlalu penting untuk mengetahuinya"
"maaf jika Tante membahas masalalu suami mu" ujar pemilik warung
"tidak apa kok" sahut ku
Setelah aku membeli rokok yang ayah mertua ku minta, aku bergegas kembali kerumah dengan hati yang masih kepikiran dengan wanita hamil mantan kekasih suami ku.
Sesampainya aku di rumah, aku bertanya kepada ayah mertua tentang Widya, wanita yang baru saja aku temui di warung tempat aku membeli rokok.
"yah, ada yang mau ayu tanyakan sama ayah"
"apa yang ingin kamu tanyakan?" tanya ayah sembari membuka bungkus rokok
"tadi saat aku ke warung membelikan ayah rokok, aku bertemu wanita yang sedang hamil, namanya Widya, kata pemilik warung dia adalah mantan kekasihnya Farhan yang dulu sempat akan di nikahkan dengan Farhan, betul kah itu?"
"hihihi, emang dasar Bu Arin mengungkit masalalu orang"
"betul kah yah dia adalah mantan kekasihnya Farhan?" tanya ku lagi
"iya dia memang mantan kekasihnya Farhan, yang dulu sempat ayah akan nikahkan dengan farhan, tapi saat ayah sudah nentuin tanggal pernikahan mereka, sosok laki-laki datang dan memberi tahu ayah dan juga Farhan, kalau Widya sedang mengandung anaknya"
"berarti wanita itu hamil di luar nikah?"
"iya begitu lah kira-kira" ujar ayah mertua sembari membakar rokoknya
"itu sudah menjadi masalalu, jadi ayah sarankan jangan tanyakan itu kepada suami kamu, yang ada nanti dia malah marah kalo kamu mengungkit masa lalunya"
"iya yah ayu juga tau makannya ayu nanya ke ayah, ayu juga ngerti pasti Farhan masih terbayang dengan masalalunya bersama Widya" ujar ku
"ya udah sekarang ayah mau nanya sama kamu, apa kamu sudah pernah cek ke dokter?" tanya ayah mertua
"cek apa?" aku balik bertanya
"iya cek apa kamu ada tanda-tanda hamil gitu, ayah sudah tak sabar ingin menggendong cucu"
Ucapan ayah membuat ku kaget, ayah mertua bertanya tentang cucu kepada ku, bagaimana aku harus menjawab?, sedangkan aku tak pernah bersetubuh dengan suami ku.
"mmmmm, ayu belum hamil yah" jawab ku
"ya kamu coba cek dulu"
"tapi yah aku sama Farhan belum lama menikah, jadi belum waktunya aku hamil"
"ayah melihat kamu sama sekali tidak punya keinginan untuk punya anak, apa masalahnya? kamu takut tidak bisa mengurusnya?, jika memang itu alasannya ayah yang nanti akan mengurus anak mu"
"bukan seperti itu yah, ayu pingin kok punya anak tapiii" belum selesai aku bicara
"tapi apa"
"ayu mau jujur sama ayah takutnya ayah marah sama ayu"
" marah kenapa, apa alasan ayah akan marah sama kamu"
"sebenarnya aku dan Farhan tidak pernah melakukan hubungan suami istri selama kita menikah, maka dari itu ayu belum juga hamil yah" jawab ku dengan polosnya
"apaaaaaa, astaga kalian ini apa-apaan, lalu kalian menikah untuk apa?" ayah kaget mendengar kata-kata ku
"Farhan tidak mau berhubungan badan dengan ku yah, dia menikahi ku bukan untuk di jadikan istrinya, tapi pernikahan ku dengannya hanya status saja"
"asal kamu tau ya, ayah menikahkan kamu dengan Farhan untuk mewujudkan keinginan ayah untuk menjadi seorang kakek, ayah rela melunasi hutang orang tua mu yang nominalnya puluhan juta, tapi apa? kamu tidak mau mewujudkan keinginan ayah, darrrrrrrrr" ayah menendang meja
"hiks,,,,,hiksss, aku minta maaf yah" aku menangis karena takut dengan amarah ayah mertua
"ayah tidak mau tau, jika dalam waktu 2 bulan kamu belum hamil juga, kamu nanti tau akibatnya" kata-kata ayah mertua yang seakan mengancam ku
Aku masuk ke kamar dengan wajah yang basah oleh air mata, amarah ayah mertua, membuat ku merasa ketakutan.
didalam kamar aku bersandar di pintu dan duduk dengan memeluk kedua kaki ku.
Aku tidak tau harus berbuat apa, bagaimana aku bisa meredam amarah ayah mertua, bagaimana aku bisa mewujudkan keinginannya sedangkan anaknya tidak mau melakukan hubungan badan dengan ku.
Aku berada di posisi sulit, di satu sisi suami ku yang tak ingin menyentuh ku, disisi lain ayah mertua menginginkan cucu dari ku,apa yang bisa aku lakukan.
"tok,,,tok" suara pintu kamar ku
Aku membuka pintu dimana ada Tante Ida yang datang ke kamar ku, karena dia mendengar ayah mertua yang marah kepada ku.
Tante Ida masuk dan memeluk ku, mengelus bahu ku dan mencium kening ku.
Seorang Tante yang sudah menjadi ibu kedua ku datang untuk menenangkan hati ku.
"kamu yang sabar, hapus air mata mu, Tante percaya kamu adalah wanita kuat"
"aku harus bagaimana Tante, aku benar-benar bingung, hiksss,hiksss" ujar ku dengan tangisan
"Tante dengar apa yang tadi ayah mertua kamu katakan, wajar saja jika dia marah, karena dia mungkin benar-benar berharap sama kamu, sekarang tugas kamu hanya menuruti perkataannya, beri dia seorang cucu"
"bagaimana aku bisa mewujudkan keinginannya Tante, suamiku tidak pernah mau melakukan itu dengan ku,, hiks,,,, hikss"
"Tante ngerti posisi kamu sekarang benar-benar sulit, tapi Tante yakin kamu bisa melewati semua ini, nanti kalau suami kamu pulang katakan apa yang tadi ayah mertua kamu katakan, bilang pada suami mu kalau ayahnya sangat mengharapkan cucu darinya"
"hiks,,,, hiksss,,,," tangis ku
Aku mencoba menenangkan diriku dengan menangis sekeras mungkin, wajah ku berlinang air mata membasahi baju Tante Ida yang memeluk ku sembari mengelus rambutku.
aku berada di posisi tersulit sepanjang hidup ku, sebuah permintaan ayah mertua membuat ku merasa seakan di paksa untuk mewujudkan keinginan yang sulit untuk aku lakukan.
didalam kamar aku duduk dengan Tante Ida berpelukan dengan mata yang terus meneteskan air mata.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.