Jodoh seorang manusia tidak ada yang mengetahui nya begitu pun yang di alami gadis bernama alanna.
Alanna adalah gadis periang yang memiliki kehidupan yang biasa, berubah drastis saat bertemu dengan seorang lelaki pendiam misterius bernama Zack Ibrahim.
Kisah kehidupan dan cinta alanna yang penuh dengan lika-liku, pernikahan yang di dasarkan atas sebuah tragedi dan rasa bersalah.
Alanna yang mencintai zack.
Zack yang memiliki masa lalu yang membuat nya trauma untuk mencintai.
Mampukah alanna menjalani kisah cinta dan kehidupan nya bersama zack ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naina dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Lama Alanna berdiri di depan pintu rumah nya, tidak tahu apa yang akan terjadi dan bagaimana reaksi Ibu nya melihat dirinya sekarang yang tampak berantakan.
Akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, Alanna tidak bersuara saat membuka pintu dan mendapati Ibu nya yang sedang duduk santai di kursi sambil menonton televisi di ruang tengah.
Menyadari kehadiran Alanna ibu pun menengok. "Sudah pulang dari nonton sama Ayu dan Gita ? " tanya Ibu melihat Alanna masuk. "Apa yang terjadi dengan mu Alanna ?! " tanya Ibu panik berdiri mendekat setelah melihat dengan jelas keadaan Alanna.
Melihat reaksi Ibunya membuat Alanna tidak tahan untuk tidak menetas kan kembali air mata nya yang sempat berhenti. Berlari memeluk Ibu menumpahkan semua kemarahan, kesedian dan penyesalan yang di rasakan nya.
" Ibu...., ibu..... ." Hanya itu kata yang bisa Alanna keluar kan dari mulut di sela-sela tangisannya.
Tanpa di jelaskan Alanna, naluri seorang Ibu bisa merasakan dan mengetahui apa yang terjadi pada anaknya.
"Siapa yang melakukan nya nak ? " tanya Ibu berusaha tenang di sela tangisan nya melihat musibah yang terjadi pada anaknya, walaupun susah. Hati seorang ibu mana yang tidak hancur melihat keadaan anak nya seperti ini.
Alanna hanya menggeleng kepala belum bisa menjawab pertanyaan Ibu nya. Ibu kemudian membawa Alanna untuk duduk di kursi menenangkan Alanna yang masih menangis.
"Apa yang terjadi Alanna, kenapa sampai bisa seperti ini ?" tanya ibu kembali.
"Saya hanya ingin membantu orang itu, tapi ini balasan atas niat baik ku. " Alanna berkata tapi tidak di mengerti oleh ibunya. "Apa salah ku ibu ? " ratap Alanna di sela tangisan nya.
"Bukan salah mu nak, bukan salah mu, kau hanya berada pada tempat dan situasi yang salah." Ibu pun ikut menangis meratapi nasib anaknya.
Memeluk Alanna dengan erat memberikan kekuatan pada Alanna untuk kuat dan bisa melewati cobaan hidup nya, menenangkan diri Alanna.
Entah sudah berapa lama mereka berpelukan, merasa Alanna sudah sedikit tenang ibu melepas pelukannya. "Tunggu Ibu buat kan air hangat untuk kau mandi. " Ucap Ibu berdiri menuju dapur, tidak lama kemudian muncul kembali dari dapur. "Mandi dulu nak, agar badan mu tidak terlalu sakit." Ibu membujuk Alanna untuk segera membersihkan badannya.
Masih terisak-isak, Alanna berjalan menuju kamar mandi. Saat mandi Alanna menggosok semua dengan kuat bekas ciuman Zack yang bertanda di tubuhnya sampai memerah dan terasa perih, merasa jijik dengan tubuh nya sendiri.
"Alanna kau baik-baik saja nak ? " tanya Ibu cemas dari balik pintu karena sudah lebih dari dua puluh menit alanna berada dalam kamar mandi.
Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, Alanna keluar dari dalam. "Ibu, saya ingin langsung tidur saja. " Alanna berkata dengan nada tidak bersemangat.
"Iya tidur lah, kau butuh istirahat nak. " Jawab Ibu seraya mengusap penuh sayang kepala Alanna walaupun masih banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan tentang keadaan yang terjadi pada anaknya.
Berbaring di tempat tidur nya tidak membuat Alanna langsung tertidur, hanya menatap kosong ke arah langit-langit kamar tidur nya, antara percaya dan tidak dengan keadaan yang menimpa dirinya, terbayang kembali kejadian yang terjadi di dalam kamar Zack membuat tanpa sadar Alanna kembali menangis tersedu-sedu, Ibu yang mendengar dari luar hanya bisa terisak menahan tangis mendengar suara tangisnya pilu Alanna.
