Di negeri Amarasana, tempat keajaiban kuno disembunyikan di balik kehidupan sederhana, Ghoki (17), seorang anak pemancing yatim piatu dari Lembah Seruni, hanya memiliki satu tujuan: mencari ikan untuk menghidupi neneknya.
Kehidupan Ghoki yang tenang dan miskin tiba-tiba berubah total ketika Langit Tinggi merobek dirinya. Sebuah benda asing jatuh tepat di hadapannya: Aether-Kail, sebuah kail pancing yang terbuat dari cahaya bintang, memancarkan energi petir biru, dan ditenun dengan senar perak yang disebut Benang Takdir.
Ghoki segera mengetahui bahwa Aether-Kail bukanlah alat memancing biasa. Ia adalah salah satu dari Tujuh Alat Surgawi milik para Deva, dan kekuatannya mampu menarik Esensi murni dari segala sesuatu—mulai dari ikan yang bersembunyi di sungai, kayu bakar ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memancing Kesehatan di Kuil Para Druid
Perjalanan dari Gurun Tandus ke Hutan Tropis Amarasana adalah lompatan ekstrem dari kekeringan menuju kelembapan yang melumpuhkan. Tim Ghoki, yang terdiri dari Ghoki, Lysandra, dan Kaelen, menghabiskan tiga hari bergerak melintasi perbatasan, dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru yang penuh lumut dan vegetasi yang tak terhindarkan.
Tujuan mereka: Kuil Lumut Abadi, sebuah tempat suci tersembunyi yang dihuni oleh para Druid tua Amarasana, tempat Botol Kehidupan disembunyikan.
Kaelen merasa lebih baik di lingkungan hutan, di mana Esensi Bumi lebih mudah dipanggil. Lysandra, sebaliknya, berjuang karena cahaya yang terpotong-potong dan bayangan yang kacau di antara dedaunan.
Ghoki menggunakan Aegis-Manta yang kini berlapis enamel hitam dari Jubah Bayangan untuk menyerap Esensi Kelembapan sesekali, mengurangi rasa lengket dan memberikan mereka perlindungan singkat.
Saat mereka mendekati kuil, Visio-Sonar Ghoki kembali aktif. Kali ini, ia merasakan Esensi Kesehatan dan Pertumbuhan yang sangat kuat, bercampur dengan Esensi Kewaspadaan yang tajam.
"Mereka tahu kita datang," bisik Ghoki. "Esensi Kewaspadaan di sini sangat kuat. Tapi ini bukan rasa takut, ini... pertahanan."
Kuil Lumut Abadi bukanlah bangunan batu, melainkan pohon raksasa yang telah diukir menjadi sebuah struktur, sepenuhnya ditutupi lumut hijau terang.
Di depan pintu masuk, berdiri seorang wanita Druid tua, wajahnya dihiasi tato tumbuhan, memegang tongkat kayu tua. Di lehernya, tergantung sebuah botol kaca kecil dengan cairan perak yang berdenyut di dalamnya—Botol Kehidupan.
"Anak-anak Amarasana," sambut Druid itu dengan suara seperti gesekan daun. "Kami telah menunggu kedatangan kalian. Varun telah mengirim utusannya, tetapi kami menolak dia. Kalian membawa Alat Surgawi, tetapi kami tidak akan memberikannya begitu saja."
"Nenek Druid," kata Ghoki, melangkah maju. "Kami mengumpulkan Alat-Alat ini untuk mencegah Varun memotong Takdir. Kami bukan musuh."
"Kekuatan dari langit adalah racun di tangan yang serakah, dan itu tidak berbeda dari racun di tangan yang putus asa," balas Druid itu tegas. "Jika kalian ingin Botol Kehidupan (yang menampung Esensi Regenerasi), kalian harus membuktikan bahwa kalian akan menggunakannya untuk memberi, bukan untuk mengambil."
Ujian: Memancing Penyakit
Druid itu mengangkat tongkatnya. Tiba-tiba, Kaelen dan Lysandra terhuyung-huyung. Visio-Sonar Ghoki berteriak: Esensi Penyakit dan Kelelahan yang kuat tiba-tiba menyelimuti mereka berdua. Mereka ambruk, napas mereka terengah-engah.
