NovelToon NovelToon
Isekai To Zombie Game?!

Isekai To Zombie Game?!

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Zombie / Fantasi Isekai / Game
Popularitas:669
Nilai: 5
Nama Author: Jaehan

Mirai adalah ID game Rea yang seorang budak korporat perusahaan. Di tengah stress akan pekerjaan, bermain game merupakan hiburan termurah. Semua game ia jajal, dan menyukai jenis MMORPG. Khayalannya adalah bisa isekai ke dunia game yang fantastis. Tapi sayangnya, dari sekian deret game menakjubkan di ponselnya, ia justru terpanggil ke game yang jauh dari harapannya.
Jatuh dalam dunia yang runtuh, kacau dan penuh zombie. Apocalypse. Game misterius yang menuntun bertemu cinta, pengkhianatan dan menjadi saksi atas hilangnya naruni manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaehan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ditolak Tiga Kali

Part 7

"Loh, kamu gak tau?" tanya Nero sambil menarik kursi agar Mirai bisa duduk dan menenangkan diri. Sedangkan dirinya mengambil duduk tepat di hadapannya.

Diusap sendiri air mata di pipinya setelah duduk.  "Enggak. Aku beneran gak ngerti kenapa bisa di sini." Diceritakannya kronologi singkat bagaimana dirinya bisa sampai dikejar ribuan mayat hidup sambil sesekali mengunyah biskuit.

Nero menarik napas dalam sebelum menanggapi. Tampaknya ia mesti memilih kata yang pas untuk memberitahu gadis cantik ini. "Menurutku wajar kalau kamu bingung dan gak ngerti. Soalnya kamu datang ke dunia ini dalam keadaan pingsan."

Alis Mirai berkerut dan sesaat bibirnya menganga. "Dunia ini?" ulangnya kebingungan.

"Yup. Kita bukan lagi ada di bumi, eh maksudnya real world milik kita."

Tetiba Mirai yang sedikit menangkap maksudnya pun tertawa geli. "Ini prank, kan?"

Pria itu menggeleng pasti. "Gak. Aku serius. Kita udah pindah alam. Isekai!" jawabnya tegas.

Mirai berusaha merendahkan suara tawanya agar tidak terdengar sampai keluar. "Gak. Gak. Gak. Kamu bohong. Mana ada yang namanya Isekai. Itu cuma ada di anime. Kalau pun beneran, emangnya kita masuk ke film apa coba?"

Pria itu mendesah pendek sambil tersenyum memaklumi penyangkalannya. "Bukan film. Tapi game."

Kedua alis Mirai terangkat. "Oh, ya? Game apa?" tanyanya dengan nada sangsi yang masih belum percaya.

"Kamu main game Apocalypse?"

Sontak Mirai terdiam tak jadi menggigit sisa biskuit. "Ga-game zombie itu, kan?"

"Jadi gini, coba deh dipikir. Misalkan ini prank, kayanya niat banget bikin kostum zombie sampai ribuan orang cuma buat nakutin kita. Kebayang gak sama kamu kalau kota ini lumayan besar dan asing banget? Kalau beneran ini prank, pasti butuh dana yang gak sedikit. Emangnya ada perkumpulan orang kaya yang kurang kerjaan bikin setting tempat kayak gini seperti di film drakor? Kemungkinannya ada, tapi itu hampir nol persen. Sampai sini paham?" Mirai hanya mengangguk bingung belum bisa menerima kenyataan. "Memang agak aneh, ya. Kalau Isekai ke novel atau film mungkin kondisi kita begini masih wajar. Tapi ini kita Isekai ke game. Biasanya ada yang namanya sistem. Tapi ini gak ada sistem yang muncul."

"Sistem?"

"Iya, itu loh layar hologram yang muncul di depan player seperti di anime yang MC nya namanya Kirito."

"Oh! Ya! Ya, paham. Aku pernah nonton."

"Seharusnya gitu. Karena ini dunia game. Cuma, karena gak ada jadi diganti sama skill job." Nero mendesah pendek. Parah banget, di dunia yang kejam kayak gini cuma dikasih keahlian profesi. Ini sama aja disuruh mati. Bener-bener survival.

"Tu-tunggu, tunggu, dari mana kamu yakin ini game Apocalypse? Mungkin ini cuma mimpi panjang aku aja." Nadanya terdengar memprotes tetapi isi kalimatnya melantur.

Pria itu mengeluarkan sebuah lencana bintang dari saku celana jeans dan menunjukkannya pada Mirai. "Karena benda ini, dan pendaratan yang mulus di rumah si nama lencana. Di sana aku nemu cukup banyak petunjuk."

"Vincent?" bacanya. Mata Mirai membesar. Rasanya ia juga mendapatkan lencana yang sama. Segera saja dirogoh saku celananya dan meletakkannya di atas meja.

Pria itu tertarik untuk mengamati. Tetiba air mukanya berubah seperti terkejut namun memucat. "Ka-kamu, Erica?"

Walau itu bukan namanya, tapi karena Mirai tidak bisa mengingat namanya sendiri jadi ia hanya mengangguk saja. Lagi pula kenapa reaksinya jadi aneh begitu? Tampaknya ia memang benar-benar sudah pindah dunia. Ah, yang bener aja, masak isekai ke game zombie! Siapa sih yang bikin ini game?! Terkutuk orang itu!!