Lama kemudian baru berhenti terdengar suara tangisan Alanna, tanpa sadar tertidur karena lelah tubuh dan pikiran.
Alanna terbangun oleh suara panggilan ibu dari luar kamar. "Bangun Alanna, sudah pagi nak." Ibu memanggil. "Kau harus sarapan. " Sambung Ibu.
Alanna bangun dan merasakan sakit di seluruh badannya, berjalan menuju pintu kamar. "Ibu, Alanna malas untuk sarapan." Ucap Alanna saat membuka pintu.
"Tapi kau tetap harus makan walaupun hanya sedikit." Bujuk Ibu pada Alanna.
"Baiklah. "
"Ibu sudah menghubungi Gita, memberitahu kalau kau belum bisa masuk kerja. " Ibu berkata saat mereka sudah berada di meja makan.
"Ibu bilang saya tidak masuk kerja karena apa ?"
"Ibu bilang kau sedang sakit." Jelas Ibu
"Bagus lah. "
"Alanna." Ibu berkata minta perhatian penuh Alanna pada nya.
"Ya Ibu ?" sahut Alanna mengangkat pandangan dari piring makanan nya ke Ibu yang serius menatap nya.
"Sudah bisa kau ceritakan pada Ibu kejadian kemarin ? " tanya Ibu serius.
"Saya masih belum mau mengingat kembali kejadian itu bu. "
"Kau tidak ingin melaporkan nya ke polisi nak ?" saran Ibu.
"Saya malu kalau sampai orang tahu, saya ini wanita bekas pemerkosaan. Apa nanti yang tetangga, teman-teman di hotel dan para tetangga bilang, saya tidak ada muka lagi untuk keluar rumah jika orang tahu. " Alanna berkata penuh kekhawatiran.
"Mungkin ini cobaan hidup mu nak." Ibu berkata seraya mengusap pipi Alanna. "Yang sabar nak, jika ayah mu masih ada...." Ibu berkata dengan wajah sedih.
"Ini sudah menjadi nasib ku bu, menangis dan marah tidak akan mengubah apapun, saya sudah menerima nya." Alanna berkata pasrah. "Tapi saya tetap lah hanya manusia biasa yang pasti masih merasa tidak adil kenapa kejadian seperti ini menimpaku." Tidak terasa air mata Alanna kembali menetes.
"Sabar nak, tidak selamanya hujan badai berlangsung pasti akan berhenti dan setelahnya akan muncul pelangi yang indah. " Nasehat Ibu.
"Saya masuk kamar dulu. " Alanna bangkit dari kursinya.
"Tapi makanan mu belum kau habiskan." Protes Ibu melihat makanan Alanna yang masih banyak.
"Maaf Bu, saya tidak ada ***** makan." Berjalan menuju kamar nya, Ibu hanya bisa menatap sedih dengan keadaan yang di alami anak nya.
Seharian Alanna hanya duduk termenung di tempat tidur dalam kamar menatap keluar melalui jendela kamar nya, banyak yang dia pikir kan berusaha tenang menghadapi masalah yang dia hadapi, kemungkinan terjauh yang di pikirkan nya adalah hasil dari kejadian kemarin, banyak kasus anak yang lahir dari kejadian seperti ini dan jika betul terjadi apa yang akan dia lakukan pikir Alanna.
Tersadar dari lamunan karena bunyi handphone yang terletak di meja rias memaksa Alanna untuk berdiri, mengambil handphone dan terkejut dengan nama yang tertulis di layar handphone. Panggilan masuk dari Zack Ibrahim.
Alanna hanya terus memandang layar handphone tanpa niat untuk menjawab panggilan itu sampai panggilan yang kedua berakhir. Tak lama di susul bunyi nada sms masuk saat Alanna akan meletakkan handphone kembali di atas meja, Alanna membuka sms masuk dan ternyata masih dari Zack.
|| Alanna kita harus bertemu dan berbicara ||
Alanna hanya membaca tanpa membalasnya kemudian masuk SMS berikut nya dari Zack.
|| Tolong krim alamat rumah mu, saya ingin menemui, saya menghubungi pihak hotel tapi mereka tidak memberikan alamat mu ||
|| Tolong jangan ganggu saya lagi, saya harap kejadian kemarin pertemuan terakhir kita ||
Setelah membalas sms dari Zack Alanna mematikan handphone nya.
" Cukup di sini dan hari ini orang bernama Zack Ibrahim ada di hidup ku. " Gumam Alanna menghapus air mata dengan kasar dari pipinya yang entah sudah berapa kali keluar sejak kejadian itu.
Apalagi dalam 1 kalimat & berbicara dg org yg sama.