Janji Di Atas Bara

Janji Di Atas Bara

Part 1

Ada cinta yang datang seperti hujan pertama—membawa kesejukan, menumbuhkan harapan, dan menghidupkan jiwa yang lama kering.

Namun ada pula cinta yang hadir seperti api—membakar tanpa ampun, meninggalkan abu dan luka yang tak pernah sembuh.

Inilah kisah tentang cinta yang menjadi candu.

Tentang dua hati yang bersatu dalam kebahagiaan singkat, lalu terpisah dalam luka yang dalam.

Tentang pilihan, pengkhianatan, dan takdir yang tak pernah bisa dilawan.

Dan di balik semua itu, ada seorang lelaki yang rela hancur, hanya karena satu nama yang terpatri di hatinya: Raisa.

Kabut tebal menyelimuti kota kecil sore itu. Jalan-jalan berliku yang menurun tajam tampak sepi, hanya sesekali mobil jeep tua melintas. Di atas motor hitam yang melaju kencang, seorang pria muda dengan sorot mata kelam memacu kendaraannya seolah sedang berpacu dengan sesuatu yang tak terlihat. Dialah **Irvana Byan Dzaka**, lelaki yang membawa luka lebih berat daripada beban dunia.

Angin gunung menampar wajahnya, tapi bukan udara dingin yang membuat tubuhnya bergetar, melainkan bara emosi yang terus membakar dadanya. Setiap detik, bayangan seorang gadis terus menghantuinya. Gadis yang pernah ia genggam erat, yang dulu membuatnya percaya bahwa cinta adalah segalanya.

Irvan menghentikan motornya di tepi tebing. Dari sana, pemandangan kota terlihat seperti hamparan lampu kecil yang berkelap-kelip di kejauhan. Indah, tetapi bagi Irvan, semua itu terasa kosong. Ia membuka botol bir, meneguk isinya dengan gerakan kasar. Setetes demi setetes jatuh ke tanah, bercampur dengan sisa embun sore.

Tangannya gemetar. Matanya merah, basah, tapi bukan karena angin, melainkan karena luka yang tak pernah bisa sembuh. Ia menatap kosong ke bawah, lalu menutup mata, dan seketika ingatan itu kembali...

*Kilasan itu datang begitu cepat, sehangat sinar matahari sore. Tawa seorang gadis*, ***Raisa Almira***, *saat berlari di padang bunga. Wajahnya bersinar ketika menoleh ke arah Irvan. Genggaman tangan yang erat, janji-janji manis terdengar abadi. Dan kemudian... senyum itu berubah menjadi dingin, mata itu menjauh, dan semua yang dulu indah hancur berkeping-keping*.

Irvan membuka matanya dengan kasar. Botol bir yang masih separuh penuh dilemparkannya ke tanah. Pecahannya berhamburan, mencerminkan hatinya yang sama retaknya.

"Kenapa--- Raisa?!" suaranya pecah, parau, seperti teriakan yang tertahan terlalu lama. "Kenapa kau meninggalkanku?!"

Langit sore ikut muram, gumpalan awan gelap menutup matahari. Seolah alam pun mengerti kepedihan seorang lelaki yang cintanya direnggut begitu saja

Bagi Irvan cinta bukan lagi keindahan. Cinta adalah kutukan yang membakar, luka yang merobek, dan api yang tak pernah padam dalam dada.

\*\*\*\*\*

**Jakarta, beberapa tahun lalu**.

Langit sore kala itu begitu jernih, seakan kota kecil di pegunungan ini sedang memamerkan keelokannya. Udara dingin bercampur aroma tanah basah setelah hujan siang tadi, membuat suasana semakin segar.

Di tengah hiruk-pikuk pasar yang ramai, seorang pria muda dengan tubuh tinggi tegap menuntun motornya perlahan. Dialah Irvan, pemuda yang dikenal keras kepala dan penuh api, anak angkat seorang politisi berpengaruh di kota itu. Wajahnya tegas, tapi matanya menyimpan kerinduan yang tak seorang pun tahu.

Saat itulah, matanya tanpa sengaja menangkap sosok yang berbeda dari kerumunan. Seorang gadis mengenakan gaun sederhana warna putih, dengan syal tipis yang menari tertiup angin. Raisa. Senyumnya begitu lembut saat berbicara dengan seorang penjual bunga tua. Ia mengangkat tangan untuk menyingkirkan helai rambut yang jatuh di pipinya, gerakan kecil yang membuat waktu seakan terhenti.

Bagi Irvan, dunia yang ramai mendadak sunyi. Hanya gadis itu, hanya wajah itu, yang ada di hadapannya.

Irvan berdiri kaku. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena takut, melainkan karena rasa yang aneh, asing, tapi begitu kuat. Ia bahkan tidak sadar ketika motornya hampir ditabrak oleh mobil yang lewat.

"Hey! Mau mati kau, ha?!" teriak si supir.

Irvan tersadar, buru-buru menepikan motornya. Tapi tatapannya tetap tak lepas dari Raisa. Gadis itu sudah berjalan menjauh, membawa seikat bunga di tangannya. Irvan tahu, ia tak bisa membiarkannya berlalu begitu saja.

