NovelToon NovelToon
Istri Kecil Pak Dokter

Istri Kecil Pak Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Pernikahan rahasia
Popularitas:247.8k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Jodoh itu unik.

Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan. Yang awalnya tak pernah dipikirkan, justru bersanding di pelaminan.

Lintang Jelita Sutedjo dan Alan Prawira menikah atas dasar perjodohan kedua orang tuanya. Selisih usia 10 tahun tak menghalangi niat dua keluarga untuk menyatukan anak-anak mereka.

Lintang berasal dari keluarga ningrat yang kaya dan terpandang. Sedangkan Alan berprofesi sebagai dokter spesialis anak, berasal dari keluarga biasa bukan ningrat atau konglomerat.

Pernikahan mereka dilakukan sekitar empat bulan sebelum Lintang lulus SMA. Pernikahan itu dilakukan secara tertutup dan hanya keluarga yang tau.

Alan adalah cinta pertama Lintang secara diam-diam. Namun tidak dengan Alan yang mencintai wanita lain.

"Kak Alan, mohon bimbing aku."

"Aku bukan kakakmu, apalagi guru bimbelmu yang harus membimbingmu!" ketus Alan.

"Kak Alan, aku cinta kakak."

"Cintaku bukan kamu!"

"Siapa ??"

Mampukah Lintang membuat Alan mencintainya? Simak kisahnya.💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 - Alin

"Jangan bahas Gendhis!" seru Alan dengan nada suara mendadak naik satu oktaf.

"Kenapa? Adek kan pengin tau, apa dulu Mbak Gendhis pernah dibonceng kakak seperti ini juga atau enggak?"

Lintang masih didera cemburu dengan kedekatan Gendhis pada Alan. Hal yang wajar sebagai seorang istri yang memang mencintai suaminya.

"Aku lagi malas bahas wanita lain. Lagi pengin fokus dengan Alin," ucap Alan dengan nada suara yang kembali normal. Ia berusaha tidak ikut emosi menghadapi Lintang yang sedang marah padanya.

"Alin? Siapa dia? Teman kakak waktu SMA, kuliah apa kerja?" cecar Lintang.

"Masa kamu enggak kenal sama Alin?"

"Enggak,"

"Lah ini Alin udah di atas motor dan siap mau berangkat malmingan berdua loh,"

"Siapa sih, Kak?" desak Lintang. "Aku lagi enggak bisa berpikir daftar teman-teman kakak malam ini. Otakku lagi malas, soalnya kakak nyebelin!" desisnya.

"Nyebelin, tapi katanya adek sayang kakak. Jangan pergi, Kak. Huhu..." ucap Alan seraya memperagakan gaya dan ucapan Lintang beberapa saat yang lalu ketika pergi keluar rumah mencarinya seperti orang gila.

PLAKK !!

Refleks Lintang membuka pelukannya pada tubuh Alan, lalu memukul punggung suaminya itu cukup kencang.

"Wah, kemajuan nih udah berani kdrt ya." Goda Alan.

Entah mengapa malam ini Alan seakan mempunyai hobi baru yakni menggoda istri kecilnya itu.

"Jadi pergi enggak? Keburu adek ngantuk nih!" seru Lintang.

"Siap grakk, Nyonya kecil. Alin meluncur,"

"Alin lagi, Alin lagi!"

Alan tertawa kecil mendengar Lintang mengomel tentang sosok Alin.

"Alin itu kepanjangan dari Alan-Lintang. Apa sekarang adek sudah paham dan enggak marah lagi?"

"Yang bener, Kak?" Lintang mendadak terkejut, namun wajahnya merah merona lebih dulu.

"Beneran. Lagi pula kakak enggak punya teman namanya Alin. Itu memang gabungan nama kita berdua. Suka enggak?"

"Adek suka, Kak. Suka banget," sahut Lintang secepat kilat seraya tersenyum sumringah. Hatinya perlahan melembut.

"Ayo, pasang sabuknya lagi."

Lintang yang sedang tersipu malu bercampur bahagia, otomatis langsung memeluk tubuh Alan dengan erat dari belakang.

"Oh ya, kakak dapat ide nama Alin berapa lama?" tanya Lintang.

"Astaga, pertanyaan bocil yang satu ini selalu penuh ranjau. Salah jawab pasti ujungnya mewek, ngomel terus ngambek. Benar-benar menguji iman dan takwa," batin Alan.

"Kak," panggil Lintang karena Alan masih terdiam dan belum menjawab pertanyaannya.

"Sejak beberapa menit yang lalu," jawab Alan yang memilih untuk jujur dan apa adanya.

"Isshh, gak romantis!"

"Masa jadi cowok romantis alias numpang rokok makan gratisan doang ke ceweknya. Bukan Dokter Alan banget tuh,"

"Bukan romantis yang seperti itu, Kak. Dasar enggak nyambung!" sungut Lintang.

Alan justru tertawa kecil dan Lintang baru menyadari jika ternyata Alan sedang menggodanya.

