Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benar-benar Pergi
Kath menatap kosong layar di depannya. Tak peduli dokter menjelaskan tentang kondisinya Kath hanya diam seribu bahasa.
Terkejut?
Tentu saja. Saat dia bertekad untuk menyerah justru ada hal lain yang membuatnya harus bertahan.
Tapi, tunggu?
Haruskah dia beritahu Ethan tentang ini?
Apa pria itu akan menerima bayinya?
Ya, bayi.
Firasat Kath tentang ini ternyata benar. Setelah tadi pagi dia mual dan muntah Kath memeriksakan dirinya ke sebuah klinik terdekat hotel. Dan hasilnya dia benar-benar mengandung.
Bayi.
Kath terdiam dengan otak yang kosong. Yang dia pikirkan hanya, Bagaimana selanjutnya?
Apa yang harus dia lakukan?
Tatapan Kath beralih pada televisi yang tergantung di ruang tersebut. Mata Kath terpaku. Tak ada suara dari televisi tersebut, sepertinya suaranya sengaja di matikan agar tak mengganggu proses pemeriksaan di dalam ruangan. Tapi Kath tahu berita apa itu.
"Bolehkah aku minta naikan volumenya?" tanya Kath dengan mata yang masih tertuju pada televisi.
"Tentu, oh ... kau juga mengikuti berita mereka?" tanya dokter saat melihat berita di depannya, namun Kath tetap diam mendengarkan pembawa berita bicara. "Akhirnya mereka menikah. Pasangan serasi. Sama-sama dari kalangan atas, dan jangan lupa mereka cantik dan tampan." Dokter terkekeh.
"Di jaga bayinya dengan baik ya, Nona." Kath menatap dokter wanita di depannya yang kini tengah membersihkan perutnya dari cairan kental yang dia oleskan sebelumnya untuk melakukan proses USG.
"Dokter, aku mau menggugurkannya." Gerakan dokter terhenti, wajahnya nampak terkejut. Namun tatapan Kath kembali tertuju pada layar televisi dimana Ethan tengah mencium Serena sesaat setelah pria itu mengucap janji pernikahan.
Air mata Kath menetes. Mereka benar-benar menikah, lalu untuk apa dia juga mempertahankan bayi yang tak seharusnya ini.
Dia tak seharusnya ada di dunia yang kejam ini.
"Nona, kau yakin?"
Mata Kath kembali pada dokter. "Aku tidak punya apapun untuk mempertahankannya..."
.....
"Kath." Luise berlari ke arah Kath yang tengah duduk di kursi taman.
"Kau bilang akan bertemu di kafe." Luise cemberut. Pertemuan yang harusnya dilakukan pagi hari justru terlaksana di sore hari.
Kath terkekeh. "Sorry, aku harus segera berangkat."
"Kau serius akan pergi?" Kath mengangguk.
"Bisakah kau tetap tinggal ada aku—"
"Aku tidak bisa." potong Kath.
Luise menunduk. "Kau sudah melihat beritanya?"
Tanpa menuntut pertanyaan lebih jelas Kath mengangguk seolah tahu apa yang Luise tanyakan.
"Pria brengsek itu!" maki Luise kesal.
"Bolehkah aku minta tolong padamu, Luise?"
"Tentu, apa yang bisa aku bantu?"
Kath membuka tasnya lalu memberikan sebuah disk pada Luise. "Apa ini?"
"Harusnya aku membocorkan rahasia ini pada orang lain, agar Ethan memecatku. Tapi siapa sangka Serena lebih dulu membuatku di pecat."
Luise membelalakan matanya. "Sungguh?" Kath mengangguk.
"Tapi itu tak penting. Yang penting aku benar-benar di pecat."
"Lalu kenapa kau berikan ini padaku?"
"Tolong berikan itu pada Davin. Disana ada beberapa pekerjaan penting juga." Kath berdiri dari duduknya, namun saat ini Kath justru meringis dengan memegang perutnya.
