NovelToon NovelToon
Two Promises

Two Promises

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.

Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.

Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.

Ikuti kisahnya di "Two Promise"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.11 - Liburan dimulai!

[26 April — 2015]

[•] Kafe, beberapa menit sebelumnya

*POV Megumi

Aku, Haruki, dan yang lainnya, saat ini sedang berada di dalam sebuah kafe yang tak jauh dari taman.

Kami semua yang berada di sini, sedang berdiskusi terkait rencana liburan bersama Golden Week.

Kami semua pun hanya berdiskusi terkait hal tersebut, sesekali kami berhenti berbicara untuk menikmati makanan pesanan kami.

Hari ini, ada cukup banyak hal yang terjadi. Mulai dari penguntitan yang gagal, hingga bertemu dengan orang baru.

Hari ini juga, aku bertemu dengan adik dari Yoshimoto Sakura, yang bernama Yoshimoto Akari. Rasanya aku pernah melihat orang seperti Akari ini.

—Apakah aku pernah bertemu dengannya di masa lalu ya?

Awalnya aku hanya menganggap kalau itu tidak mungkin. Namun, saat berada di dalam kafe, Akari terus memandangku dengan senyum tipis dan tatapan yang tajam.

—Sepertinya memang benar, aku pernah bertemu dengannya di masa lalu. Selain itu, aku sepertinya pernah berbuat sesuatu yang membuatnya membenciku.

[Beberapa menit setelahnya]

Kami semua telah selesai berdiskusi, lalu mendapatkan hasil yang menjadi persetujuan kami semua.

Setelah selesai, kami semua langsung pulang ke rumah masing-masing. Aku berjalan pulang bersama dengan Haruki.

[•] Di perjalanan pulang

Di saat aku berjalan beriringan dengannya, kembali aku teringat tentang perasaanku ini.

Semakin lama aku berdua bersama dengannya, aku semakin ingin melarikan diri dari tempat itu sekarang juga.

Entah apa yang membuatku tak mampu berdiri maupun berjalan beriringan dengannya. Padahal aku sudah berjanji pada diriku untuk selalu membantunya.

—Apakah aku sudah melakukan hal yang benar, Haruki?

—Apakah aku harus mengatakan itu padanya?

Sedikit melambatkan langkahku, "Haruki!" aku memanggilnya.

"Ada apa, Megumi?"

—Haruskah aku ....

"Kafe ... saat di kafe tadi, menyenangkan ya?"

—Apa yang barusan aku katakan. Padahal aku ingin mengatakan hal yang lainnya ....

"Kau benar, Megumi," jawabnya tertawa kecil.

—Ada apa dengan diriku ini? hanya dapat memaksakan senyum palsu ini ....

"Haruki .... ." aku memanggilnya kembali.

Haruki menoleh ke arahku, "Kenapa, Megumi?"

"Aku .... ."

—Ternyata benar ... tak mungkin aku dapat mengatakan itu padanya.

Aku sedikit menggelengkan kepalaku, "Tidak jadi ... Haruki."

Setelah berkata seperti itu, aku pun dengan segera mempercepat langkah kakiku.

Namun, Haruki menahanku dengan menarik lengan kananku.

"Hei, Megumi .... ." ucapnya.

Dengan perlahan aku melihat ke arahnya, "Ada apa ... Haruki?"

"Bisakah ... kau hentikan ekspresi palsumu itu!?" ucapnya dengan sedikit mengeraskan suaranya.

Tubuhku membeku sesaat setelah dia bertanya seperti itu padaku.

—Pastinya kan? Haruki akan menyadari senyum palsuku ini ... cepat atau lambat.

—Sepertinya sudah tidak ada lagi alasan bagiku untuk menghentikan sandiwara ini, lalu mengatakan semua rahasiaku padanya.

"MEGUMI!!" dia berteriak padaku.

Saat dia berteriak, aku melihat wajahnya yang serius itu.

"Maafkan aku bila aku memiliki salah, Megumi," Haruki membungkukkan badannya, meminta maaf padaku dengan suara lembutnya dan perasaannya yang tulus itu, serta dengan tangannya yang masih memegang erat lengan kananku.

—Aku sudah berbuat kesalahan.

Aku membuatnya khawatir padaku, karena ekspresi palsu yang aku tunjukkan padanya.

