Delia Aurelie Gionardo hanya ingin mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Devano Alessandro Henderson. Setelah satu tahun penuh sandiwara, ia datang membawa surat cerai untuk memutus semua ikatan.
Namun malam yang seharusnya menjadi perpisahan berubah jadi titik balik. Devano yang biasanya dingin mendadak kehilangan kendali, membuat Delia terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.
Sejak malam itu, hidup Delia tak lagi sama—benih kebencian, dendam, dan rasa bersalah mulai tumbuh, mengikatnya kembali pada pria yang seharusnya menjadi "mantan" suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBMS - Bab 12 Sakit
Tak terasa, kehamilan Delia sekarang sudah memasuki usia dua bulan. Pagi ini sebelum berangkat ke kantor, Delia menyempatkan diri untuk mengecek kandungannya.
Ia sudah jarang merasa mual atau pusing seperti dulu, nafsu makannya pun lebih baik. Karena itu dokter tak lagi memberinya obat anti-mual.
Pukul sembilan pagi Delia sampai di kantornya. Dengan langkah tenang ia memasuki lobi.
Tak sengaja, di sana ia berpapasan dengan Giselle yang baru datang.
'Wanita itu sepagi ini sudah ada di kantor. Apa dia pikir kantor ini taman bermain? Sering sekali datang dan pergi sesuka hati,' batin Delia.
"Pagi, Delia? Wajahmu terlihat kusam sekali di pagi yang secerah ini," sindir Giselle mencoba menyulut emosi.
Namun Delia tetap tersenyum tenang. "Selamat pagi juga, Giselle. Ya… kamu benar, wajahku cukup kusam padahal pagi ini cerah. Tapi kamu tahu kenapa?" Delia berhenti sejenak. "Karena ada gerhana matahari yang selalu datang ke sini."
Giselle melotot. Berani sekali Delia bicara seperti itu pada calon nyonya muda Henderson.
"Maksudmu apa bicara seperti itu? Kamu mau mengajakku ribut?!" kesal Giselle maju selangkah.
"Cukup. Sampai di situ saja. Aku tidak suka bau badanmu," ujar Delia tenang.
“Kamu! Beraninya bicara seperti itu padaku! Awas saja, akan aku adukan semuanya pada Dev agar dia menendangmu dari perusahaan ini sekarang juga!” ancam Giselle.
"Silakan saja, aku tidak peduli. Maaf, aku permisi. Masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan," ucap Delia santai sambil berlalu.
"Hiiih!" Giselle geram. Rasanya ingin sekali mencakar wajah Delia.
Padahal ia berbicara seperti itu untuk menjatuhkan mental Delia. Tapi entah mengapa, di matanya Delia justru tampak semakin cantik. Kulitnya lebih cerah, tatapannya lebih hangat, ada semacam sinar lembut yang membuatnya terlihat berbeda. Aura yang tak bisa Giselle pahami, tapi perlahan membuatnya kesal.
Giselle pun langsung pergi naik keruangan sang kekasih. Meninggalkan senyuman para karyawan yang melihatnya.
Sementara itu Delia tetap berjalan dengan tenang memasuki ruangannya.
"Selamat pagi nona Delia," sapa para karyawan.
"Pagi," sahut Delia dengan senyum ramah.
"Gita, tolong buatkan aku segelas air lemon hangat ya, taruh dimeja kerjaku," titah Delia pada seorang office girl.
"Baik nona, segera saya siapkan,"
"Hmm.."
Kini Delia memasuki ruangannya, ia duduk di kursinya lalu menaruh bungkus obat dilaci meja kerjanya.
Tak berapa lama, Gita datang dengan air lemon hangat pesannya.
"Silahkan nona," ucap Gita.
"Terimakasih banyak Gita,"
"Sama-sama,"
Gita pergi meninggalkan ruang kerja Delia. Sementara dengan perlahan Delia mulai membuka laptop kerjanya.
Ia menghela nafas, mengusap lembut perutnya sendiri seolah tengah mengucapkan salam selamat pagi pada sang jabang bayi.
"Pagi sayang.. Sekarang waktunya kita bekerja, kamu disini saja, jangan ganggu mommy," ucapnya.
Setelah berfikir semalam, Delia memutuskan untuk panggilannya sebagai mommy saja. itu terdengar seperti menggemaskan sekaligus keibuan.
Kini Delia pun langsung memulai aktivitas pekerjaannya kembali seperti biasanya.
***
Sementara itu diruang Presdir.
Giselle datang dan membuka pintu dengan kasar saking kesalnya pada Delia tadi. Ia merasa benda apapun ingin dia banting sekarang juga.
Hih! Andai bukan kantor Dev, pasti Giselle sudah mencakar wajah Delia dan menarik rambutnya.
"Dev! Lihatlah, Delia sudah berani menghinaku! Aku jadi barang tertawaan satu kantor tadi!" adu Giselle yang masih berdiri diambang pintu. Berharap Dev akan datang menyambut dan memeluknya untuk menenangkan hatinya.
Tapi Dev tak bergeming, pria itu merasa ada yang tidak beres pada tubuhnya sejak pagi. Entah mengapa sejak pagi tadi ia terus mual, hingga merasa sangat lemas.
