Setelah kematian kedua orang tuanya, Farhana baru tahu jika mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Mereka berdua meninggal akibat kecelakaan. Dan ternyata yang menabrak adalah putri kandungnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PINDAH KE ASRAMA
Farhana meminta sopir untuk membawanya ke sekolah. Untuk sementara Farhana menitipkan kopernya pada pihak penjaga. Nanti saat kepala sekolah tiba, ia akan mengutarakan keinginannya tinggal di dalam asrama.
Karena masih pagi belum ada siswa yang datang ke sekolah. Ia tidak langsung pergi ke kelasnya. Ia malah pergi ke kantin untuk sarapan.
"Selamat pagi Bu," sapa Hana pada Bu Surti. Bu Surti merupakan salah satu pemilik kantin yang menjual berbagai hidangan nasi.
"Selamat pagi Neng. Kok pagi-pagi gini sudah datang. Mau bantuin Ibu masak apa?" goda Bu Surti sambil tersenyum.
"Boleh juga tu Bu. Sayangnya Saya duduk di kursi roda. Jadi tidak ada yang bisa dibantu, " sahut Farhana sambil tersenyum.
"Eh....." Bu Surti bingung jadinya. Dia pikir tadi Farhana duduk di kursinya . Ternyata duduk di kursi roda.
"Maaf ...Ibu tidak tahu, " ucap Bu Surti dengan raut bersalah.
"Tidak masalah kok Bu. Saya tahu niat ibu baik. Jadi tidak usah difikirkan. Kalau boleh Saya tahu, yang sudah apa saja ya Bu?"
"Nasi pecel mau?"
"Boleh deh. Ada tambahan lauk apa saja?"
"Ada telur balado, aneka persatean, ayam goreng, udang goreng, cumi goreng, dan masih banyak lagi."
"Kalu begitu Saya pesan nasi pecelnya ditambah telur balado dan udang goreng."
"Tunggu sebentar ya."
"Ok"
Bu Surti masuk kedalam kantinya dan menyiapakan apa yang sudah Farhana pesan.
Di tempat Bu Surti ada dua keryawan yang membantunya. Semuanya masih saudaranya.
Selain Bu Surti masih ada beberapa lagi yang berjualan di area kantin. Bu Jamilah menjual soto, bakso dan mie ayam. Bu Retno menjual aneka cemilan atau makanan ringan. Masing-masing memilki karyawannya sendiri.
Selain kantin di sekolah juga ada koperasi siswa. Di koperasi ada berbagai keperluan siswa yang dijual. Mulai dari seragam, Atk dan makanan ringan. Ada juga tempat untuk foto kopi. Jadi saat ingin foto kopi tidak perlu pergi ke tempat lain.
Disaat Farhana makan ia tidak menyadari jika di rumah yang ia tinggalkan kini terjadi kekacauan akibat kepergiannya. Meski ia tahu ia tidak akan perduli.
Selesai makan, Farhana pun masuk ke dalam kelas. Ternyata di dalam kelas sudah ada Dzaki yang sedang membaca buku.
"Pagi, " sapa Farhana sebelum meletakkan tasnya diatas meja.
"Pagi, " sahut Dzaki dengan pelan . Setelah itu tidak ada lagi yang bersuara. Dzaki dengan bukunya dan Farhana dengan ponselnya.
Tak lama kemudian satu persatu mulai berdatangan. Agak heran melihat Dzaki dan Farhana sudah datang terlebih dahulu.
"Loh... Kalian kok sudah datang, tumben. " Cindy langsung berbicara blak-blakan. Farhana langsung mendongak menatapnya.
"Hmmmm, " jawabnya.
"Sudah sarapan belum? "
"Sudah."
"Baguslah kalau begitu. Kirain belum sarapan."
Kemudian Cindy menoleh kearah Dzaki.
"Paman kecil tumben datang pagi? "
Dzaki hanya meliriknya dengan sinis.
Sebenarnya ia tidak begitu suka dengan panggilan Paman kecil. Namun mau bagaimana lagi Cindy memang putri dari kakak kandungnya.
Dzaki Alatas merupakan anak bungsu dari Tuan Alatas. Kehadirannya tidak pernah disangka oleh Tuan Arya Alatas. Sebab saat itu istrinya sudah berusia empat puluh tahun.
Sebenarnya baik Tuan Arya maupun istrinya sudah cukup memiliki dua orang anak. Namun rezeki juga tidak bisa ia tolak. Mereka pun menerima kehamilan itu dengan bahagia.
Waktu itu anak pertamanya juga sedang mengandung Cindy. Usianya dua puluh tiga tahun. Jarak yang cukup jauh. Karena kakak keduanya berusia dua puluh tahun.
Mama Cindy bernama Amora. Sedangkan adiknya bernama Davin yang juga kakak kedua Dzaki.
Kini Dzaki memiliki lima orang keponakan termasuk Cindy. Tiga dari Amora dan dua dari Davin.
"Paman_"
"Diam Cindy! "
"Paman nggak asyik. Aku kan cuman mau tanya sebentar. Gitu aja galak banget," keluh Cindy dengan cemberut. Jika sudah seperti itu , Dzaki langsung memberikan perhatian.
