NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: FAUZAL LAZI

[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

Malam pun mulai turun. Angin sepoi-sepoi berhembus melewati jendela rumah baru itu, membawa aroma bunga dari taman kecil di halaman. Setelah selesai menata kamar masing-masing, Lin Shi keluar ke ruang tamu dengan wajah sedikit canggung.

“Tuan… eh, maksudku, Jian Yu. Terima kasih sudah membelikan rumah ini. Rasanya seperti mimpi,” ucapnya sambil menunduk, berusaha membiasakan diri memanggil dengan namanya.

Jian Yu yang sedang duduk di kursi kayu panjang sambil meregangkan tubuh hanya tertawa kecil.

“Hahaha, apa hebatnya rumah ini? Kalau dibandingkan dengan istana kerajaan, rumah ini tidak ada apa-apanya. Tapi, setidaknya sekarang kalian tidak perlu khawatir soal tempat tinggal.”

Lin Lin yang baru saja selesai mandi berlari kecil, rambut basahnya masih menetes. Ia langsung melompat ke pangkuan Jian Yu tanpa rasa sungkan.

“Kakak Jian Yu! Rumah ini besar sekali! Lin Lin bisa berlari-larian di dalamnya tanpa dimarahi, kan?” katanya dengan mata berbinar.

Jian Yu tersenyum sambil mengacak rambut Lin Lin yang basah.

“Hahaha, tentu saja. Tapi jangan lari-larian malam-malam, nanti Lin Lin malah menabrak tembok.”

“Kalau begitu… aku akan lari besok pagi!” jawab Lin Lin polos, membuat Jian Yu dan Lin Shi sama-sama menahan tawa.

Beberapa saat kemudian, Lin Shi datang membawa nampan sederhana berisi teh hangat dan sedikit makanan kering yang ia temukan di dapur.

“Walaupun tidak seberapa, setidaknya malam pertama di rumah baru ini kita bisa makan bersama,” katanya sambil duduk di samping adiknya.

Jian Yu mengambil cangkir teh, meniupnya sedikit, lalu meneguk perlahan. Aroma teh itu lembut, berbeda dari teh yang biasa ia beli di kedai.

“Hmm… teh ini enak. Kau yang membuatnya, Lin Shi?”

“Iya… aku pernah belajar sedikit dari ibu dulu,” jawab Lin Shi pelan, matanya berkaca-kaca saat menyebut kata ibu.

Jian Yu melirik sekilas, namun tidak bertanya lebih jauh. Ia tahu luka hati gadis itu masih ada, jadi hanya menepuk bahunya dengan lembut.

“Mulai sekarang, jangan terlalu memikirkan masa lalu yang pahit. Fokuslah pada apa yang akan datang.”

Lin Shi mengangguk pelan. Di dalam hatinya, ia semakin yakin bahwa keputusannya mengikuti Jian Yu adalah benar.

Tak lama, suara Lin Lin memecah keheningan.

“Kakak Jian Yu, bolehkah aku tidur di kamarmu malam ini? Soalnya… Lin Lin takut tidur sendiri di rumah besar ini,” ucapnya dengan wajah memelas.

“Hah?” Jian Yu sempat terkejut, lalu tertawa.

“Baiklah, tapi hanya malam ini. Besok kau harus berani tidur sendiri.”

“Aku juga… kalau boleh, aku ingin tidur dekat Lin Lin. Aku takut kalau dia tiba-tiba menangis di malam hari,” kata Lin Shi pelan, wajahnya memerah menahan malu.

Jian Yu hanya bisa menghela napas dan tersenyum miring.

“Kalau begitu, sepertinya aku yang akan susah tidur malam ini. Hahaha…”

“Baiklah, kalian tidur dulu. Dan hati-hati kalau berlari di dekat tangga, nanti kalian bisa jatuh,” ujar Jian Yu mengingatkan.

Namun Lin Lin tetap saja berlari-larian kecil bersama kakaknya. Jian Yu hanya menggelengkan kepala.