"Sudahlah Haruki ... kau tak perlu meminta maaf," ucapku. "Itu bukan kesalahanmu."

"Meskipun seperti itu ... aku akan tetap meminta maaf padamu, Megumi!" Haruki masih terus membungkukkan badannya.

"Angkatlah kepalamu Haruki ...." aku menyentuh pipinya dengan tangan kiriku.

Haruki pun mengangkat kepalanya.

—Aku harus menunjukkan senyum tulusku padanya. Jika tidak ... dia akan terus mengkhawatirkanku setelah ini.

"Aku sudah baik-baik saja, Haruki ... kau tak perlu khawatir padaku."

Aku pun segera melepaskan genggaman tangannya dari lengan kiriku, lalu aku berjalan menjauh darinya.

—Seperti ini sudah cukup bagiku.

"Sepertinya aku harus lebih menguatkan hatiku untuk membantunya," batinku.

Setelah berjalan beberapa langkah menjauh darinya, aku berbalik dan menatap wajahnya.

Aku sedikit membungkukkan tubuhku, dengan pandangan yang masih melihat ke arahnya.

Sambil tersenyum lebar, aku akan mengatakan hal yang seharusnya aku katakan sejak lama.

"Terima kasih untuk segalanya ... Haruki-chan."

Setelah mengatakan itu padanya, aku pun langsung berlari dengan cepat. Pulang ke rumah di mana ada masakan Ibu yang menantiku.

—Terima kasih Haruki ... tanpamu aku takkan bisa melangkah sejauh ini ....

[Beberapa menit kemudian]

[•] Kediaman keluarga Kamihara

Aku telah sampai di depan rumahku, dengan segera langsung kubuka pintu rumah.

Aku melangkah masuk ke dalam rumah, "Aku pulang!" teriakku saat masuk.

"Selamat datang, Megumi!" Ibu sudah menungguku pulang sedari tadi.

—Untuk sekarang, aku hanya akan terus mendukung dirinya sebisaku. Apa pun yang akan terjadi nantinya, aku akan tetap mendukungnya.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[Di saat yang sama]

[•] Kamar Apartemen Minamoto Haruki

*POV Haruki

—Apa maksud perkataan Megumi tadi ya?

Di perjalanan pulang tadi, aku seperti melihat Megumi yang biasanya.

Pada saat itu ... dia mampu menunjukkan ekspresi tulus dirinya. Namun, apa maksud perkataan terakhirnya?.

"Terima kasih untuk segalanya ya .... ."

—Apa maksudnya?

Yang lebih penting, sepertinya Megumi memang baik-baik saja. Aku tak perlu mengkhawatirkannya lebih dari ini.

"Sudah saatnya untukku bekerja paruh waktu."

Hari ini juga, aku tetap ada jadwal bekerja paruh waktu di minimarket.

Aku pun segera mengganti pakaian, lalu pergi ke minimarket untuk bekerja.

Selama malam itu, tak ada hal penting yang terjadi. Waktu pun berlalu dengan cepat. Dua hari pun berlalu.

[28 April — 2015]

[•] Sekolah

"Minamoto, akhirnya tiba juga ya ... Golden Week!?" ujar Hana.

Saat ini adalah waktu istirahat, aku, Megumi, Sakura, dan Hana sedang berada di kantin untuk makan siang bersama.

"Kau benar, Yoshida-san," balasku. "Besok adalah waktunya ya ... kita semua akan liburan bersama."

"Aku jadi tak sabar menantikannya, Minamoto," seru Sakura.

"Aku juga sama, Yoshimoto-san."

"Oh ya, Haruki," Megumi memanggilku, dia duduk di sebelah kiriku.

Aku menoleh ke arahnya, "Kenapa, Megumi?" tanyaku.

"Apa kamu sudah mempersiapkan barang bawaanmu?" Megumi bertanya padaku.

"Tentu saja sudah, Megumi," jawabku. "Memangnya kenapa?"

"Bukan apa-apa kok ... aku hanya ingin membantumu jika kau belum mempersiapkannya," jawabnya.

"Oh, begitu ya!? .... ."

Megumi sedikit mengangguk. "Iya, Haruki."

Kami berempat, sama-sama sedang menantikan hari liburan kami semua.

Besok, adalah hari kami akan berangkat liburan. Aku pun sangat menantikan liburan ini.

Habisnya ... hal ini tak pernah terjadi di garis waktu sebelumnya.

