NovelToon NovelToon
Bu Guru, I Love You

Bu Guru, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dede Dewi

Menjadi seorang Guru adalah panggilan hati. Dengan gaji yang tak banyak, tetapi banyak amanah. Itulah pilihan seorang gadis bernama Diajeng Rahayu. Putri dari seorang pedagang batik di pasar Klewer, dan lahir dari rahim seorang ibu yang kala itu berprofesi sebagai sinden, di sebuah komunitas karawitan.
Dari perjalanannya menjadi seorang guru bahasa Jawa, Diajeng dipertemukan dengan seorang murid yang cukup berkesan baginya. Hingga di suatu ketika, Diajeng dipertemukan kembali dengan muridnya, dengan penampilan yang berbeda, dengan suasana hati yang berbeda pula, di acara pernikahan mantan kekasih Diajeng.
Bagaimana perjalanan cinta Diajeng? Mari kita ikuti cerita karya Dede Dewi kali ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dede Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar Dari TeWe

Besok adalah hari bahagianya bersama gadis yang telah berhasil meruntuhkan dinding pertahanannya setelah sekian tahun menutup diri dari yang namanya wanita. Gadis yang dia lihat pertama kali saat dia melakukan visitasi sebagai seorang asesor muda yang baru satu tahun bertugas. Seorang wanita tangguh, cerdas, dan memiliki sopan santun yang baik. Dia memang bukan wanita hijabers dengan hijab syar'inya, tetapi dia memancarkan aura kesholihan yang tulus dari hatinya melalui sorot matanya. Dari tutur bahasanya, dan dari sikapnya.

Membayangkan kebersamaan dengannya adalah impian terindahnya. Dia menatap pigura yang terpajang di ruang tamunya, yang siap diangkut ke gedung resepsinya. Foto pre wedding bernuansa syar'i, tak ada sentuhan dan belum ada kemesraan di sana, tetapi cukup menjadi gambaran betapa bahagianya jika pasca wedding nanti terjadi. Itulah permintaan bu Khadijah, meski Hisyam menolak untuk foto pre wedding, tetapi keluarga Diajeng menginginkannya, sehingga banyak syarat yang diajukan Hisyam saat itu kepada sang fotografer.

"Mas Hisyam." panggil seseorang dari pintu depan. Tampak wajah tampan seorang pria yang dianggapnya sebagai adik, dia yang siap menyiapkan segala kebutuhan Hisyam sebelum menikah. Dialah Raka.

"Raka, bagaimana maharnya? Aman?" tanya Hisyam memastikan.

"Alhamdulillah, aman mas. Ini." kata Raka sambi menyerahkan sebuah pigura berisi beberapa tatanan uang koin dan kertas sejumlah lima juta lima ratus lima puluh lima ribu lima ratus rupiah. Beserta emas 24 karat seberat lima puluh gram, di dalamnya.

"MaasyaaAllah, bagus sekali karyamu, Ka." puji Hisyam sambil tangan kirinya memegang pigura mahar itu dan tangan kanannya menepuk pundak Raka.

"Tapi, kalau belum puas, bisa ku ganti kok mas, sebelum di patenkan kacanya." kata Raka.

"Ehm... cukup sih menurutku, udah lebih dari bagus, itu menurut pandanganku." puji Hisyam.

"Kalau begitu, saya taruh di mana ini mas?" tanya Raka.

"Taruh aja di kamarku, Ka." kata Hisyam.

Saat Raka menuju kamarnya untuk meletakkan maharnya, sebuah panggilan masuk dari adiknya di Tawangmangu.

"Halo Assalamu'alaikum." salamnya.

"Innalillahi, oh, ya ya. Mas sama bunda segera ke sana sekarang. Kamu sama Rendra bertahan di sana ya." kata Hisyam dengan raut wajah yang berbeda.

Hisyam segera mencari bundanya di dapur, dimana para ibu-ibu sedang mempersiapkan beberapa makanan untuk nanti malam dan besok ketika akan berangkat ke gedung resepsi.

Hisyam tampak membisiki bu Ijah, dan seketika raut wajah bu Ijah berubah. Mereka segera berjalan cepat mencari pakde Hanif untuk berpamitan.

"Mas Hanif. aku titip semua ini ya, aku sama Hisyam harus menyusul Timah sekarang, dia dalam bahaya di Tewe. Terjadi hujan deras dan tanah longsor di daerahnya. Ini aku sama Hisyam akan menjemputnya." jelas bu Ijah kepada kakaknya.

"Innalillahi... Sama aku aja Ijah, biarkan Hisyam tetap di sini. Besok dia harus ijab qobul." kata pak Hanif.

"Tidak bisa pakde. Ini menyangkut nyawa Timah dan Rendra. Aku harus berangkat ke sana, aku yang harus turun tangan sendiri dalam hal ini." tolak Hisyam.

"Tapi kamu besok akan melangsungkan pernikahan Hisyam, sedangkan lokasi yang kamu tuju ini lokasi rawan. Jika kamu ke sana, kamu dalam bahaya Hisyam. Apalagi ini cuacanya masih sangat buruk." pesan pak Hanif.

"Tapi ini menyangkut adik dan keponakanku pakde. Aku ga bisa tinggal diam." keukeuh Hisyam.

"Lalu, jika sesuatu terjadi padamu, bagaimana dengan besok? Nak Ajeng....?" pak Hanif masih bernego.

Suasana hening sebentar, Hisyam dan bu Ijah tampak berfikir tentang perkiraan terburuknya. Hingga akhirnya, Hisyam berani mengambil resikonya. Dia melirik ke arah tangga, ada Raka sedang berjalan dari kamarnya. Dia teringat bagaimana Raka melihat Diajeng kala itu, dari sorot matanya, Hisyam mengerti maksud dari bahasa wajah Raka pada Diajeng.

