Petaka Rumah Kosong

Pagi yang tenang dengan semilir angin yang sejuk

Menerpa wajah Niah yang sedang menikmati pagi nya dengan memejamkan mata sejenak, dan merentangkan kedua tangan nya

"hmmm hahhh"

"sejuk nya udara di pagi hari.. Alhamdulillah ya Rab atas semua nikmat dan karunia Mu.."

🎶telah lama ku menunggu diri mu mencoba hubungi ku

Karna ku berharap pada mu .. Mencari yang tak pasti. Wahai kau bunga hati ku ...🎶

Alunan musik terdengar saat Nabil menyalakan speaker bluetooth Nabil

Salah satu lagu favorit nya Nabil yang entah siapa penyanyi nya Niah tidak tau, tapi suara nya sangat merdu dan nyaman di telinga yang mendengar nya

"mas kamu kenapa ko sering banget putar lagu itu, lagu favorit kamu ya?" tanya Niah sambil melihat pemandangan sawah

"Iyah lagu ini kaya kisah kita, dari dulu kita punya kontak di handphone tapi susah bener kalau buat ketemu, " jawab Nabil

"hmmm Iyah gimana enggak, kamu aja jauh merantau ke kota, aku juga di sini sibuk kerja" jelas Niah sambil duduk di papan yang di pohon kedondong dengan uncang-uncang kaki (berayun-ayun) seperti itu

"kan sebelum aku merantau ke kota aku, ngajak kamu nonton film loh di bioskop tapi kamu enggak bisa terus, nyebelin tau" jawab Nabil lagi yang sedikit kesal kalau ingat itu

"aku kan mageran orang nya, kalau pulang kerja udah sampe rumah udah gak mau kemana-mana lagi, apa lagi kamu ngajak nya hari weekend udah itu waktu aku metime sama kamar" jelas Niah dengan bangga nya

"yah justru itu weekend, itu waktu nya untuk keluar menikmati hari libur, refreshing otak gitu loh, kaya orang-orang " Nabil menjelaskan maksud nya

"Iyah itu kan untuk orang-orang, aku mah enggak bisa, kalau udah ada janji sama temen pasti gak pernah jadi, jadi nya dari pada bikin kamu berharap ya udah mending dari awal aja aku bilang biar kamu tau,

Terus ya kalau orang rumah ada nitip sesuatu

sama aku, aku juga bilang dari awal ke semua nya, kalau ada mau nitip sesuatu kabarin sebelum aku jam pulang kerja, atau dari rumah dan jam istirahat, karena kalau udah sampe rumah aku gak bakal mau keluar lagi," terang Niah panjang lebar

"maka nya saat jam pulang kerja aku cek handphone sambil jalan ke parkiran takut ada pesan yang penting atau tidak , kalau penting aku bisa ngebut bawa motor nya, dan kalau tidak ada apa-apa aku mah santai aja

Dan lagi kalau ada undangan pernikahan aku juga dateng nya sepulang kerja langsung kalau hari Sabtu, kan pulang setengah hari, tapii ya...

Kalau undangan pernikahan itu di hari Minggu aku gak bakal Dateng, hihihihi aku kondangan basian aja.. Gitu cerita nya.."

Ungkap Niah menjelaskan tentang prinsip mager nya itu

"astaga.. Kok ada ya perempuan kaya kamu ini, di banyak orang-orang pada sibuk main atau nongkrong, jalan-jalan sama temen saat weekend ini malah sibuk sama apa, sama kasur?!" heran Nabil sambil geleng-geleng kepala

"nah maka nya mereka kan sibuk sama temen atau pacar nya kan, aku mah enggak punya temen." balas Niah santai saja

Ckk

Nabil berdecak heran sekali akan tingkah istri nya itu

Nabil mempunyai ide untuk melakukan sarapan pagi di sawah, karena ini hari libur dan ingin merasakan suasana yang alam yang indah sambil melihat sunrise

Sambil menikmati sarapan nya di sawah, karena di dekat rumah kontrakan ini dekat dengan sawah hanya berjalan beberapa meter saja ke arah belakang rumah mbak Santi, dan melewati kuburan orang tua nya mbak Santi

Sawah di sini pun petakan pertama kebanyakan di tanami sayur-sayuran dan petakan ke depan selanjut nya baru di tanami padi. Nabil dan Niah duduk di bawah dua pohon kedondong yang lumayan besar dan rimbun, di kedua pohon kedondong itu lah di hubungkan papan kayu yang di gunakan untuk para petani beristirahat saat disawah.