"Dev! Kamu dengar aku tidak sih!" protes Giselle.
"Aku dengar.." jawab Dev, suaranya jadi serak.
Melihat wajah Dev yang pucat, Giselle langsung berlari menghampirinya didepan meja kerjanya.
Giselle meraih dagu Dev dan mengangkatnya. "Dev kamu Kenapa? Sakit? astaga.. Kamu pucat sekali," ucap Giselle, suaranya semakin membuat kepala Dev pusing.
"Aku juga tidak tau, sejak pagi aku merasa tidak enak badan." ujar Dev.
"Kalau begitu kita kedokter saja sekarang. Aku akan membantumu," ucapnya, Giselle memutari meja dan meraih lengan Dev mencoba membantunya berjalan.
Tapi tiba-tiba saja Dev justru merasa sangat pusing sekali mencium aroma parfum yang dikenakan oleh Giselle.
Dev tak tahan, tubuhnya terasa lemas seketika dan bulir keringat dingin mulai keluar dari keningnya.
Dev beranjak dari kursinya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
"Dev? Ada apa? Kamu baik-baik saja?" tanya Giselle. Kini gadis itu menunggu didepan kamar mandi.
Sementara didalam, Dev merasa tubuhnya tiba-tiba terasa lemas dan gemetar. Dan entah mengapa parfum Giselle malah membuat kepalanya menjadi pusing seketika.
"Astaga.. Apa yang terjadi dengan tubuhku? Kenapa rasanya lemas sekali," gumam Dev.
Dev mencuci wajahnya dan mencoba mengatur nafasnya kembali. Mungkin itu efek karena pola makannya yang akhir-akhir ini benar-benar tidak baik. Dev bahkan sudah dua minggu ini tidak bisa mencium aroma masakan karena mual.
"Bagaimana? Sudah lebih baik?" tanya Giselle, gadis itu refleks mendekati Dev karena khawatir.
Tapi Dev justru seolah menolaknya, mencoba menahan langkah Giselle dengan mengangkat tangannya. "Tidak sel,"
"Kenapa?" tanya Giselle heran.
Dev menahan dengan susah payah gelombang mual itu, ia menggeleng cepat. "Aku mohon, jangan dekati aku dulu,"
Giselle melotot. "What?!"
"Maaf sel, tapi.. Bau parfummu, aneh.. Itu membuat kepalaku pusing," ucap Dev jujur. sumpah baunya sangat membuat Dev cepat merasa mual.
"Apa maksudmu Dev? apa kamu tidak waras? Keterlaluan!" geram Giselle. Gadis itu langsung menghentakkan kakinya dan pergi.
"Sel, bukan begitu maksudku, sel," panggil Dev. Tapi tenaganya kini tak cukup kuat untuk mengejar sang kekasih. Mungkin memang lebih baik seperti ini dulu. Dev butuh waktu sendiri.
Dev meraih ponselnya dan menghubungi sekertaris pribadinya Michael.
📱"Batalkan rapat pagi ini, aku sedang tidak enak badan," ucap Dev.
📱"Baik pak,"
Tut-
Dev sungguh tak memiliki tenaga cukup hari ini, setelah mematikan telfonnya bahkan ia langsung merebahkan tubuhnya diatas sofa.
"Apa mungkin aku keracunan makanan?" gumamnya lemah.
***
Semua laporan keuangan telah siap dimeja Delia. Wanita itu mengeceknya sekali lagi untuk hari ini.
Tok tok
"Masuk," titah Delia.
"Nona, meeting hari ini.."
"Aku yang akan datang," jawab Delia. sekarang tubuhnya sudah lebih baik, jadi ia akan kembali mengambil alih semuanya.
"Tapi.. tuan Devano baru saja mengumumkan untuk membatalkan meeting," terang Jessy.
Delia mengerutkan keningnya, lalu meraih ponselnya. Dan benar saja, ada pengumuman digrup kantor yang belum sempat ia baca.
"Kenapa dibatalkan?" tanya Delia heran, selama ini mana pernah Devano seperti ini, membatalkan meeting secara mendadak. Apa mungkin, ada sesuatu?
"Tuan Devano sakit," jelas Jessy.
Deg!
"Sakit?"
Dev jangan jadi di paksa Delia nya
di bujuk secara halus dunk🤭
kasih maaf aja Del tapi jangan cepat² balikan lagi ma Dev
hukumnya masih kurang 🤣
Akui aja toh kalian kan sudah bercerai
biar Dev berjuang samapi titik darah penghabisan 🤭
semangat ya Dev awal perjuangan baru di mulai
kak sekali² cazy up dunk kak🤭🤭
Biar bisa lihat cicit nya
semua butuh waktu dan perjuangan 🤭🤭
Siksa terus Dev dengan penyesalan 🤗🤗🤗
Makan to rencana mu yg berantakan 😏😏
Ayo Dev Nikmati penyesalan mu yg tak seberapa 😄😄
jangan pakai acara nangis Bombay ya Dev 🤣🤣🤣
biar nyesel to Dev
bila perlu ortu Dev tau kalau mereka sudah cerai dan bantu Delia buat sembunyi
soalnya mereka pasti senang kalau tau bakalan punya cicit sama cucu🤭🤭
tunggu karma buatmu ya Dev 😏😏