"Kau baik- baik saja?" tanya Luise khawatir.
Kath menggeleng. "Aku baik- baik saja. Hanya saja akhir- akhir ini pencernaanku tidak lancar." Kath bahkan tersenyum demi meyakinkan Luise.
Luise mengangguk. "Baiklah, Kath. Kau harus baik- baik saja. Mulai hidup baru dengan baik, dan dapat kebahagiaan."
Kath mengangguk lalu memeluk Luise. "Aku akan merindukanmu, Luise."
"Aku juga." Kath melepas pelukannya, lalu melangkah ke arah taksi yang sejak tadi menunggunya untuk segera berangkat menuju bandara.
....
Di salah satu hotel mewah sebuah pernikahan di gelar. Dekorasi yang indah tak terlihat seperti pernikahan diadakan dengan secara mendadak. Tentu saja pernikahan yang harusnya satu minggu lagi itu di percepat demi meredam segala isu dari bocornya rahasia perusahaan dan membuat semua pekerja menjadi kerepotan.
Di sebuah kamar hotel sang pengantin pria baru saja selesai mengenakan tuxedonya, dan seseorang menyelipkan bunga kecil di lipatan kecil di bagian dadanya.
"Bagaimana keadaannya?" Ethan menoleh pada Davin yang berdiri patuh di belakangnya. Suaranya dingin dengan tatapan datar menatap Davin yang awalnya hanya menunduk.
"Kath tak keluar apartemen sejak kemarin, Tuan. Mungkin kejadian kemarin mengejutkannya."
Ethan memalingkan wajahnya. "Dia pikir karena siapa aku bahkan menikah hari ini."
"Aku yakin berita ini sudah sampai ke telinganya, Tuan."
Ethan memejamkan matanya. "Menurutmu bagaimana perasaannya sekarang?"
Davin terdiam. "Setiap kali dia menanyakan perasaanku dan tak pernah mendapat jawaban dariku dia selalu bersedih." Davin tertegun. "Lalu saat ini dia akan melihatku menikah."
"Tuan?"
Ethan menghela nafasnya. "Sudahlah, tidak penting. Ayo selesaikan ini, aku merindukannya."
Davin melipat bibirnya, lalu mengikuti langkah tegas Ethan keluar dari kamar menuju aula dimana pernikahan akan segera di adakan.
Di depan pintu Ethan melihat Serena berdiri menunggunya. Wajahnya berseri dan terlihat bahagia, hingga dia menghampirinya.
"Kau sudah datang?" Ethan tak menjawab dan hanya berdiri di sebelah Serena.
Pintu terbuka dan dengan segera Serena menyelipkan tangannya di lengan Ethan.
"Aku bahagia, kau tahu," ucap Serena.
Sementara itu Ethan tetap diam hingga suara Serena kembali terdengar.
"Bagaimana denganmu?"
Ethan menoleh, tatapannya masih datar. "Apa aku terlihat bahagia?" Suaranya dingin membuat senyum Serena menghilang.
"Jangan buang waktu dan membuatku muak," ucap Ethan dengan kembali menatap ke depan.
....
Proses pernikahan dilalui dan kini Ethan tengah menyambut beberapa kolega bisnisnya yang menjadi tamu undangan. Pesta yang di gelar sejak pagi hingga menjelang malam belum juga selesai karena banyaknya tamu undangan.
Di sisi lain Davin yang juga tengah berbincang tiba-tiba menghentikan ucapannya lalu menepi untuk menerima panggilan.
"Hallo?"
"Hallo, dengan Tuan Davin?"
"Ya, aku." Davin mengernyit mendengar suara perempuan di seberang sana.
"Bisa kita bertemu ada sesuatu yang penting yang harus aku berikan padamu."
"Maaf saat ini aku tak punya waktu—" baru akan mematikan teleponnya suara di seberang sana kembali terdengar.
"Aku teman Kath, dan aku ada di lobi hotel tempat pernikahan bosmu."
...