“Dasar, kalau dilarang malah makin senang. Anak-anak…” gumamnya.

Setelah itu, ia memanggil sistem.

“Sistem, tadi aku lupa mengambil buku Teknik Pedang Naga. Ambilkan sekarang.”

Sistem: [Selamat, 1 buku Teknik Pedang Naga telah diterima. Apakah tuan ingin mempelajarinya?]

“Ya, pelajari sekarang.”

Sekejap, aliran energi masuk ke kepala Jian Yu. Gerakan demi gerakan dari teknik itu tergambar jelas di benaknya. Bahkan, ia bisa melihat manifestasi naga emas raksasa yang tampak begitu nyata, seakan ia telah berlatih bertahun-tahun. Aliran hangat mengalir ke seluruh tubuhnya, sedikit demi sedikit pemahaman tentang pedang itu terbentuk sempurna.

Sistem: [Selamat, tuan telah berhasil mempelajari Teknik Pedang Naga.]

Jian Yu membuka matanya, napasnya teratur.

“Benar-benar teknik yang luar biasa… bahkan menakutkan,” gumamnya kagum.

Lalu ia kembali memerintah.

“Sistem, sekarang pelajari Teknik Ruang dan Waktu.”

Sistem: [Memulai proses. Mohon bersabar, tuan. Efek samping mungkin terasa pusing.]

Tak lama, energi aneh mulai menyerbu kepalanya. Jian Yu merasa tubuhnya seperti diombang-ambing oleh gelombang lautan. Rasa mual menghantam, keringat dingin membasahi wajahnya.

Seluruh pengetahuan tentang ruang dan waktu memenuhi pikirannya—teknik merobek ruang sesuka hati, membangun dunia sendiri, bahkan mengatur aliran waktu. Setelah beberapa saat yang terasa begitu panjang, proses itu akhirnya selesai.

Dengan perlahan, Jian Yu membuka matanya.

“Teknik ini… benar-benar hebat. Kalau aku bisa membuka ruang sendiri, berarti aku bisa membuat rute pelarian ketika menghadapi musuh yang tidak bisa ditangani. Baiklah, mari kita coba.”

Ia mengangkat tangannya, lalu seketika sebuah robekan ruang sebesar pintu terbuka. Jian Yu masuk ke dalamnya.

Di sana, ia melihat hamparan padang rumput luas, langit biru, dan awan putih. Tidak ada apa pun selain itu.

“Sistem, kenapa hanya ada padang rumput?” tanyanya.

Sistem: [Semua akan muncul sesuai dengan imajinasi tuan. Apa pun yang tuan pikirkan akan tercipta secara permanen di sini. Anggap saja tuan sebagai pencipta di dunia ini.]

Jian Yu mengangguk.

“Jadi begitu ya… baiklah, mari kita coba. Pertama-tama, aku ingin menambahkan makhluk dari dunia asalku.”

Ia mulai membayangkan hewan-hewan dari bumi. Dalam sekejap, seekor kucing muncul, lalu anak anjing kecil, harimau, serigala, singa, hingga seekor anak anjing yang ia beri nama Syahroni. Satu per satu makhluk itu hidup di padang rumput, semuanya tunduk padanya.

“Baiklah! Aku yang menciptakan kalian di sini, jadi kalian harus sepenuhnya tunduk padaku. Hidup rukunlah satu sama lain. Kalian tidak perlu memikirkan makanan, karena aku membuat kalian bisa menyerap energi di sini,” jelas Jian Yu tegas.

Semua binatang itu menundukkan kepala, seolah mengerti.

“Tunggu sebentar. Aku akan menciptakan kolam kecil, air terjun, dan juga hutan agar kalian bisa hidup sesuai habitat masing-masing.”

Ia menggerakkan tangannya, dan dalam sekejap kolam, hutan, serta air terjun tercipta dengan indah. Suara gemericik air memenuhi dunia ruang itu.

“Silakan kalian hidup dengan tenang. Ingat kata-kataku tadi,” ucap Jian Yu sebelum membuka kembali pintu ruang dan melangkah keluar, kembali ke rumahnya.

