NovelToon NovelToon
Aris Anak Indigo

Aris Anak Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Izza naimah

Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

" bang, Papa sama Mama kok belum pulang-pulang ya" harus mengintip keluar dari jendela samping pintu. sudah sampai magrib tapi orang tuanya belum pulang juga dari rumah sakit.

Aris jadi khawatir.

tidak mendengar jawaban dari Leon, Haris pun menoleh, melihat Leon yang termenung di sofa.

" bang! "

" hm"

Aris menghampiri Leon.

" mama sama papa kok lama banget ya. apa kita susulin aja?"

" ck! lebay banget. bentar lagi juga pulang"

Aris mendengus . ini semua gara-gara kunti sialan itu, pasti dia sengaja menampakkan diri di depan mama. Aris akan mengampleng kepalanya nanti.

lihat aja!

Tin!

panjang umur.

itu suara klakson mobil papa. Bi Titin tergopoh-gopoh lari ke depan untuk membukakan pintu gerbang. sementara Aris berdiri di teras, menunggu kedua orang tuanya turun dari mobil.

syukurlah Mama baik-baik saja. Papa memeluk pundak mama, lalu membawa masuk ke dalam rumah.

" Pa, Apa kata dokter? Mama baik-baik aja, kan?" todong Aris.

" nanti ceritanya di dalam" ujar papa.

Aris menggangguk, ia membukakan pintu lebih lebar untuk mama dan papa, kemudian mengikuti orang tuanya masuk.

" ma" Leon berdiri. dengan Sigap laki-laki itu menuntun Mama dari sisi kiri.

Aris jalan duluan ke kamar orang tuanya, membukakan pintu, lalu menyiapkan tempat tidur untuk Mama supaya mama merasa nyaman. begitu Mama duduk di ranjang. Aris pergi ke dapur, meminta Bi Titin membuatkan teh hangat.

Aris kembali dengan teh hangat.

" ma, minum dulu"

Mama menerima Teh dari Aris, selalu menyebutnya sedikit demi sedikit. wanita itu duduk menyandar di kepala ranjang, kakinya dipijat oleh Leon. dirasa cukup ia mengembalikan gelasnya kepada Aris.

arus meletakkan gelas tersebut di nakas, kemudian naik ke tempat tidur mama, dia kebagian dan mijit tangan mama, menggantikan Papa yang masih menerima telepon dari temannya.

" kalian ini kalau mamanya sakit aja baru kalian berbakti" ujar Mama, pura-pura sedih. padahal dalam hati senang Bukan main diratukan oleh anak-anak dan suaminya.

Ternyata enak juga jadi satu-satunya yang paling cantik di rumah.

" Aris selalu berbakti kok, Mah"

Mama mendelik sinis.

" nggak salah denger mama?"

Aris nyengir lebar.

" Mama jangan marah-marah terus, Nanti mama kena darah tinggi"

" Iya kamu jangan bandel makanya. Mama sering marah-marah juga karena kamu"

" Ya udah maaf"

" Maaf tapi diulangi lagi"

" namanya juga khilaf"

" khilaf kok berkali-kali"

Leon melototi Aris, memberi isyarat agar diam. Aris langsung memanyunkan bibir. terpaksa Tutup mulut karena Mama sedang sakit.

" Apa kata dokter mah?" tanya Leon.

" ceritain dulu kenapa tadi Mama sebelum pingsan teriak kenceng banget" Kalau benar karena kuntilanak itu, Aris tidak akan diam. dia akan... akan menyuruh Lingga menendang kuntilanak itu

kalau Aris, jangankan menendang kuntilanak itu, merasakan kehadirannya saja dia sudah ketakutan Setengah Mati.

" itulah yang Mama Ceritakan sama kalian. Mama udah cerita ke Papa, tapi papa nggak percaya. katanya nggak logika. nggak logika apanya! emang gitu kalau belum ngalami langsung" Mama melirik jengkel ke arah Papah yang kini sibuk mengurus pekerjaan di meja kerjanya.

pria paruh baya Itu tampak tak peduli oleh sindiran mama.