Detik selanjutnya, motor pun melaju dengan kecepatan sedang membelah Kota Bandung.

☘️☘️

Mereka berdua akhirnya telah tiba di sebuah cafe yang berada di daerah Dago, Bandung. Cafe tersebut buka 24 jam.

"Kita malmingan di sini, Kak?" tanya Lintang seraya pandangannya sedang menyusuri bangunan cafe yang ada di depannya.

Saat ini mereka masih berada di area parkiran cafe.

"Iya," jawab Alan. "Apa kamu enggak suka tempatnya?"

"Bagus, Kak. Aku suka kok," jawab Lintang terdengar begitu antusias. "Jam segini ternyata masih rame ya cafenya," sambungnya.

"Wajar, kan ini malam mingguan. Jadi, banyak muda-mudi yang masih pada nongkrong. Ayo kita masuk,"

Tiba-tiba Lintang terkejut karena Alan menggandeng tangannya penuh kelembutan. Mereka berdua akhirnya berjalan memasuki cafe.

Tanpa sengaja Lintang ikut menguping pembicaraan Alan dengan pelayan cafe ketika mereka baru saja masuk. Ternyata Alan sudah melakukan reservasi sebelumnya.

Keduanya duduk di salah satu spot favorit di cafe tersebut. Terletak di bagian pinggir dimana ada kaca yang setengah terbuka sebagai pembatas.

Lintang bisa melihat dengan jelas keindahan malam Kota Bandung dari atas sana. Sungguh ia sangat menyukai pemandangan yang tersaji di depan kedua matanya saat ini.

Udara Kota Bandung yang cukup dingin tak mempengaruhi sepasang suami-istri tersebut untuk bermalam mingguan asyik di sana. Ada jaket yang masih mampu menghalau udara dingin tersebut.

"Kapan kakak reservasi?"

"Tadi di rumah sewaktu kamu lagi ganti baju habis cuci kaki,"

"Kakak sengaja mau bawa adek ke sini?"

"Hem,"

"Kenapa?"

"Sebagai ucapan permintaan maafku. Sejak dari Jakarta sampai kita pindah ke Bandung, aku terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai lupa bawa kamu jalan-jalan."

"Oh, aku pikir karena Mbak Gendhis."

"Memangnya tadi kamu bicara apa saja dengan Gendhis di telepon?"

"Aku bilang kalau kita udah menikah!" ketus Lintang menjawabnya.

Lintang yang masih sedikit kesal, sengaja tak berucap maaf pada Alan karena telah melanggar kesepakatan mereka tentang pernikahan rahasia ini.

"Itu saja?" tanya Alan.

"Iya," jawab Lintang. "Kakak enggak percaya ke adek?"

"Percaya," jawab Alan. "Aku cuma sekadar tanya saja," imbuhnya.

"Kakak enggak marah karena aku udah bilang soal pernikahan kita ke Mbak Gendhis?"

"Enggak apa-apa. Kakak enggak marah kok,"

Lintang terdiam sembari mengamati secara seksama iris mata Alan yang tak menampakkan kebohongan di sana bahwa suaminya itu tak marah padanya perkara tersebut.

Alan pun makan menu nasi goreng kecombrang yang sengaja dipesannya karena perutnya sedang lapar. Sedangkan Lintang makan roti bakar isi selai srikaya. Keduanya makan dalam diam.

Dalam waktu sekejap, Alan telah menghabiskan sepiring nasi gorengnya.

"Kakak doyan apa laper?"

"Dua-duanya. Hehe..." jawab Alan seraya terkekeh sendiri.

"Besok, apa kakak enggak praktek?"

"Libur sehari,"

"Kak, adek boleh minta izin gak?" celetuk Lintang.

"Izin apa?"

"Adek pengin ikut kursus masak,"

"Boleh saja asal bisa bagi waktu,"

"Kursusnya seminggu tiga kali. Durasinya cuma dua jam saja setiap pertemuan,"

"Kenapa kamu pengin kursus masak?"

"Kemarin adek lihat di aplikasi streaming You ta Bok ada ibu-ibu sukses buka usaha catering,"

"Terus, kamu mau buka catering juga kayak ibu-ibu itu?"

"Adek cuma pengin bisa masak yang enak di rumah. Kalau buka usaha catering, belum kepikir sampai ke sana."

"Sudah cari-cari tempat kursusnya?"

"Sudah, di bantu sama Mbak Mila. Tapi belum nentuin yang mana,"

"Mbak Mila-tetangga depan rumah?"

"Iya,"

"Dia mau ikut kursus juga?"

"Iya," jawab Lintang. "Kata Mbak Mila, dia ikut kursus cuma buat ngisi waktu luang sekalian nambah ilmu memasaknya juga."

"Kakak sih setuju saja. Nanti kamu kasih brosurnya ke kakak,"

"Oke, Kak. Makasih ya,"

"Hem,"

☘️☘️

Pukul satu dini hari, Alan dan Lintang baru saja keluar dari cafe. Mereka hendak pulang ke rumah. Tiba-tiba...