Baik, aku akan melanjutkan kisahnya setelah Jian Yu kembali dari ruang buatannya:

Begitu Jian Yu melangkah keluar dari robekan ruang itu, pintu dimensi perlahan menutup dan lenyap, seolah tak pernah ada. Ia berdiri di ruang tamu rumah barunya dengan napas sedikit teratur. “Benar-benar luar biasa… aku bisa menciptakan dunia sendiri hanya dengan imajinasi. Jika aku bisa mengembangkan ini, tidak ada batasan untuk apa yang bisa kulakukan,” gumamnya sambil menatap tangannya.

Namun suara tawa kecil terdengar dari arah tangga. Jian Yu menoleh, melihat Lin Lin berdiri di sana sambil mengucek matanya.

“Kakak Jian Yu… aku haus…” katanya dengan suara setengah mengantuk.

Jian Yu langsung tersenyum, lalu berjalan ke dapur untuk mengambilkan air. Setelah menyerahkan segelas air pada Lin Lin, ia jongkok agar sejajar dengannya.

“Kenapa tidak tidur? Bukankah tadi bilang mau tidur di kamarku bersama kakakmu?” tanyanya lembut.

Lin Lin mengangguk kecil, lalu berkata polos, “Tapi aku dengar suara aneh, seperti pintu dibuka… jadi aku penasaran.”

Mendengar itu, Jian Yu hanya terkekeh. “Itu hanya aku yang sedang berlatih. Tidak perlu khawatir, semuanya aman.” Ia mengusap lembut kepala Lin Lin. “Sekarang ayo kembali tidur, kalau tidak besok kau tidak bisa berlarian di halaman rumah ini.”

Lin Lin pun tersenyum tipis lalu menggandeng tangan Jian Yu, berjalan kembali ke kamar. Lin Shi yang ternyata sudah berbaring di sisi ranjang menoleh begitu mereka masuk.

“Lin Lin… kau ke mana saja? Aku kira kau hilang,” ucap Lin Shi agak kesal, tapi jelas nada suaranya penuh kekhawatiran.

“Aku hanya minum, tenang saja, Kakak,” jawab Lin Lin ringan sebelum langsung membaringkan diri.

Jian Yu berdiri sebentar, melihat kedua gadis itu sudah mulai terlelap. Ia menarik selimut agar mereka tidak kedinginan, lalu berbalik keluar kamar. “Tidurlah dengan tenang… mulai sekarang, aku yang akan menjaga kalian,” bisiknya pelan.

Kembali ke ruang tamu, Jian Yu duduk bersila di lantai. Ia mulai merenung sambil mengatur pernapasan. Energi spiritual di rumah ini cukup tenang, bahkan lebih bersih dibanding di penginapan atau pasar yang penuh hiruk pikuk. Tak heran sistem menyuruhnya membeli rumah ini.

“Sistem, aku ingin tahu… seberapa jauh aku bisa memanfaatkan teknik ruang dan waktu ini?” tanyanya dalam hati.

Sistem: [Dengan perkembangan tuan saat ini, penggunaan masih terbatas pada penciptaan ruang pribadi dan manipulasi kecil. Namun seiring meningkatnya kultivasi, tuan dapat memperluas ruang, mempercepat atau memperlambat waktu, bahkan menjebak musuh di dalam dunia buatan tuan.]

Jian Yu tersenyum puas. “Kalau begitu, aku harus melatihnya perlahan. Dunia ini bisa jadi kartu truf terbesarku.”

Ia pun mulai bermeditasi, membiarkan energi spiritual masuk dan berputar di dantian. Sedikit demi sedikit, tubuhnya dipenuhi aliran hangat. Namun di balik ketenangan itu, Jian Yu merasakan firasat samar. Seolah ada sesuatu yang mengawasinya dari jauh.

1
Pakde
lanjut thor
FAUZAL aut: siap tingal di review aja nih Giman cerita nya udah menarik belum
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!