Ketika membuka mata, Dani menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Ia tak mengingat apapun tentang dirinya. Di sana dia bertemu dengan pria yang mengaku sebagai bosnya. Pria itu mengatakan kalau Dani merupakan personal trainer di gymnya yang diketahui juga melakukan pekerjaan p|us-p|us.
Namun semua itu tak berlangsung lama, karena ingatan Dani perlahan pulih setelah bertemu wanita yang mengetahui masa lalunya. Saat itulah Dani menggunakan keahlian hipnotisnya dan mengambil alih bisnis gym. Siapa yang menduga? Bisnis itu menjadi sukses besar saat dikelola oleh Dani.
"Layanan trainer-trainer di gym 24 luar biasa. Pokoknya bikin lemas dan banjir lendir. Eh, maksudnya lendir keringat. Hehe..." ucap salah satu tante langganan gym 24.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12 - Ke Klub
Wandi berhenti bicara dari telepon. Dia berjalan menuju meja. Membuat jantung Dani sontak kelabakan. Dani segera bersembunyi ke sudut terdalam di meja. Berharap keberadaannya tidak diketahui Wandi.
Untungnya Wandi tidak menyadari keberadaan Dani. Dia juga tidak berdiam lama-lama di ruang kerja. Setelah mengambil sesuatu, Wandi beranjak dari ruangan.
Saat itulah Dani bergegas keluar dari ruang kerja Wandi. Ia mendengus lega karena berhasil lolos.
Ponsel Dani mendadak berdering. Ia mendapat telepon dari Wandi. Tanpa pikir panjang, Dani lantas mengangkat panggilan tersebut.
"Kau dimana?! Aku mencarimu!" kata Wandi dari seberang telepon.
"Aku di toilet. Aku akan ke gym sekarang!" sahut Dani. Dia yakin kalau Wandi akan menyuruhnya melayani polwan yang berbicara diteleponnya tadi.
Dani sebenarnya malas sekali bekerja di atas ranjang sekarang. Apalagi setelah mengetahui siapa jati dirinya.
Karena sudah berhenti minum obat, ingatan Dani perlahan pulih. Dia ingat kalau dirinya merupakan mahasiswa kedokteran. Namun gelarnya itu kini telah hilang karena dirinya sudah tak kuliah lagi. Dani menyalahkan segalanya pada Wandi. Akan tetapi dia juga penasaran dengan awal mula kenapa dirinya bisa dibeli oleh Wandi.
Dani berniat ingin bertemu dengan Arin lagi dan membicarakan semuanya.
...***...
Deva menyetir dengan serius. Sejak mobil berjalan, dia dan Lexy belum sedikit pun bicara.
"Aku memasang penyadap di mobil ini. Makanya aku tahu apa yang kalian bicarakan tentangku," celetuk Lexy seraya mengeluarkan alat penyadap yang dia pasang di bawah dashboard.
"Jadi karena itu kau mengusir Tegar dan Rani?" tebak Deva.
"Yup!" sahut Lexy singkat. Ia melirik Deva dan bertanya, "Kau bisa dipercaya kan?"
"Tentu. Kau bisa mengandalkanku. Sekarang kita akan kembali ke markas kan?" tanggap Deva. Dia fokus menyetir dan jujur saja dirinya suka itu. Membuat rasa gugup Deva terhadap wanita jadi hilang.
"Enggak! Jangan!" ujar Lexy cepat.
"Terus kita kemana?" tanya Deva yang agak sedikit takut.
"Ke klub! Aku udah lama mau coba ke sana. Kau tahu kan ibuku selalu menggagalkanku? Sekarang aku punya kau. Kau bisa membantuku kan?" jawab Lexy.
Deva terdiam seribu bahasa. Dia tahu betul kalau Lexy dilarang pergi ke klub. Walau takut, dirinya harus mengambil resiko ini. Mungkin saja dengan ini Deva bisa lebih dekat lagi dengan Lexy.
"Jawab dong! Kau mau bantu kan? Pliss..." Lexy memasang raut wajah memohon sambil memegang lengan Deva.
Merasa lengannya disentuh, Deva reflek menginjak rem. Mobil sontak berhenti.
"Astaga! Kau membuatku kaget! Kenapa mendadak berhenti sih?!" timpal Lexy yang kaget.
"Ka-kau menyentuhku! Maksudku aku kaget!" balas Deva seraya menjauhkan tangan Lexy darinya. Dia segera kembali menjalankan mobil sebelum mobil-mobil di belakang mengeluarkan suara klakson.
"Memangnya kenapa kalau disentuh?! Apa kau pikir aku virus? Begitu? Kau mau aku usir juga seperti Rani dan Tegar?" ancam Lexy.
Deva sengaja tak menjawab. Dia melakukannya karena sedang berusaha menenangkan diri.
"Hei! Kau dengar nggak?!" timpal Lexy.
Kali ini Deva menepikan mobil dan berhenti. Dia lalu menarik tangan Lexy hingga wajah cewek itu mendekat ke hadapannya.
Deva sengaja mengambil langkah berani untuk membunuh ketakutannya. Dia tatap Lexy dan berkata, "Kau tidak bisa mengusirku. Bukankah katanya kau butuh bantuanku untuk ke klub? Kebetulan aku tahu tempat bagus. Tempat dimana jejak kita tidak bisa ditemukan oleh ibumu dan yang lain..."
semoga nanti bisa bersatu dengan Dani .
bahagia bersama anak mereka
jangan-jangan nanti Lexy juga hamil...