"Kak, hujan!" seru Lintang yang merasakan air mendadak turun dari langit dan perlahan membasahinya.

"Iya, aku tau."

"Gimana nih, Kak? Baju adek mulai basah,"

Alan segera menepikan motornya di sebuah halaman minimarket yang telah tutup. Dengan cepat ia memakaikan Lintang jas hujan yang memang tersedia di dalam jok motornya. Alan juga memakai jas hujan ke tubuhnya.

Setelah selesai memakai jas hujan, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Akan tetapi tak berselang lama, hujan turun semakin deras.

Lintang terus memeluk erat tubun Alan di bawah derasnya hujan yang mengguyur Kota Bandung.

"Loh, kenapa kakak belok ke hotel?" tanya Lintang yang terkejut melihat Alan membelokkan motornya hingga masuk ke area basement hotel.

"Kita menginap di sini. Hujannya terlalu deras. Nanti kamu bisa sakit,"

"Tapi, adek enggak bawa baju ganti. Kakak kan juga enggak bawa. Tau gitu adek bawa koper lengkap kalau mau inap di hotel,"

"Gampang,"

"Memangnya di hotel ini jualan baju ganti ya, Kak?"

"Semoga,"

"Kalau enggak ada, gimana dong?"

"Ya, terpaksa." Alan menjawab dengan ambigu. Otomatis hal ini membuat Lintang bingung.

"Maksudnya terpaksa?"

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
Ruwi Yah
suami mana yg nggk kecewa dan berakhir mendua kalau punya istri yg tabiatnya kayak gendhis dan emaknya selamat menikmati penyesalanmu ndhis
Endang 💖
galih jadi korban Gendhis dan Maya, jgn Sampek Alan termakan bujuk rayu Gendhis,,,
Ais
aku blm menghujat galih teteh karena pensaran sm alasan galih dan justru aku tambah pengen memghujat gendhis selain matre bego juga perempuan ngak pandai bersyukur gendhis ini bagus aja dipoligami trus dicerai galih bnr neh air susu sibalas tuba sm gendhis kasihan galih smoga istri baru galih tulus mencintai galih tp ttp kasihan am anak yg dikandung gendhis klo ngak diakui apalag disayang sm galih
Nurminah
tapi sebaiknya laki-laki dari awal ceraikan talak 3 kalo emang udah jijik menikah secara terhormat dengan wanita baru toh jatuhnya si ani jadi istri muda
perbuatan menjijikkan Gendis dibayar tunai perbuatan ibunya tidak dijadikan pelajaran hadeh
🌷Vnyjkb🌷
eee, galih sdh benar tu torrr,, sp orgnya yg mau d perlakukan spt galih, d keruk harta dan kesetiaannya d khianati,, yoo dasarrr mbok - anak laknat tu maya - dhis,, kacang gak ninggal lanjaran
Wardi's
miris bgt nasib galih... mau nyampe puncak malah melorot lg ke ciawi😀😁
Safira💋: haha 🤣 astaga melorot ke Ciawi🤭
mirisnyoo
total 1 replies
🌷Vnyjkb🌷
hueekkk,,, gilani kok gendhis,,, 🤮🤮 pantesan galih mendua,, sendirinya lbh dulu mendua pikiran dan hati, waaahhhh parahhh
Ilfa Yarni
ya udah dhis Terima nasibmu untung gadih ga seperti pamannya lintang yg bunuh diri udah punya suami baik malah di sia siakan
mariammarife
kasian anak nya kan ngga tau apa² 😭😭
Ninik
aku g nyalahin galih justru benci gendis sama Maya yg hidup hanya demi uang
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Maya tetep saja serakah😡😡😡
𝐈𝐬𝐭𝐲
dan akhirnya Gendhis tidak mendapatkan siapapun, buah dari keegoisan nya dan keserakahan mamanya....
selamat menikmati penyesalan mu ndis😂
Nena Anwar
yg dialami Gendhis adalah karma Maya
Nena Anwar
udh diusir berkali2 baru tuh si biang kerok mabur, sabar Lintang Papi kamu lagi emosi
nyaks 💜
mau kasian tapi.....
nyaks 💜
Wowwww 🤩😂😂😂
kiya
bukannya galih tentara ya, bisa dilaporkan itu klo nikah tanpa ijin udah hamil lg istri sirinya, jatuhnya perselingkuhan itu, walopun gendhis salah mencintai org lain tp dia kan blm selingkuh cm perasaannya aja, blm terbukti jg, beda sm galih yg lgsg main nikah aja, hrsnya cerai dulu, klo bgtu bisa nuntut jg si gendhis, gtu sih setauku
Safira💋: bukan tentara kak , tapi dokter.🤗
total 1 replies
Tengku Nafisa
makin seru
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Galih sama si Gendis sama² gak wa ras...
Lily Meliagawati
loh tamat ta ini ? kog gk ada lanjutane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!