" Mama tadi rencananya mau ngambil agar-agar di kulkas kan, Mama mau makan sambil nonton drakor. padahal pikiran Mama nggak kosong loh. Mama lagi mikirin Lee dong-wook" Mama senyum-senyum centil.

mendengar nama pria lain di sebut mama, papa spontan melirik tak suka.

Cemburu ya, hehehe.

" udah mama ambil kan itu agar-agarnya, mama bawa dong ke ruang tengah. dan entah gimana ceritanya kok tiba-tiba agar-agar di tangan mama berubah jadi janin. kalian tahu janin gak? ck, itu loh bayi yang beru jadi beberapa minggu " ujar mama penuh ekspresi, seolah yang diajak cerita bukan anak anaknya, melainkan teman-temannya.

Aris menyimak cerita mama dengan wajah serius, sesekali kepalanya manggut-manggut.

berbeda dengan Leon yang tidak memberikan reaksi apapun, gerakan tangannya yang memijat kaki Mama berhenti perlahan.

" yang buat mama lebih syok, kangen Mama penuh darah sampai ke lengan-lengan. Gimana mama nggak langsung teriak coba.iihhh... " Mama bergidik ngeri mengingat kejadian Berapa jam lalu.

Oh, jadi gitu kejadiannya. kirain Mama lihat sosok kuntilanak itu. tapi tetep aja sih itu namanya mengganggu.

" Menurut kamu gimana Ris? kamu kan indigo"

Aris menyentuh keningnya dengan telunjuk.

" menurut penglihatan Indigo Aris, yang Mama pegang itu anak dari kuntilanak yang kemarin gangguin Aris sama Bang Jack"

Leon langsung menatap Aris.

" Astagfirullah" Mama menutup mulut, syok.

" Kenapa dia masih di sini? kata kamu Dia nggak bakal netap di rumah kita"

" Aris juga nggak tahu. biasanya juga mampir ke sini langsung pergi, tapi ini kok nggak pergi-pergi, kayak ada sesuatu yang mau disampaikan sama penghuni rumah ini" Aris melirik Leon yang tiba-tiba jadi gelisah.

" tadinya Aris pikir dia suka sama Bang Jack, soalnya dia ngikutin Bang Jack terus"

Mama beralih pada Leon.

" Le, kamu ngelakuin apa kok sampai diikutin kuntilanak?"

" nggak ngelakuin apa-apa mah" jawab Leon kemudian menatap Aris marah.

" lo Jangan nuduh yang nggak-nggak"

" Siapa yang nuduh, orang gue cuman berasumsi karena dia ngikutin lo terus. kan bisa Bener Bisa salah. kok situ tiba-tiba sewot"

Leon mengatur nafas guna meredam emosinya yang akhir-akhir ini tidak stabil.

papa menutup berkas yang selesai diperiksanya.

" kata dokter tekanan darah Mama rendah, kecapean juga Makanya mama berhalusinasi" Timpal papa.

" itu akibatkan kalau nonton drakor terus"

Mama melotot tak terima.

" kok halusinasi, Pa. orang Mama beneran lihat pakai mata kepala Mama sendiri, kok malah dibilang halusinasi. Terus apa hubungannya sama drakor"

" Pagi, siang, sore malam yang dilihat drakor Terus. yang nyata diangkurin"

" masa mama mau ngeliatin papa terus. bosen dong" Mama membuang muka dengan angkuh.

" oh gitu, oke. semua kartu kredit yang papa kasih, balikin sekarang juga"

" Oke. Papa jangan tidur sama mama"

Harus benar-benar melihat pertengkaran kecil orang tuanya.

" kamar Aris masih lebar kok Pah"

" goblok! malah dibikin runyam" Leon menahan tawa untuk sesaat dia merasa terhibur.

Papa menghela nafas mengalah. mana bisa papa Yang bucin tidur tanpa mama. kering dunia.

" Mama mau makan sate padang nggak? Papa pesenin ya"

" Aris mau pa" sahut Aris Seraya mengangkat tangan.

" Papa bukan nawarin kamu" kata Papa yang tengah mengotak-atik ponselnya.

" tahu kamu ini, ikut-ikutan aja" tambah mama. kembali tersenyum senang setelah dibujuk secara tidak langsung oleh suami tercinta.

" tapi Aris mau"

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!