Tapi Niah membawa alas untuk mereka berdua membawa makanan pagi nya seperti orang yang sedang piknik

"Niah ayok sarapan kita.. " ucap Nabil sambil terus tersenyum senang, karena akhir nya bisa merasakan suasana pagi hari di sawah

"Iyah ayokk , untung kemarin aku beli ayam jadi kita sarapan nasi sama ayam bakar aja, tapi ini mah kesukaan kamu mas , sayap semua." oceh Niah sambil menuangkan nasi dan lauk

"Iyah lah karena bagian sayap itu yang paling enak, juicy, dan bumbu nya meresap sampai ke dalam" timpal Nabil sambil menerima piring berisi sarapan nya

"itu menurut kamu, bagian apa pun kalau di masak dengan benar juga pasti bumbu nya meresap yang penting bumbu nya enak, " balas Niah mulai menikmati sarapan pagi nya

"Alhamdulillah..." ucap Nabil setelah selesai sarapan

Setelah selesai sarapan

" bagus banget ya pemandangan nya?" tanya Nabil menoleh pada Niah

"Iyah masih pagi bagus, tapi kalau udah siang panas, tapi untuk ada pohon kedondong ini yang besar jadi gak kepanasan " jawab Niah sekena nya

"iya ini kan memang tempat berteduh nya petani untuk istirahat kalau lagi ke sawah " jelas Nabil lagi

saat ini mereka duduk di bawah beralaskan tikar kecil yang di bawa Niah, masih terdengar lagu-lagu yang di putar Nabil dari speaker bluetooth nya

Di sawah seberang, beberapa petakan sawah ke depan sekelompok ibu-ibu sedang memanen daun kemangi dan salah satu dari mereka pun berteriak pada Niah

"wooyy neng... Emang luh enggak nyuci di rumah ?!"

"Iyah itu dari tadi di liat nya masih maen di sawah aja" sambung ibu yang lain tapi masih kedengaran oleh Niah dan Nabil

Mereka berdua pun hanya terkekeh mendengar pertanyaan dari ibu-ibu itu, karena sebelum ke sawah Niah sudah beres dengan cucian nya, karena Niah kan nyuci nya malam jadi pagi tinggal masak

"hihihihihi mereka enggak tau yah mas aku udah beres nyuci dari semalam" ucap Niah pada Nabil sambil bersandar di pundak Nabil

"Iyah biarin aja mereka itu" jawab Nabil masih merasa lucu juga

"ntar jam delapan an kita balik yah" ucap Nabil sambil melihat jam tangan nya

"oke lah" balas Niah singkat

"mas liat tuh teras rumah, kebiasaan ini" ucap Niah kesal sambil berjalan menuju rumah kontrakan nya

"hmmm beresin aja bersihin mau gimana lagi ini " Nabil menghela nafas nya

"itu suami nya mbak Santi kenapa sih ya, mau buat kita enggak betah apa disini kan kita gak pernah telat bayar kontrakan nya, lagian kan ini rumah punya orang tua nya mbak Santi jadi otomatis ini rumah punya mbak Santi bukan suami nya, " jelas Niah saat Meraka sudah di dalam

"Iyah padahal kita juga enggak ada menyinggung dia , kalau ada di depan juga aku nanya duluan sama dia" timpal Nabil heran juga sama sikap suami nya Santi yaitu pandi

"kadang kalau udah malam ya mas air keran itu mati, dan itu kalau suami nya mbak Santi itu ada di rumah, kalau dia kerja malam itu air gak pernah di matiin sama mbak Santi. Berarti yang matiin ini suami nya " tebak Niah dengan logika nya

Karena mereka membayar sewa rumah ini sudah termasuk listrik dan air, dan air pun Sanyo nya ada di rumah Santi, jadi otomatis, kalau yang di dalam rumah Santi nya di matikan Sanyo nya otomatis yang di rumah Nabil ini pun mati juga

dan ini terjadi saat suami nya mbak Santi ada di rumah, kalau dia kerja malam baru air enggak pernah mati