CEO paling disegani meninggal dan bangun di tubuh Anggun, putri yang sudah dilupakan semua orang.
Bagaimana bisa Anggun mendapatkan kerja sama dengan Alvin?
Dari mana kemampuan bahasa inggris,, oh, dia juga bisa bahasa arab?
Gawat!
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Mengambil alih jeputusan
'Aku harus memperlihatkan pada Alvin bagaimana aku adalah perempuan yang selain cantik dan mandiri, juga pandai berbisnis,' ucap Berlin dalam hati lalu mulai berbicara, katanya, "kami akan menyiapkan fasilitas VVIP untuk seluruh tamu yang akan menginap, dengan konsep alam yang akan memberikan pengalaman menginap daerah tropis. Selain itu, fasilitas yang kami tawarkan juga bla bla bla...."
Agatha menatap putrinya dengan bangga, dia tahu putrinya bisa diandalkan, terutama Berlin sudah percaya diri dan lancar menjabarkan isi proposal yang mereka ajukan.
Setelah beberapa menit berterus berbicara, akhirnya Berlin selesai menjelaskan isi proposal mereka dan berkata, "kami juga fleksibel untuk perubahannya, jika ada penyesuaian yang diperlukan, maka kami siap untuk bekerja sama."
Alvin mengangkat wajahnya, dari proposal di tangannya, proposal itu cukup mengesankan, tetapi tentu saja masih belum membuatnya merasa puas, ada banyak hotel lainnya yang memiliki penawaran yang lebih bagus, namun hanya karena ketertarikannya pada Anggun, maka pria itu menahan diri untuk tetap duduk di sana.
"Bagaimana menurutmu?" Alvin tiba-tiba bertanya pada Anggun membuat Anggun terkejut, bahkan Agatha dan Berlin juga sangat terkejut bahwa Alvin akan berbicara pada Anggun.
"Dia tidak tahu apa-apa, proposal ini disusun oleh Berlin, jadi biar Berlin yang menjelaskan semuanya, Anda bisa bertanya pada putri saya," ucap Agatha.
"Benar," Berlin mengangguk, "silakan tanyakan pada saya jika ada yang tidak jelas," kata Berlin.
"Kerjasama ini tergantung pendapatmu," Alvin sekali lagi berbicara sambil menatap Anggun membuat alis Anggun berkerut.
Ada apa dengan pria ini?
Tetapi Tentu saja sangat menguntungkan bila Alvin berkata seperti itu, dengan demikian apapun yang ia katakan akan memutuskan hubungan kerjasama ini.
Berlin pun terkejut, mulutnya menganga mendengar ucapan Alvin, bagaimana bisa Alvin berkata bahwa semuanya tergantung pada ucapan Anggun?
Proyek ini sangat penting dan Anggun adalah orang yang bodoh, tentu saja Anggun tidak mengerti apa-apa dan pasti akan berkata sembarangan yang bisa membuat kerjasama penting ini batal begitu saja.
Tetapi ketika Berlin hendak berbicara, Anggun sudah lebih dulu berkata, "proposal ini sudah bagus, tapi menurutku masih bisa lebih bagus lagi jika dikerjakan dengan benar."
"Apa katamu?!" Berlin sangat kesal, bagaimana bisa seseorang yang tidak tahu apa-apa memberikan komentar buruk seperti itu?
Agata juga kesal, "apa yang kau katakan? Jelas-jelas proposal ini disusun dengan hati-hati, Berlin bahkan menghabiskan waktu tidurnya untuk membuat proposal ini dengan sangat baik, tapi kau malah mengatakan hal buruk seperti itu? Inilah alasan ayahmu tidak pernah mempercayakan pengelolaan hotel padamu!" Geram Agatha lalu berbalik menatap Alvin, "tuan muda, jangan dengarkan katanya, dia sama sekali tidak mengerti dengan urusan bisnis, jadi--"
"Jadi bagaimana menurutmu Anggun? Apakah kerjasama ini layak dilanjutkan atau tidak?" Tanya Alvin pada Anggun membuat Agatha dan Berlin terdiam dalam rasa tegang mereka.
Ada apa dengan Alvin?
Jelas ini bukan Alvin yang banyak dirumorkan orang-orang!
"Tentu saja harus dilanjutkan, saya akan membuat proposal yang jauh lebih baik untuk anda lihat," kata Anggun membuat mata Berlin dan Agatha melotot sempurna.
Perempuan licik!
Jadi inilah tujuan sebenarnya, Anggun ingin mengambil kesempatan untuk memiliki waktu bertemu dengan Alvin hingga dia mengatakan omong kosong tentang proposal yang sudah susah payah dibuat.
Padahal Anggun sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk membuat proposal, tapi sekarang malah mengoceh seperti burung kakak tua yang berisik!
"Tuan muda," Agatha kembali menatap Alvin, "tolong jangan dengarkan ucapannya, biar proposal ini diperbaiki oleh Berlin, dia jauh lebih tahu dan lebih paham keadaan hotel kami. Saya cemas jika anda mempercayai Anggun, anda hanya akan mendapat kekecewaan dan membuang-buang waktu berharga Anda," kata Agatha.
"Benar," Berlin mengangguk, "kakak tidak pernah berurusan dengan bisnis, jadi pengetahuannya sangat dangkal. Saya bisa memperbaiki proposal ini sesuai dengan yang anda inginkan," ucap Berlin.
Alvin sama sekali tidak melirik ke arah 2 perempuan yang berbicara, ia hanya memperhatikan Anggun yang tampak tenang di bawah tekanan ibu dan saudara tirinya, dan hal itu malah membuat Alvin semakin tertarik dengan perempuan di hadapannya ini sehingga Alvin kemudian berdiri, "kita akan membicarakan detailnya lagi nanti, asistenku akan menghubungimu untuk pertemuan kita selanjutnya," kata Alvin pada Anggun lalu berbalik meninggalkan ruangan tersebut tanpa menyentuh minuman yang sebelumnya telah disediakan oleh para pelayan.
Anggun mengangkat sebelah alisnya menatap kepergian Alvin, dia tidak tahu apa yang membuat pria itu tiba-tiba memperhatikannya, tapi ini adalah hal yang baik.
Sementara Berlin yang melihat kepergian Alvin, dia benar-benar kesal, tangannya terkepal kuat saat ia dengan cepat berbalik ke arah Anggun dan berkata, "kau mencari gara-gara sekali ya! Kerjasama ini pasti akan berjalan dengan lancar sam dan hari ini keputusan sudah final seandainya kau tidak datang mengacaukan semuanya! Sekarang apa yang akan kau lakukan? Benar-benar akan membuat proposal yang lebih bagus dari yang ku punya ini? Memangnya kau punya kemampuan apa, heh?!"
Anggun melempar proposal di tangannya sambil berkata, "proposal ini ialah proposal 4 tahun yang lalu, bahkan data-data yang kalian sajikan di sana belum diperbaharui. Dengan bangga kalian berkata kalian susah payah membuatnya? Ck,,, bahkan anak sekolah masih jauh lebih pintar berbohong daripada kalian!"
Agatha terkejut, dia tak menyangka Anggun akan mengetahui proposal tersebut iyalah proposal 4 tahun yang lalu yang hanya diganti judul saja.