"Mau tanya apa? "
"Katanya Andra sama Andrea mau pindah kesini. Apa benar? "
"Mana Aku tahu. Kak Davin nggak bilang sama Aku. Kamu dapat berita dari mana? "
"Dari mereka lah. Mau dari mana lagi coba? "
"Oh.... "
"O doang? " tanya Cindy dengan tatapan tidak percaya. Benar-benar pengen ia getuk kepala paman kecilnya itu. Sayangnya ia tidak berani. Kalau marah serem😈😈😈😈.
"Terus mau Kamu bagaimana Cin? " tanya Dzaki mencoba untuk sabar.
.......
Mendengar pembicaraan mereka berdua, Farhana mengingat kedua abangnya. Sedang apa mereka? Apa mereka mengkhawatirkannya?
"Cin....boleh minta tolong nggak?" tanya Farhana saat Cindy dan Dzaki selesai berbicara.
"Mau tolong apaan?" tanya Cindy dengan agak kesal. Bukan kesal pada Farhana tetapi pada Dzaki.
"Boleh anterin keruang kepala sekolah tidak?"
"Ha? Mau ngapain ke ruang kepsek pagi-pagi gini?" tanya Cindy dengan heran. Bahkan Dzaki pun turut menoleh kearahnya.
"Ada urusan penting yang mau Aku sampaikan."
"Urusan apa? Apa penting banget?" kepo Cindy mode on. Melihatnya seperti itu Farhana hanya tersenyum tanpa berniat untuk bercerita lebih lanjut . Nanti saja kalau semua beres ia akan cerita.
"Mau anterin tidak?"
Cindy tahu Farhana tidak ingin bicara lebih lanjut. Ia juga tidak bertanya lebih lanjut.
"Ok"
Dengan senang hati Cindy mendorong kursi roda Farhana ke ruang kepala sekolah. Untungnya kepala sekolah sudah berada di sekolah. Beliau juga mempersilahkan Farhan dan Cindy untuk masuk ke ruangannya.
Sebelum ikut masuk ke dalam ruangan, Cindy meminta persetujuan Farhana terlebih dahulu.Farhana mengangguk sambil tersenyum. Lagi pula jika Cindy ikut mendengarkan, ia tidak perlu bercerita lagi.
"Ada apa mencari Bapak pagi-pagi begini?" tanya Kepala sekolah dengan hangat.
"Maaf jika pagi-pagi sudah merepotkan Bapak Kepala Sekolah. Sebenarnya Saya ingin minta izin untuk tinggal di asrama sekolah untuk sementara waktu."
"Ha? Kenapa?"
"Bukankah Bapak bilang sepulang sekolah, Saya masih harus mengikuti pelatihan Bahasa Inggris. Takutnya nanti pulangnya kemalaman. Bapak bisa lihat sendiri kondisi saya seperti ini. Jadi dari pada repot lebih baik tinggal di asrama." jawab Farhana dengan lancar. Ia tidak mungkin menceritakan kondisi keluarganya.
"Apa orang tuamu sudah memberikan izin?"
"Kedua orang tua saya sudah meninggal," jawab Farhana. Namanya memang belum masuk kedalam kartu keluarga Pratama. Jadi kedua orang tuanya masih mendiang candra dan Anggun.
"Loh...bukankah Kamu daftar bareng Papa Kamu?"
"Beliau memang sudah menganggap Saya sebagai putri kandung. Namun kedua orang tua saya memang sudah meninggal dalam kecelakaan. Itulah sebabnya Papa memindahkan Saya kesini. Kalau Bapak tidak percaya bapak bisa melihat di foto kopi ijazah Saya. Disitu tertulis Candra. Sedangkan Papa Saya yang datang kesini bernama Papa Pratama. Bapak pasti sudah kenal sama beliau. Karena kedua putranya juga lulusan dari sini," terang Farhana dengan jelas.
"Jadi Kamu putri angkat Tuan Pratama?" tanya Kepala sekolah terkejut. Sebab keduanya masih punya hubungan pertemanan.
Kepala sekolah juga sudah sangat hafal dengan keluarga Pratama. Jadi mendengar penjelasan Farhana seperti itu, beliau langsung percaya.
Kepala sekolah akhirnya memberikan persetujuan agar Farhana bisa tinggal di asarama sekolah. Ia meminta Farhana untuk membawa surat persetujuan itu untuk memberikannya kepada pengurus asrama.
Farhana sangat berterima kasih pada Kepala sekolah. Ia juga senang semuanya berjalan lancar. Namun saat hendak kembali ke kelas , ada panggilan agar Farhana datang ke ruang siaran. Ada tamu yang sedang menunggunya.
Karena bel masuk sudah berbunyi, Farhana meminta Cindy untuk kembali ke kelas terlebih dahulu. Ia akan datang ke ruang siaran seorang diri. Ia sudah bisa menebak siapa yang sudah datang mencarinya.
Siapa lagi kalau bukan Tuan Pratama dan kedua kakaknya. Padahal ia sudah meminta mereka untuk tidak menemuinya.
hana dn kluarganya pst bhgia bgt....
slain hana udh smbuh,nnek shir jg bkln d hkum mti....
jd pgn mkan nasi padang jg....ngiler.....🤤🤤🤤
slain msih khilangn orngtua angktnya,dia jg kcewa dgn kluarga kndungnya....tp mngkn dgn brjalnnya wktu,dia jg mau mmaafkn kluarganya.....
yg mstinya malu tu klian kaleee....
ngaku2 dkt sm dzaki,pdhl mh knal jg kagak.....