"Ujiannya sederhana, Ghoki Limana," kata Druid itu. "Ambil Aether-Kail dan tarik Esensi Penyakit dan Kelelahan dari sekutumu. Jika kau gagal, mereka akan lumpuh selama satu hari penuh. Jika kau mengambil terlalu banyak, kau akan mengambil nyawa mereka."
Ghoki merasa panik. Ini adalah ujian yang paling sulit—menggunakan Aether-Kail untuk memancing Esensi halus yang secara harfiah terikat pada nyawa sekutunya.
Ia meletakkan Aegis-Manta di tanah, kehilangan perlindungan regenerasi dan kesunyiannya. Ia meraih Aether-Kail dengan tangan gemetar.
Ia melihat Kaelen dan Lysandra, diselimuti kabut hitam tipis yang merupakan Esensi Penyakit.
Ghoki memejamkan mata. Ia harus memancing dengan presisi seorang ahli bedah. Ia tidak memancing Esensi Kehidupan atau Esensi Kesehatan mereka.
Aku memancing... Esensi Invasi dari penyakit ini. Hanya Esensi asing yang menyerang tubuh mereka.
Ghoki menarik Benang Takdir, yang melesat ke arah Kaelen. Tarikannya sangat, sangat halus. Ia merasakan perlawanan kecil, tetapi ia tahu ia hanya menarik Esensi Asing yang mencoba merusak Esensi alami Kaelen.
Ghoki menarik. Kabut hitam tipis itu terlepas dari Kaelen dan menghilang saat mencapai ujung kail, digantikan oleh aura Kesehatan Murni yang dipancarkan oleh Botol Kehidupan.
Kaelen tersentak, lalu bangkit, Esensi Kekuatan kembali mengisi dirinya. "Aku baik-baik saja! Terima kasih, Ghoki."
Sekarang giliran Lysandra. Ghoki mengulangi prosesnya. Kali ini, ia lebih berhati-hati karena Lysandra lebih rapuh. Ia menarik Benang Takdir, menarik Esensi Kelelahan Ekstrem dari Shadow-Seer itu.
Saat ia menarik, Lysandra membuka matanya. "Aku melihat bayangan penyakit itu ditarik dariku, Ghoki. Kau berhasil."
Lysandra bangkit, wajahnya kembali dihiasi Esensi Kewaspadaan yang tajam.
Druid itu tersenyum puas. "Kau memiliki kontrol, Ghoki Limana. Kau tidak mencari keuntungan, kau mencari keseimbangan. Kau boleh mengambil Botol Kehidupan."
Druid itu menyerahkan botol kaca kecil itu kepada Ghoki.
Botol Kehidupan berdenyut dengan energi Regenerasi. Ghoki tahu apa yang harus dilakukan. Ia meletakkan botol itu di Aegis-Manta.
Dalam kilatan cahaya perak-hijau, Botol Kehidupan menyatu dengan Gada Perisai. Aegis-Manta kini memiliki lapisan kristal hijau halus di atas enamel hitam dan perunggu. Ghoki merasakan kemampuan penyembuhan yang pasif—Regenerasi Minor bagi dirinya dan sekutu terdekat.
"Empat alat di tanganmu," kata Druid itu. "Tiga lagi. Varun tidak akan menunggu. Ia pasti sudah mengerahkan pasukannya untuk mengamankan Cermin Kebenaran di Nexus."
Ghoki mengangguk. "Kita harus kembali ke Nexus. Tapi sebelum itu, ada satu alat lagi yang dekat."
Ghoki mengaktifkan Aether-Kail dan memancing Esensi Lokasi dari Alat Surgawi kelima, Botol Kehidupan sudah diamankan.
Visio-Sonar berteriak—lokasi kelima yang tersisa adalah Makam Raksasa, di hutan bagian selatan, tempat yang penuh dengan legenda tentang kebohongan dan ilusi.
"Dia mencari Makam Raksasa," kata Ghoki. "Bukan Cermin di Nexus. Varun tahu kita akan menduga dia kembali ke sana, jadi dia pergi ke alat kelima dulu. Kita harus mengamankan Jubah Bayangan (sudah), Botol Kehidupan (sudah), dan sekarang, alat yang kelima: Tongkat Ilusi."
"Tongkat Ilusi," ulang Lysandra. "Sangat berbahaya. Varun tidak akan menyia-nyiakan waktu."
Ghoki memegang erat kedua alat surgawinya. "Kita harus lebih cepat. Target berikutnya: Makam Raksasa!"