NovelToon NovelToon
Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pengganti / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Romansa / Balas dendam pengganti / Reinkarnasi
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Di malam yang sama, Yu Xuan dan Chen Xi meregang nyawa. Namun takdir bermain jiwa Yu Xuan terbangun dalam tubuh Chen Xi, seorang budak di rumah bordil. Tak ada yang tahu, Chen Xi sejatinya adalah putri bangsawan Perdana Menteri, yang ditukar oleh selir ayahnya dengan anak sepupunya yang lahir dihari yang sama, lalu bayi itu di titipkan pada wanita penghibur, yang sudah seperti saudara dengan memerintahkan untuk melenyapkan bayi tersebut. Dan kini, Yu Xuan harus mengungkap kebenaran yang terkubur… sambil bertahan di dunia penuh tipu daya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 12.Selir Wu.

Langit sore di ibu kota mulai berwarna lembayung ketika aroma dupa dari istana bagian barat perlahan memenuhi udara. Di kediaman keluarga Shen, suasana tampak tenang di permukaan, tapi di balik dinding tinggi dan tirai sutra yang berlapis, selalu ada bisikan rahasia yang tidak pernah berhenti berputar.

Di ruang dalam yang luas dan remang, Selir Wu duduk di depan cermin perunggu, jarinya pelan menggulung sehelai rambut panjangnya yang hitam berkilau. Wajahnya lembut, tapi di balik senyum tipis itu, tersimpan tatapan yang tajam dan penuh perhitungan.

Seorang pelayan perempuan berpakaian abu-abu muda berlutut di belakangnya. Ia adalah Mei, pelayan kepercayaannya yang sudah bersamanya sejak di kediaman keluarganya di selatan.

“Nyonya saya melihat kedatangan nyonya Heng saat berjalan dari arah pulang, ia turun dari kereta bersama wanita cantik. kata orang disana wanita itu penghibur, yang akan tinggal di ibukota untuk membuka cabang rumah bordil Yue zhi di pusat kota. ”

Selir Wu yang tadinya terlihat santai, tiba-tiba ekspresi terkejut tergambar jelas diwajahnya. ia terdiam memikirkan berita yang di sampaikan oleh Mei,beraninya dia mendekati pusat ibukota. Heng sudah mengingkari janjinya.

Selir Wu menatap pantulan dirinya di cermin perunggu. Cahaya senja yang masuk melalui kisi-kisi jendela menimpa wajahnya, membentuk garis cahaya di matanya yang berkilat dingin. Ia tidak langsung menjawab hanya ujung bibirnya yang bergerak sedikit, seolah menahan sesuatu di antara amarah dan tawa sinis.

“Beraninya dia…” bisiknya lirih, namun setiap kata terdengar tajam. “Setelah semua yang ia janjikan, ia justru datang ke ibu kota dan memilih menetap di ibukota. Apa maunya Heng itu?.”

Ia berdiri perlahan, menyibak jubah sutra berwarna biru pirus yang ia kenakan. Gerakannya anggun, tapi di balik kelembutan itu tersimpan ketegasan seorang wanita yang terbiasa memegang kekuasaan di balik layar.

Mei menunduk, menunggu perintah, tapi ia bisa merasakan hawa dingin yang tiba-tiba memenuhi ruangan.

Selir Wu berjalan ke arah jendela dan menatap ke arah barat, ke arah langit yang kini memerah lembayung. “Dulu dia bersumpah tidak akan pernah menjejakkan kaki di kota ini lagi… setelah aku mengirimkan uang padanya tiap tahun. Tapi tampaknya ia mulai menginginkan sesuatu yang lebih,dasar wanita licik!.”

Ia menoleh perlahan ke arah Mei. “Kau bilang dia bersama seorang wanita muda?”

“Benar, Nyonya,” jawab Mei hati-hati. “Wanita itu tampak sopan, tidak seperti penghibur biasa. Tapi orang-orang di sekitar mengatakan dia salah satu murid Yue zhi, mungkin yang paling disayangi oleh Nyonya Heng.”

“Paling disayangi…” Selir Wu mengulang pelan, matanya menyipit. “Itu berarti dia bukan penghibur biasa. Jika Heng datang ke sini hanya untuk membuka cabang rumah hiburannya, ia tak perlu membawa gadis itu. Pasti ada maksud lain.”

Ia membalikkan badan dan berjalan mendekati meja rendah tempat dupa terbakar perlahan. Ia mengambil batang dupa baru, menyalakannya dengan tenang, lalu menancapkannya ke wadah giok hijau. Aroma melati segera memenuhi ruangan.

“Mei,” katanya akhirnya, dengan suara lembut tapi tegas, “cepat cari informasi tentang nyonya Heng tersebut,malam ini aku harap kamu membawa informasi penting untuk ku.”

Mei mengangkat wajahnya sedikit, terkejut. “Malam ini, Nyonya?”

“Ya.” Selir Wu menatap lurus ke arah pelayannya. “Kau cari tahu di mana tepatnya Nyonya Heng tinggal. Aku ingin tahu rumah siapa yang dia tempati, siapa yang datang berkunjung ke sana, dan siapa wanita muda yang bersamanya. Jangan hanya dengar dari pedagang jalanan. Datang sendiri ke distrik barat. Gunakan nama keluarga Shen bila perlu, tapi jangan sebut asalmu dariku.”

Mei menunduk dalam-dalam. “Hamba mengerti.”

Selir Wu menatapnya lama, lalu suaranya merendah sedikit. “Dan Mei… berhati-hatilah.Jangan biarkan nyonya besar tahu,atau siapapun aku tidak ingin perintah ku ini diketahui oleh nyonya besar dan tuan besar.”