"Besok, pakde Hanif ajak Raka berangkat lebih awal ke gedung. InshaaAllah, besok pagi Hisyam akan menyusul." kata Hisyam.

"Jika ternyata Tuhan berkehendak lain...?" pakde Hanif masih mengkhawatirkan hal itu. Ya, hal yang wajar memang. Karena pakde Hanif dulu juga hampir kehilangan nyawanya tatkala dia melakukan penyelamatan di lokasi rawan longsor.

"Biarkan Raka yang menggantikan Hisyam, Pakde." jawan Hisyam lirih dengan nafas yang berat, dan tercekat. Air mata mulai membendung dipelupuk mata. Inilah ujian, dimana sesuatu yang sudah sangat dia nantikan selama bertahun-tahun lamanya, harua dia relakan demi jiwa kemanusiaan, ikatan batin seorang kakak terhadap adiknya. Dia rela memupus semua mimpinya itu.

"Raka?" tanya pakde Hanif sambil menoleh ke arah pemuda yang tampak sibuk dengan beberapa orang dari tim WO.

"Ya."

"Ini bukan sekedar acara seminar Raka, ini ijab qobul. Ini akan menentukan masa depan kalian." kata Pak Hanif masih bersikeras mengingatkan Hisyam agar mengurungkan niatnya.

"Aku tau pakde. Aku sadar. Saya yakin, pilihan saya tidak salah. Raka mampu menggantikan saya sepenuh hati." kata Hisyam.

"Waktu kita tidak banyak mas, ayo lekas berangkat." ajak bu Ijah.

"Ijah, ini sangat beresiko." tegur pak Hanif.

"Aku tau mas. Tapi ini menyangkut nyawa anak dan cucuku. Aku harus menjemput mereka sekarang. Assalamu'alaikum." salam Bu Ijah dengan tidak mengindahkan kata dari pak Hanif, sambil menarik lengan Hisyam.

Bu Ijah dan Hisyam segera memasuki mobil pajeronya dan membelah hujan deras di luar sana. Pak Hanif hanya mampu melepas kedua orang yang disayangnya dengan harapan mereka bisa kembali dengan selamat.

"Kalian memang keras kepala." gumam pak Hanif. Namun, pak Hanif tak bisa menyalahkan mereka. Adiknya, Khadijah dahulu adalah mantan anak Peduli Bencana, diamana dia akan selalu sigap terhadap kabar bencana. Jiwa nya akan tetap muncul ketika mendengar panggilan kemanusiaan itu datang, apalagi ini menyangkut nyawa anak dan cucunya. Tak berbeda memang dengan Hisyam yang juga menuruni darah ibunya, sekalipun kariernya bergerak dibidang pendidikan, tetapi jiwanya selaku relawan PMI tak bisa ditolak ketika ada panggilan kemanusiaan.

"Jika dulu aku melakukan penyelamatan terhadap ayah mereka, hingga nyawaku yang menjadi taruhannya, hal yang wajar memang jika kini mereka berusaha untuk melakukan penyelamatan terhadap keluarga mereka sendiri meski nyawa taruhannya. Dan meninggalkan segala kesenangan di sini demi keselamatan Timah dan Rangga." batin pak Hanif akhirnya.

Pak Hanif berbalik badan, dan melihat bagaimana totalitasnya Raka membantu persiapan pernikahan Hisyam. Laki-laki itu sejak kemarin sangat aktif membantu segala keperluan Hisyam, meski dia bukan dari kalangan keluarga. Hanif tau, bagaimana kedekatan keluarga Ijah dengan keluarganya Raka. Maka bukan hal yang aneh, ketika Hisyam memilih Raka untuk menjadi penggantinya.

"InshaaAllah, pilihanmu ini adalah pilihan yang tepat Hisyam. Dan pakde berjanji, pakde akan menjaga pesanmu ini dengan sebaik mungkin." gumam pak Hanif sambil menatap kinerja Raka.

1
Dede Dewi
maaf kak, ini baru dapet setengah bab.anak demam🙏
Nurul Awula
kenapa belum up thor
Nurul Awula
lanjut
Dede Dewi
yg baru sudah saya up
Dede Dewi
iya kak. maaf...
Ibrahim Efendi
??????
typo kah????
Etit Rostifah
lanjut, jadi penasaran ibu guru cantik n baik hati. semoga ibu guru Ajeng mendapat jodoh dari Allah yang sholeh.
Ibrahim Efendi
sm kyk ipar. MAUT!!...
Ibrahim Efendi
tu tau..... 😜
Ibrahim Efendi
😍😍😍 J E N G K O O O L L L . . .
Ibrahim Efendi
"buset dah! kirain ada petir" kata cicak 😜
Ibrahim Efendi
setiap orang yang telah melaksanakan kewajibannya dengan sebaik2nya, maka dia bukanlah beban. tapi bila melalaikan kewajibannya, maka dialah beban. siapapun dia.
Dede Dewi: MaasyaaAllah. Terimakasih atas pencerahannya pak... baarokallahufikum
total 1 replies
Punya Impian
gk gitu' bedmood aj bacanya klo gamon nya kelamaan' apalagi klo ud punya pasangan' pasangan nya siapa yg di pikirin dan di tangisin siapa😮‍💨
Punya Impian
kedepan nya ngk usah ada lebay pake drama nangis2 kak
Dede Dewi: kalau kakka diputua pacar, nangis ga kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!