NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berhutang Budi?

Pagi itu suasana rumah Ratna terasa hening. Udara pagi yang biasanya sejuk justru diselimuti ketegangan saat Dion datang dengan wajah kusut. Rambutnya acak-acakan, matanya sembab, jelas ia tidak tidur nyenyak semalaman. Ratna yang sedang duduk di ruang tamu langsung bangkit, menyambut putranya.

“Dion? Kenapa wajahmu kusut seperti itu? Apa yang sudah terjadi? Apakah kau bertengkar dengan Fira?” tanya Ratna penasaran.

Dion menjatuhkan tubuhnya ke sofa, menghela napas panjang. “Ma, aku tidak bisa tenang. Ada hal penting yang harus Mama dan Kak Diana tahu.”

Diana yang baru turun dari lantai atas ikut duduk di sebelah Ratna. “Apa lagi? Jangan bilang ini masih soal Elma!” sindirnya dengan nada kesal.

Dion mengangguk, menatap keduanya dengan mata muram. “Aku bertemu Elma di rumah sakit. Dia masih hamil, dan ternyata sekarang dia dekat dengan seorang pria. Namanya Amar. Kalian masih ingat? Amar teman SMA kami dulu.”

Ratna mengerutkan dahi. “Amar? Amar yang anak kakeknya punya hotel itu?”

“Ya, Ma. Dia,” jawab Dion dengan nada pelan. “Ternyata Amar yang membantu Elma. Dari yang aku lihat, Amar benar-benar perhatian. Elma bahkan tinggal di hotelnya setelah aku memcaritahu.”

Mendengar itu, Diana langsung mendengus sinis. “Dasar perempuan licik! Pantas saja dia masih bertahan dengan kandungannya. Rupanya sekarang sudah ada pria kaya yang mau menampungnya. Aku yakin Elma sengaja dekat dengan Amar agar dia bisa hidup enak.”

Ratna mengangguk setuju, wajahnya merah menahan amarah. "Mama sudah bilang dari dulu, perempuan itu pembawa sial. Sekarang terbukti! Dia mau mengangkat derajatnya dengan memanfaatkan Amar. Tidak bisa dibiarkan, Dion. Nama baik keluarga kita bisa tercoreng kalau orang-orang tahu Elma dulu istrimu, lalu sekarang bergandengan dengan pria kaya.”

Dion menunduk. Suaranya semakin berat saat berkata, “Bukan hanya itu masalahnya, Ma. Fira tahu soal Elma yang masih hamil. Dia marah besar. Dia tidak ingin ada anak dari perempuan lain selain dirinya. Dia menekanku untuk memastikan kandungan Elma digugurkan. Kalau tidak, Fira akan menarik semua fasilitas, bahkan uang yang sudah dipakai untuk melunasi hutang keluarga kita.”

Ruangan langsung hening. Ratna dan Diana saling berpandangan, lalu keduanya menatap Dion dengan wajah penuh keterkejutan.

“Apa?!” Ratna membentak, suaranya meninggi. “Kalau Fira benar-benar melakukan itu, habislah kita, Dion! Semua hutang yang sudah lunas akan kembali menjerat kita. Kau sadar tidak, betapa besarnya jasa Fira menutup lubang-lubang yang selama ini menghantui kita?!”

Dion hanya bisa menunduk, keringat dingin menetes di pelipisnya. “Aku tahu, Ma. Makanya aku bingung harus bagimana. Aku tidak punya pilihan lain. Tapi aku juga...”

“Tidak ada tapi!” potong Diana cepat. “Elma harus disingkirkan. Kandungannya harus hilang! Itu satu-satunya jalan. Kalau tidak, bukan cuma kau yang sengsara, tapi kita semua, Dion. Apa kau ingin lihat Mama jatuh miskin di usia setua ini?”

Ratna mengepalkan tangan. “Benar kata Diana. Elma itu akar dari semua masalah. Sejak awal dia sudah membuatmu celaka. Sekarang kalau dia sampai melahirkan anak itu, hidup kita benar-benar akan hancur. Fira tidak akan pernah menerima. Kau harus pilih. Ingin menyelamatkan keluargamu atau terus mengasihani perempuan itu?”

Dion menutup wajah dengan kedua tangannya. Hatinya terasa seperti diremas. “Aku juga bingung, Ma. Bagaimanapun juga, itu anakku…”

Ratna menatapnya tajam, suaranya dingin. “Anak dari perempuan miskin yang sudah bukan istrimu lagi. Jangan bodoh, Dion. Kalau kau terus lemah, kita semua akan jadi korban. Kamu harus rela.”

Diana tersenyum miring, tatapannya penuh intrik. “Aku punya ide. Kita tidak perlu repot-repot berhadapan langsung dengan Elma. Kita bisa buat dia sengsara pelan-pelan. Lagipula, kalau Amar benar-benar melindunginya, kita harus lebih licik dari itu. Caranya…” Diana mendekat, berbisik pada ibunya dan Dion, menyampaikan rencana yang membuat mata Ratna perlahan berbinar.

“Kalau itu berhasil…” Ratna mengangguk, suaranya penuh kepuasan. “Elma akan hancur, bahkan tanpa kita harus menyentuhnya. Amar juga akan menjauh darinya.”

Dion hanya bisa menunduk, dadanya sesak. Ia tahu apa yang mereka rencanakan kejam, tapi ia terjebak dalam jeratan yang ia ciptakan sendiri. Cinta, tanggung jawab, dan rasa takut bercampur aduk, membuatnya hanya bisa mengangguk lemah.