“Baik nyonya. ”

Lalu ia kembali menatap cermin perunggu di hadapannya, jari-jarinya menyentuh permukaannya seolah menghapus bayangan masa lalu. “Sebenarnya apa rencana mu Heng?.”ucapnya pelan pada dirinya sendiri.

Mei memberi hormat, lalu segera bangkit dan mundur perlahan, meninggalkan ruangan.

Begitu pintu ditutup, Selir Wu menarik napas panjang. Angin dari luar meniup lembut tirai sutra, membuat nyala dupa bergetar pelan. Di mata Selir Wu, bayangan masa lalu muncul samar. Dimana malam kelahiran putrinya dan putri nyonya Shen yang hampir bersamaan,selir Wu dengan wajah pucatnya setelah melahirkan bergegas menggendong sesuatu di tangannya, di luar pintu belakang keluarga Shen Heng yang masih menjadi wanita penghibur berdiri menunggu dirinya sambil menggendong seorang bayi yang diam tenang dalam dekapan nya.

Dan malam itu mereka berdua bertemu ditengah malam yang sepi, dimana waktu itu pemberontakan yang dilakukan pejabat kepada kaisar di istana membuat mereka menjalankan rencana mereka.

“Heng.”panggil selir Wu dengan suara pelan.

Heng lalu menoleh kearah selir Wu, “Wu, bagaimana keadaan mu?. ”

“Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Mana bayi yang aku minta?. ”

Heng lalu menyerahkan bayi itu, dan mereka berdua saling bertukar bayi yang ada di tangan mereka.

“Rahasia ini, hanya kita berdua. kamu kubur saja bayi itu, aku tidak perduli. Dan bayi yang kamu bawa ini apa sudah mati?. ”

“Iya, sesuai permintaan mu. Tapi apa perlu kita melakukan hal mengerikan ini pada anak tak berdosa ini?. ”

“Bodoh, aku tidak mau dia membuat rencanaku berantakan dimasa depan nanti. ”

Lalu selir Wu memberikan bungkusan besar yang dibawa oleh pelayan tua setianya kepada Heng, “Bawa ini, asalkan kamu tutup mulut maka tiap tahun aku akan mengirimkan dirimu uang lebih. ”

“Jangan khawatir, apa yang tidak aku lakukan pada untuk saudara ku ini. ”

Bergegas selir Wu dan pelayan tua nya bergegas masuk, sebelum ada menyadari apa yang mereka lakukan.

Ingatan tentang rahasia selir Wu, yang telah mereka lakukan kepada bayi yang tidak berdosa itu.

Dan untuk itu selir Wu tidak akan membiarkan rencananya selama ini menjadi berantakan karena kedatangan Heng di ibukota.

Tak beberapa lama pintu kayu berukir phoenix itu terbuka keras hingga tirai sutra di dalam kamar bergoyang hebat. Suara langkah cepat menghentak lantai batu yang dingin, diiringi nada tinggi penuh amarah.

“Selir Wu!” suara seorang gadis muda memecah keheningan.

Yun xin, putri satu-satunya keluarga Shen yang terkenal karena kecantikannya, berdiri di ambang pintu dengan wajah merah karena marah. Rambut panjangnya yang hitam masih berantakan, beberapa helaian jatuh menutupi pipinya yang memerah. Ia masih mengenakan jubah merah muda yang dihiasi bordir bunga teratai pakaian mewah yang kontras dengan amarah yang membara di matanya.

Selir Wu yang semula duduk tenang di depan meja rias, perlahan menoleh. Wajahnya tetap lembut dan tersenyum tipis, seolah tidak terkejut sama sekali dengan kedatangan putrinya.

“Ada apa ini, Xin’er?” tanyanya dengan nada lembut. “Kenapa berteriak seperti itu?”

Yun xin berjalan cepat mendekat, tangannya mengepal. “Selir Wu!Masa ibu kandung ku sendiri memarahiku di depan semua pelayan! Hanya karena aku menghukum pelayan bodoh itu yang menjatuhkan teh panas ke bajuku! Dia bilang aku tidak tahu diri dan terlalu keras!”

Matanya memerah, nadanya bergetar antara malu dan marah. “Padahal aku hanya menyuruh penjaga memukulnya tiga kali! Tiga kali saja, selir Wu! Tapi dia malah memarahiku didepan umum,betapa malunya aku didepan pelayan hari ini!.”

Lalu Yun xin duduk di kursi yang ada di kamar selir Wu,selir Wu lalu berjalan menghampiri Yun xin yang marah sambil membelai rambutnya dengan lembut.

“Jangan khawatir!, seperti itulah sikap ibumu itu. itu yang tidak aku sukai dari nyonya besar seperti dirinya, tapi bagaimana pun kamu harus bersabar dia sedang mendidikmu nak. ”

“Seharusnya ibu memperlakukan diriku seperti selir Wu memperlakukan ku, aku pasti tidak akan marah seperti ini. ”

Selir Wu tersenyum sambil memeluk Yun xin, memang aku adalah ibumu nak, bukan dirinya.

1
SecretS
Sungguh kisah tragis, tapi kakak apa boleh kasih saran buat cerita kakak ini menjadi yang lebih menarik seperti akhir tak selalu harus menikah terkadang kembali merasakan hidup damai itu yang terpenting kak. Tolong buat yang berbeda dari punya tetangga ya karena kebanyakan sih selalu berakhir dengan fulgar atau menikah itu membosankan kak, tapi cerita kakak ini sudah menarik kok lanjutkan terus ya 💪💪 semangat 👍👍👍
Kitty: boleh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!