Dengan langkah tergesa, ia mengikuti dari belakang, menjaga jarak agar tak terlihat. Setiap langkah Raisa meninggalkan jejak samar dalam ingatannya.

Sampai akhirnya, Raisa berhenti di dekat sebuah perpustakaan tua. Ia berbalik, matanya tanpa sengaja bertemu dengan tatapan Irvan.

Waktu berhenti.

Raisa menatapnya dengan keheranan, tapi bukan ketakutan. Ada sesuatu di mata gadis itu-- rasa penasaran, mungkin juga kehangatan. Senyum tipis mengembang di bibirnya, cukup untuk membuat dada Irvan bergetar hebat.

Irvan terdiam, terpaku. Itu adalah pertemuan pertama, dan sejak saat itu, nama Raisa terpatri di dalam hatinya.

~

Sejak hari itu, bayangan Raisa selalu hadir dalam benak Irvan. Senyum tipisnya, tatapan matanya yang singkat, seolah menempel dalam ingatan.

Irvan mulai sering mencari alasan untuk melewati jalan menuju perpustakaan tua, berharap bisa melihat Raisa lagi. Dan benar-- hampir setiap sore, gadis itu datang, duduk di bangku panjang di depan perpustakaan sambil membaca buku atau sekadar menatap langit.

Awalnya Irvan hanya berani mengamati dari jauh. Tapi semakin hari, rasa itu makin tumbuh, seperti api kecil yang tak bisa dipadamkan.

Sampai akhirnya, kesempatan datang.

Suatu sore, hujan turun deras. Raisa yang baru keluar dari perpustakaan kebingungan karena lupa membawa payung. Angin membuat gaun putihnya basah, rambut panjangnya menempel di wajah. Saat itulah, sebuah motor berhenti di hadapannya.

Irvan, dengan wajah basah kuyup, mengulurkan jaket kulitnya tanpa banyak bicara.

"Pakailah. Kalau tidak, kau bisa sakit."

Raisa sempat ragu, menatapnya dengan alis berkerut. Tapi ada sesuatu dalam sorot mata Irvan-- kejujuran, ketulusan, dan entah kenapa, rasa aman. Perlahan ia menerima jaket itu, memakainya dengan hati-hati.

Untuk pertama kalinya, bibir Raisa membentuk senyum penuh, bukan hanya tipis. Senyum itu membuat jantung Irvan hampir meledak.

"Terima kasih---" suara Raisa lembut, nyaris tenggelam dalam suara hujan.

Sejak saat itu, mereka mulai berbicara. Awalnya singkat, lalu semakin panjang. Tentang buku yang Raisa baca, tentang kehidupan kota kecil yang kadang terasa membosankan, tentang mimpi-mimpi yang masih samar.

Hari demi hari, pertemuan mereka tak lagi kebetulan. Mereka mulai saling menunggu, saling mencari. Di bawah langit senja, di bangku kayu dekat perpustakaan, atau di jalan kecil penuh bunga liar--- Raisa dan Irvan menciptakan dunianya sendiri.

Dunia di mana hanya ada mereka berdua.

Namun di balik kebahagiaan itu, ada bayangan gelap yang terus mengintai. Raisa bukan gadis biasa. Ia adalah putri dari keluarga terpandang, dunia yang penuh aturan dan kehormatan. Sementara Irvan hanyalah pemuda keras kepala yang tumbuh di jalanan, tanpa nama besar untuk melindunginya.

Mereka tahu, cinta itu berbahaya. Tapi semakin mencoba menjauh, semakin kuat pula api yang membakar hati.

Cinta itu sudah menjadi candu.

Dan seperti semua candu, cepat atau lambat akan menuntut harga yang mahal.

...----------------...

**Next Episode**

\*\*\*

**Haaay, assalamualaikum semuanya**!

**Selamat datang di novel terbaruku**.

**Di karya kali ini, aku mencoba menghadirkan sebuah kisah yang berbeda dari sebelumnya-- kisah tentang cinta, luka, dan perjalanan hati yang mungkin bisa membuat kalian ikut hanyut bersama setiap halamannya**.

**Aku berharap, lewat cerita ini, kalian bisa merasakan setiap emosi yang kutulis; tawa, tangis, amarah, sekaligus harapan**.

**Terus dukung aku ya... karena tanpa kalian, tulisan ini tak akan berarti apa-apa. Semoga kalian menyukai novel ini, dan semoga setiap kata yang kalian baca bisa menyentuh hati kalian**.

**Selamat menikmati perjalanan kisahnya**.

Terpopuler

Comments

Jee Ulya

Jee Ulya

Nyampeee, Aromanyaaa nyampe siniii kaaaak😍😍😍

2025-10-20

1

Deyuni12

Deyuni12

aku mampir Thor,pagi pagi lagi .hehe
semangat y

2025-10-03

1

Jee Ulya

Jee Ulya

Aaah diksinyaaaa bikin meleleeeh 😭😭😭

2025-10-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!