“Baiklah,” ucap Ratna akhirnya, menepuk bahu Dion. “Kita akan pastikan Elma dan anak itu tidak akan pernah mengganggu hidup kita lagi.”

Diana tersenyum puas, seolah sudah memenangkan pertarungan. “Biarkan aku yang mengurus sisanya, Ma. Aku tahu bagaimana cara membuat Elma jatuh ke jurang penderitaan.”

Dan di ruang tamu rumah itu, terjalinlah kesepakatan penuh kebencian. Elma yang tengah berjuang dengan perutnya yang semakin membesar, sama sekali tidak menyadari bahwa bahaya besar sedang disiapkan untuk menghancurkan dirinya dan calon anaknya.

***

Sore itu, Diana duduk di sebuah kafe mewah dengan wajah yang penuh percaya diri. Ia mengenakan gaun berwarna merah marun yang menonjolkan keanggunannya, riasan wajahnya begitu tebal seakan ingin menegaskan bahwa ia adalah perempuan kelas atas. Tangannya sibuk memainkan sendok kecil di cangkir kopi yang sudah dingin, matanya sesekali melirik jam tangan di pergelangan.

Tak lama kemudian, Amar datang. Penampilannya sederhana, kemeja putih dengan celana hitam, rapi tanpa berlebihan. Langkahnya tenang, meski ia bisa menebak maksud Diana memanggilnya bukanlah sesuatu yang baik. Amar menghela napas sebelum duduk di hadapan Diana.

“Ada apa kau mengajakku bertemu, Diana?” tanya Amar singkat, tatapannya lurus, tanpa basa-basi.

Diana tersenyum miring. “Amar, aku hanya ingin bicara sebagai teman lama adikku. Aku mendengar kabar, kau sekarang dekat dengan Elma.” Suaranya terdengar manis di permukaan, tapi terselip nada meremehkan.

Amar mengangguk pelan. “Kalau iya, kenapa?”

Wajah Diana berubah serius. Ia mencondongkan tubuh ke depan, suaranya diturunkan. “Aku harus memperingatkanmu, Amar. Elma itu perempuan pembawa sial. Sejak Dion menikah dengannya, keluargaku hancur. Bisnis keluarga kami bangkrut, hutang menumpuk. Semua gara-gara Elma. Dia jahat, Amar. Jangan biarkan kau juga terjerat olehnya.”

Amar menatap Diana tanpa berkedip. Ucapan itu tidak asing baginya, karena gosip tentang Elma sudah lama beredar. Namun, baginya kebenaran jauh berbeda dari cerita yang diwarnai kebencian.

“Diana,” suara Amar tegas, “kau salah besar.”

Diana mengernyit. “Salah? Jadi kau membela dia? Apa untungnya kau lakukan semua ini? Kau bisa dapat perempuan jauh lebih baik darinya, bahkan aku.” Ia tersenyum penuh percaya diri. “Lebih baik kau menikahi aku. Kau tahu, keluargaku dulu terpandang. Bersamaku, hidupmu akan lebih terjamin daripada terus menerus membantu Elma yang hanya membawa kesialan.”

Ucapan itu membuat Amar terdiam sejenak. Ia menatap Diana dengan sorot mata yang dalam, lalu perlahan ia menggeleng. “Kau tahu, Diana? Aku tidak pernah menyesal menolong Elma. Justru aku berhutang budi padanya.”

Diana terkejut, tak menyangka Amar akan berbicara demikian. “Berhutang budi? Maksudmu apa?”

Amar menghela napas panjang. Ingatannya melayang ke masa lalu. “Waktu kami sekolah dulu, semua orang suka mengejekku. Mereka bilang aku gendut, jelek, tidak pantas berteman dengan siapa pun. Hampir setiap hari aku jadi bahan tertawaan. Tapi di saat semua orang meninggalkanku, hanya ada satu orang yang mau berdiri di sisiku, membela aku, bahkan berani melawan teman-teman yang membuliku.” Amar menatap mata Diana tajam. “Dan orang itu adalah Elma.”

1
Sunaryati
Kutunggu Amar segera lakukan
Sunaryati
Lanjuut skin seru, semangat Elma
R Ni: sipp kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Sunaryati
Mudah- mudahan lancar
R Ni: iya kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
reti
makin seru ceritanya
R Ni: makasih kakak👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Semangat Anar dan Elma💪💪💪👍
R Ni: yeee semangat 👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
nikahin elma aja amar biar ada yang melindungi, toh elma sdh cerai.
R Ni: nanti kak👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
jahat banget dion sekeluarga. klo emang gak mau sm elma ya udah toh sdh cerai..
R Ni: mereka halal di goreng👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🍇🍇🍇🍇🍇
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: /Watermalon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: /Moon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 2 replies
Vay
❤️❤️❤️❤️❤️
R Ni: 🍨🍨🍨🍨🍨
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: 🍧🍧🍧🍧🍧🍧
total 1 replies
Sunaryati
Balas mereka tapi jangan sampai hatimu dikuasai nafsu setan seperti mereka
R Ni: Memang akan dibalas👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🍓🍓🍓🍓🍓
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜
R Ni: 🧋🧋🧋🧋🧋
total 1 replies
Sunaryati
Biarkan karma yang membalasnya Elma, kau bangkit dan tata hidupmu, tunjukkan pada mereka, kau mampu bahagia .
R Ni: halal balas dendam👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Sunaryati
Bayi Fira jika lahir cacat atau mati, dan tak punya anak lagi, sedangkan Elma mendapatkan suami yang menyayangi dan memiliki anak yang baik
R Ni: jadi yatim piatu boleh lah🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!