Davin menatap disk yang Luise letakan di depannya, lalu kembali menatap Luise. "Apa ini?"
"Kath bilang itu penting, jadi dia memintaku memberikannya padamu."
Davin mengernyit. "Kenapa tidak Kath yang memberikannya langsung padaku?"
Luise menghela nafasnya. "Kath sudah pergi."
"Apa?!"
"Aku sudah memberikannya. Jadi, aku permisi." Luise bangkit dari duduknya, namun saat ini Davin ikut berdiri lalu menahannya.
"Katakan dengan jelas, apa maksudmu Kath sudah pergi?"
Luise menatap tangan Davin, hingga Davin melepaskannya. "Kath sudah pergi dengan penerbangan satu jam lalu."
Davin tertegun. "Oh, dia juga bilang disana ada rahasia perusahaan yang harusnya dia bocorkan." Setelah itu Luise pergi. Sebelum benar-benar menjauh Luise mendengus sebal. Tidak, Kath tak memintanya berkata apapun, dia hanya ingin tahu apa Ethan akan menyesal menuduh Kath setelah tahu bukan Kath yang membocorkan rahasia itu.
Komen...
Komen...
Komen...
ethan jd laki2 kok egois ga peka, sapa jg yg mau sm laki2 yg mulutnya ga dijaga dan menikah dg wanita lain, walaupun sbnrnya ethan cm cinta kath, tp perempuan tuh butuh kepastian dan kata2 yg lembut.
dia seperti sETHAN yg menjerat mu agar kamu selalu seperti yg dia mau.siapa tau suatu saat nanti kamu punya keberuntungan bisa hidup seperti yg kau mau atau bisa mengatur si sETHAN ini seperti yang kau mau.
masih kecil sekali 🥹 tapi kalau Ethan tau , seperti yg kath khawatirkan, Nathan pasti akan dijadikan pion untuk mengendalikan kath sesuka hatinya 😔😔, itulah yang kath tak mau. apa si Ethan ini akan memaksanya jadi simpanan
😔😔😔 ngancem lagi🙄🙄🙄
seberapa besar dia mencintaimu, sebesar itu pulalah luka dihatinya karena kamu, cinta yang tulus pun bisa memudar karena tidak ada harapan didalamnya dan tidak ada penghormatan untuk rasa cinta itu.
dia yg tak memberi kepastian maka jangan berharap dan memberi harapan.
siapa tau dia juga tengah menantikan kelahiran anak dari istrinya, entah seperti apa hidupnya setelah 8bln sudah kehilangan mu,apa masih ngamuk² ,tantrum atau sudah berdamai dengan keadaan dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
apa kabarmu Ethan? semoga kau makin gila😄 ,doa jahat karena kamu jahat pada kath
kau jadikan dia pemuas n*fsumu saja dan ingin tetap jadi simpanan setelah kau punya istri 😔.
bisa saja dia minta banyak lalu kabur tapi membuat mu kena mental dgn harga murah rasanya lebih badas.
anjlok nggak tuh harga diri 🤭.
hilang yg lama ya kath🤗 jangan cepat ketemu, kalau ketemu semoga ketika anaknya sudah bisa membela ibunya dan melawan bapaknya.
kau hanya lelaki lemah dan tamak kekuasaan karena kau belum mampu membuat keputusan sesuai hati nurani mu, itu adalah bukti ketidakmampuan dalam bersikap.
bahwa kehadirannya sungguh berharga..
nyesel kan sekarang kamu Ethan😨
suatu saat sapa tau ketemu Ethan lagi
biar tahu rasa si ethan
obati hatimu yang terluka dgn tidak lagi berada disekitarnya.
mungkin dia hanya lelaki lemah
yg cuma bisa patuh pada aturan keluarganya atau dia lelaki tamak akan kekuasaan, persetan dengan cinta yang penting dia semakin sukses.
orang yg modelan begitu tidak cocok dengan wanita berhati tulus, cocoknya sama wanita yang sefrekuensi dengannya
wanita licik dan tak punya hati.