"Aku akan menyukseskan rencana liburan bersama ini," batinku.

"Oh ya, Yoshimoto-san!" aku memanggil Sakura, ada hal yang ingin aku tanyakan padanya.

"—Ada apa, Minamoto?"

"Akari ... apa dia juga menantikan liburan ini?" tanyaku.

"Dia sangat menantikannya, Minamoto," jawabnya. "Tetapi .... ."

"Tetapi apa, Yoshimoto-san!?" tanya Megumi.

"Entah kenapa Akari sangat menantikan hari liburan, namun senyumannya seperti sedang merencanakan sesuatu," jawab Sakura dengan ekspresi campur aduk di wajahnya.

"Merencanakan sesuatu!?" sahut Hana. "Apa maksudnya itu, Sakura?"

"Aku tidak tahu Hana-chan," jawab Sakura. "Namun ... dia selalu menyebutkan nama Kamihara Megumi, saat sedang sendirian di kamarnya."

—Megumi!?

Aku dan Megumi pun saling pandang. Sepertinya pemikiran kami sama.

"Apa kau pernah berbuat sesuatu yang membuat Akari seperti itu, Megumi?" tanyaku padanya langsung.

"Tidak kok, Haruki," jawab Megumi, menggelengkan kepalanya. "Tapi aku seperti pernah bertemu dengannya di suatu tempat."

—Sepertinya firasatmu benar, Megumi.

"Kau pernah bertemu? dengan Akari?" tanya Sakura tak percaya.

"Aku tak begitu yakin Yoshimoto-san. Namun, aku merasa itu benar," jawab Megumi.

"Jadi belum tentu benar ya .... ." ucap Sakura dengan ekspresi kecewa terpampang jelas di wajahnya.

—Sepertinya Sakura berharap itu pernah terjadi ya ....

Setelah itu pun, kami tak membicarakan hal lain selain sesuatu yang ada hubungannya dengan rencana liburan kami semua.

Beberapa jam pun berlalu. Aku sedang berada di dalam kamar Apartemenku, merapikan setiap barang yang akan kubawa besok.

Setelah itu, aku pun langsung tidur pada malam itu, lalu terbangun kembali pagi esoknya.

[29 April — 2015]

[•] Di tengah perjalan menuju Stasiun

Kami semua berjanji untuk bertemu di stasiun, dan akan berangkat bersama setelah berkumpul semuanya.

Namun ....

"KENAPA AKU BISA TELAT TERBANGUN!!"

Tanpa aku sadari, aku terbangun tepat 10 menit sebelum waktu yang dijanjikan. Itu sebabnya aku langsung dengan segera bersiap-siap, lalu berlari sekuat tenaga menuju ke stasiun.

Jarak dari apartemenku menuju stasiun adalah 50 menit berjalan kaki.

—Mereka pasti sedang menungguku dengan ekspresi yang tak dapat aku bayangkan.

"Saat sampai nanti ... AKU HARUS MEMINTA MAAF PADA MEREKA SEMUA!!"

[35 menit kemudian]

[•] Stasiun

"Maaf karena datang terlambat!"

Ketika sampai, aku langsung membungkukkan badanku 90 derajat, lalu meminta maaf dengan tegas pada mereka semua.

"Tak apa-apa Minamoto ... kau tak perlu meminta maaf segala," ucap Sakura.

"Meskipun begitu, aku akan tetap meminta maaf!"

"Sudahlah Kak Minamoto, angkat kepalamu," ucap Akari.

"Sejak kapan kalian semua datang?" tanyaku.

"Belum lama kok, Haruki ... ," jawab Megumi. "Kami semua juga melewati waktu yang dijanjikan."

"Itu benar, Minamoto-kun," sambung Hana, kepalanya mengangguk.

"Oh, begitu ya?" tanyaku memastikan.

"Begitu ... Minamoto," jawab Sakura, senyum tulus terukir di wajahnya.

—Hari ini pun Sakura masih bisa tersenyum tulus.

"Baiklah semuanya!" seru Akari, mengangkat tangan kanannya. "Mari kita mulai .... ."

"Liburan kita semua!!"

Bersambung....

1
Roxanne MA
okay next thor bab berikutnya aku penasran sma next chapter
Reaz
ayo mampir juga/Coffee/
Lounyx
semangat Thor/Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!