Lunara Airi, gadis keturunan Jepang yang dikenal sebagai Queen dari klan mafia Black Wolf, tewas dalam kecelakaan brutal akibat pengkhianatan musuh lamanya. Namun alih-alih mati, ia terbangun di tubuh seorang gadis keturunan Jepang bernama Aeryn Vynne Hikari — korban koma akibat pembullyan.
Di dunia baru yang tampak tenang namun penuh rahasia gelap, Lunara kini didampingi oleh sebuah sistem yang muncul dalam pikirannya.
Dengan sistem itu, ia menapaki kembali jalan menuju kekuasaan, balas dendam, dan pengendalian dunia modern yang hanya terlihat damai di permukaan.
Lunara bukan lagi hanya Queen dari dunia bawah…
Kini, dia adalah Aeryn Vynne Hikari — pemilik sistem yang bisa menundukkan dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elle Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
REAKSI KELUARGA, ANCAMAN HARDIAN, DAN UJIAN BISNIS DARI RAKA HAKARI
Sorak-sorai kerumunan memekakkan telinga setelah Aeryn memotong pita merah Suzu Café. Diskon 50% yang diumumkan Aeryn sukses besar menarik massa, dan kafe tiga lantai itu langsung dipenuhi pengunjung.
Di tengah hiruk pikuk, Aeryn segera menghampiri keluarganya.
Mommy Arisa adalah yang pertama bereaksi. Ia menarik Aeryn ke dalam pelukan erat, air mata haru membasahi bahu dress peach Aeryn. "Sayang... Mommy tidak tahu harus berkata apa. Ini... ini luar biasa! Kamu sudah membeli kafe ini? Kapan? Kenapa kamu tidak memberitahu kami?"
Daddy Danu, yang biasanya tenang dan berwibawa, tampak kehilangan kata-kata. Ia hanya bisa menepuk punggung Aeryn dengan bangga. "Putri kecil Daddy... kamu benar-benar mengejutkan. Dalam dua minggu? Ini lebih cepat daripada pembangunan proyek besar Kakakmu. Daddy bangga sekali."
Dion, yang sudah pulih dari keterkejutannya, langsung merangkul Aeryn. "Gila! Aku tidak percaya. Aku bisa jadi influencer sekarang berkat Sky Lounge di atas! Tapi serius, Dek. Di mana Moonlight Soufflé Pancake? Aku harus mencobanya, kafe-kafe di luar negeri pun belum pernah punya dessert sekelas ini!"
Raka Hakari mendekat. Matanya, yang selalu tajam dalam menganalisis, kini dipenuhi dengan perpaduan kebanggaan dan keingintahuan yang membara.
"Kerja bagus, Dek," pujinya, suaranya pelan dan tulus di tengah keramaian. "Tapi, serius. Siapa tim kontraktor rahasiamu itu? Mereka bergerak dengan efisiensi militer. Jangan bilang kau menggunakan uang jajanmu untuk menyewa tim CIA."
Aeryn tersenyum penuh misteri. "Hanya tim terbaik yang bisa dibeli dengan harga mahal, Kak. Efisiensi adalah senjata utamaku." Ia berhasil menghindari pertanyaan itu, dan Raka memilih untuk tidak mendesak. Ia tahu, Aeryn akan bicara jika waktunya tepat.
Keluarga Hakari kemudian melakukan tour singkat di kafe itu. Mereka terkesan dengan setiap detail desain yang modern, dari lampu gantung artistik di Lantai 1 hingga private pod di Lantai 2, dan terutama Sky Lounge yang menyajikan pemandangan kota.
Di sela-sela tour, Chef Kaito menyajikan beberapa menu signature secara eksklusif untuk keluarga Aeryn.
Mommy Arisa terkejut dengan rasa kopi Yoru Melody yang kaya dan seimbang. Daddy Danu mengomentari Salmon Mentai Rice yang premium.
"Aeryn, rasa makanan di sini... jauh di atas rata-rata kafe. Ini adalah kualitas restoran bintang lima. Jika kamu mempertahankan kualitas ini, The Elite Grind tidak akan bisa bertahan," komentar Raka jujur, tatapannya kini berubah serius, melihat potensi perang pasar di depan mata.
Kebanggaan keluarga yang utuh menjadi suntikan semangat dan validasi terbesar bagi Aeryn.
____
Pada saat yang sama, di Kantor Tuan Hardian, pemilik The Elite Grind, suasana berubah menjadi badai kemarahan.
Revan telah kembali dengan wajah pucat. Di hadapannya, layar televisi menayangkan siaran berita live yang menunjukkan pemotongan pita Suzu Café. Fokus kamera tertuju pada Aeryn Hakari yang tersenyum diapit oleh orang tua dan kakak-kakaknya.
"P-Papa..." Revan tergagap. "Kafe itu... pemiliknya... Aeryn V. Hakari."
Tuan Hardian, yang sedang menyaksikan adegan Aeryn memperkenalkan diri di depan pers, membanting gelas kristalnya ke meja. Pecahannya berhamburan, mencerminkan emosinya yang meledak.
"Aeryn V. Hakari?! Putri Bungsu Konglomerat Danu Hakari itu?!" raungnya, suaranya menggelegar di seluruh kantor. "Kau bilang pada papa renovasi ini akan gagal! Kau bilang pada papa mereka hanya menggertak! Dan sekarang kau bilang pada papa cafe yang kita bantai dengan harga kotor itu, sekarang dimiliki oleh Putri Bungsu Hakari?!"
Tuan Hardian merasa diremehkan dan ditipu. Ini bukan hanya perang dagang; ini adalah tantangan yang dilemparkan oleh keluarga elit yang dia benci, menggunakan putri bungsunya sebagai pion.