Nero berdiri dari duduknya teringat catatan aneh di dalam buku diary Vincent. Bu-bunuh Erica?! Ia tidak menyangka akan bertemu istrinya secepat ini. "Kamu tahu siapa Vincent dan Erica, kan?"

Mirai tampak tidak begitu yakin karena ia malas membaca biografi hero. "Setau aku, mereka hero yang baru rilis."

Nero mengusap dagunya. "Berarti skill job kamu dokter," gumamnya bicara sendiri.

"So? Siapa mereka?"

Nero tidak akan heran kalau gadis itu tidak tahu, karena memang banyak player yang malas membaca biografi kalau hero-nya tidak menarik. "Mereka pasangan suami-istri."

Mirai tercekat. "Eh? A-apa kita juga harus begitu di sini?"

Pipi Nero memerah. Anjay! Isekai langsung dapat istri!

"Halooo?"

Nero langsung berdeham. "Yah, itu kan keterangan di biografi. Tapi kalau kamu gak keberatan, boleh kok jadi istri aku."

Wajah Mirai langsung merah padam. "Gak! Gak mau! Aku gak kenal kamu!"

Nero langsung tersenyum dengan muka sedih. "Langsung ditolak dong. Hahaha."

"Tapi kalimat kamu ada yang aneh."

"Apanya yang aneh?"

"Kesannya aku yang pingin jadi istri kamu."

Nero hanya nyengir kuda menjawabnya. "Kalau nama pasti kamu nggak ingat. Kalau umur ingat, kan?" tanyanya mengalihkan topik.

"Ingat sih kalau umur. Eh! Kok kamu tau? Sama juga?" Lawan bicaranya menjawab dengan anggukan.

"Karena kita sama-sama gak ingat, jadi sementara kita pinjam dulu nama dua hero ini."

"Bener juga. Okelah."

"Jadi berapa umur kamu?"

"Tahun ini masuk dua puluh tujuh."

Nero tercekat. Lalu mengamati pakaian Mirai yang seperti orang kantoran. "Kirain kamu masih kuliah."

"Aku dah kerja. Kamu gimana? Masih kuliah?" tanya Mirai penasaran.

"Dah lulus. Pengangguran. Kerjaan cuma main game. Kalau umur dua puluh lima."

"Sudah kuduga kamu lebih muda. Kamu harusnya manggil aku, kakak."

Lagi-lagi Nero hanya nyengir kuda seolah enggan memenuhi permintaan itu. "Lebih suka manggil ayang, hehe."

"Hah?!" Dan lagi-lagi wajah Mirai memerah sekaligus agak takut. Sebab bila dipikirkan dengan seksama, hanya ada mereka berdua di dalam ruang sempit ini. Isi pikirannya jadi berkembang liar.

Nero menyadari isi pikiran Mirai dari ekspresinya. "Eh, maaf. Gak ada maksud aneh-aneh, kok. Tenang. Aku bukan serigala. Tadi cuma becanda aja. Maksudnya biar kamu gak tegang. Tapi malah bikin takut. Cringe banget, ya?"

Mirai tertawa kecil menutupi kegugupannya. "Iya! Soalnya kan baru ketemu."

"Berarti kalau udah lama ada kesempatan."

"Hah? Aku lebih tua dari kamu."

"Usia hanyalah angka," jawabnya sambil mengulas senyum yang tidak menandakan adanya gurauan.

Pipi Mirai merona lagi, tapi kali ini ia memalingkan wajahnya. "Aku gak tertarik sama berondong."

Nero tertawa kali ini. "Kan cuma beda dua tahun," jawabnya yang kembali duduk.

"No. Thank you."

"Hahaha. Ditolak dua kali."

"Aku tahu kamu cuma iseng-iseng berhadiah."

"Gak. Aku serius."

"Dah lah. Skip."

"Njir. Ditolak tiga kali." Nero menarik napas dalam ketika Mirai hanya tersenyum meminta maaf. Lalu ia mengeluarkan sebotol air mineral dari ransel untuk diserahkan pada gadis itu. Selagi Mirai minum, Nero memiliki kesempatan untuk memikirkan pertemuan mereka. Ditilik dari cerita Mirai yang ternyata baru datang ke dunia ini, berarti Erica yang dimaksud dalam catatan dari tiap tulisan tangan yang berbeda bukanlah orang yang sama. Sebelumnya pernah ada Erica yang lain. Artinya, dunia ini telah berlangsung cukup lama. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa mereka harus menemukan Erica? Dan mengapa ada seseorang yang merasa bila Erica sebaiknya mati saja?

Nero mengambil lencana Mirai yang tergeletak di meja. Di baliknya terdapat nomor yang sama dengan lencana miliknya. Bila dihitung, ada sepuluh catatan pendek mengenai Erica. Apakah itu artinya angka sebelas menunjukkan urutan eksistensi mereka berdua? Jika benar, maka ada banyak Erica yang sebelumnya tak pernah kembali ke real world. Sebab dunia ini belum berakhir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!