"Siapkan tim kita, Revan!" perintah Tuan Hardian, matanya merah. "Kita tidak akan membiarkan anak itu merusak dominasi kita. Selidiki resep mereka. Coba sogok karyawan mereka. Dan mulailah kampanye media sosial untuk menanyakan bagaimana kafe semewah itu bisa memberi diskon 50%. Kita hancurkan citra mereka sebelum mereka sempat berdiri tegak!"
Revan, yang baru pertama kali melihat ayahnya semurka itu, menelan ludah. Ia tahu, perang pasar antara The Elite Grind dan Suzu Café baru saja dimulai, dan kali ini, pertaruhannya adalah reputasi keluarga.
____
Malam harinya, di Mansion Hakari, Aeryn dipanggil ke ruang kerja pribadi RAKA HAKARI. Suasana di sana formal, tanpa tawa dan pelukan seperti siang tadi.
"Duduk, Dek," kata Raka, menunjuk sofa di seberang meja kerjanya. Raka mematikan tabletnya yang menampilkan grafik traffic Suzu Café hari itu.
"Selamat, kamu sukses membuktikan bahwa renovasi dua minggu itu mungkin, dan kualitas menumu... membuat kami terkesan. Itu tidak mudah." Raka mengakui keberhasilan Aeryn.
"Terima kasih, Kak," jawab Aeryn.
Raka bersandar, matanya yang tajam menatap Aeryn. "Tapi, menjual soufflé pancake adalah satu hal. Mengelola bisnis adalah hal lain. Daddy kita punya ekspektasi. Begitu juga denganku."
Raka kemudian memberikan tantangan resmi.
"Pertama, Suzu Café. Aku ingin profit net bulananmu mencapai 500 juta dalam tiga bulan, bersih. Itu dua kali lipat target normal kafe di lokasi itu. Kedua, aku punya satu aset Hakari yang sedang bermasalah. Sebuah properti komersial kecil, penyewa lama menunggak, dan ada sengketa perizinan dengan pemerintah kota. Asetnya hanya bernilai 10 Miliar, tetapi masalahnya bernilai 100 Miliar."
Raka mencondongkan tubuh. "Jika kamu bisa menyelesaikan masalah aset itu dan membuat Suzu Café mencapai target profit dalam waktu enam bulan, kamu akan benar-benar membuktikan dirimu mandiri dan layak memegang aset yang jauh lebih besar. Tapi jika kamu gagal di salah satu tugas... ini akan menjadi proyek bisnismu yang terakhir sampai kamu lulus kuliah."
Dua tanggung jawab besar sekaligus. Aeryn menyadari ini adalah ujian terberatnya dari keluarga. Kafe harus menghadapi Tuan Hardian, sementara properti harus menghadapi birokrasi dan sengketa.
Aeryn menatap Raka. Detak jantungnya berpacu, tetapi Skill Logika Pragmatis membisikkan bahwa ini adalah leverage yang ia butuhkan. "Aku terima, Kak."
"Keputusanmu sudah final?"
"Final," jawab Aeryn tegas.
____
Setelah meninggalkan ruang kerja Raka, Aeryn kembali ke kamarnya. Meskipun euforia atas pembukaan kafe masih ada, tekanan tanggung jawab ganda terasa berat. Mengelola kafe yang sedang perang harga dan properti yang bermasalah, sambil tetap bersekolah, adalah hal yang mustahil bagi manusia normal.
Aeryn mengunci pintu kamarnya. Dia berdiri di depan cermin, mengaktifkan antarmuka sistem di matanya.
"Sistem," kata Aeryn, suaranya tenang namun penuh otoritas. "Aku tidak bisa berada di sekolah, mengawasi Suzu Café, dan menyelesaikan sengketa properti sekaligus. Tuan Hardian akan segera menyerang, dan Raka sudah menetapkan waktu enam bulan."
"Aku butuh seseorang yang bisa menjadi diriku di luar sana, yang lebih dewasa, lebih profesional, dan lebih kejam. Seseorang yang dapat dipercaya untuk berhadapan langsung dengan Tuan Hardian dan birokrasi kota, sementara aku tetap di sekolah."
"Aku butuh Asisten Pribadi Sistem. Tunjukkan pilihannya di Toko Sistem sekarang juga."
Layar di depannya berkedip, berubah menjadi galeri holografik yang berisi berbagai figur profesional: manajer, negosiator, dan ahli strategi. Aeryn mulai memindai setiap figur dengan pandangan tajam, mencari perpaduan antara kecakapan dan presentasi diri yang sempurna.
Setelah melihat serta menimbang kemampuan dan biaya yang dibutuhkan, akhirnya pilihan Aeryn jatuh kepada seorang wanita cantik berusia 25 Tahun. Di deskripsi sistem tertulis bahwa wanita ini adalah lulusan terbaik dari salah satu universitas bergengsi di London dalam bidang Business Management.
Sosoknya memancarkan aura profesionalisme dan kecerdasan yang meyakinkan.
Aeryn segera menyelesaikan pembayaran. Setelah pembayaran terkonfirmasi, Asisten Pribadi Sistem tersebut kini resmi menjadi sumber daya Aeryn.
Dengan tugas berat yang menanti esok hari, Aeryn mematikan antarmuka sistem. Rasa lelah yang mendera sejak awal renovasi akhirnya datang.
Aeryn pun segera beristirahat, memimpikan rencana strategis yang akan ia lakukan bersama asisten barunya.
Bersambung.....
mngkn dia bkln sdar,atw mngkin mkin gila....
aku udh mmpir....mskpn nysek d awl,tp mkin ksni mkin seru...smp ngebut bgt bcanya biar bsa komen....😁😁😁....
D tnggu up'ny y kk....smngttt....😘😘😘