NovelToon NovelToon
MANAGER LOVE STORY

MANAGER LOVE STORY

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / BTS / Blackpink / Angst
Popularitas:263
Nilai: 5
Nama Author: timio

Dunia hiburan jadi tempatnya bermain, ia lah pekerja di belakang layar suksesnya penampilan para artisnya. Orang yang mengorganisir segala sesuatu agar tertata dengan indah dan rapi, orang yang di tuntut untuk sempurna agar menyempurnakan artisnya. Artisnya yang salah, ia yang bertanggung jawab.

Helena Cady, wanita ceria 28 tahun yang sejak awal usia 20an sudah bergabung dengan Huge Ent, sebuah agensi hiburan besar di Mithnite, dalam waktu lima tahun ia berhasil menjabat sebagai manager seorang artis besar yang dinaungi oleh Huge Ent.

Dan ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pemecah hubungan baik, antara member kakak dan adik di sebuah boy grup terkenal NEMESIS, yang terdiri dari 5 orang pria tampan. Helena terjebak cinta segitiga diantara dua member Nemesis dan semua kerumitan di dalamnya.

🍁🍁

Yuk, kepoin yeorobun 💜

Borahae 💜💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayang

Cahaya terang tiba-tiba saja menusuk ke dalam kelopak matanya, seseorang membuka tirai itu. Kesal. Helena kesal sekali.

"Ayo bangun, ayang. Udah pagi, kita harus kerja." seruan yang sama sekali asing tapi juga tidak asing di telinganya menjadi penyambutnya di pagi hari yang tidak terlalu indah ini.

Helena menyipit-nyipitkan matanya sembari mendapatkan seluruh kesadarannya.

"Good morning princess, ayo Ayang kamu siap -siap, aku buat sarapan, hehe."

Helena mengucek - ngucek matanya, sembari mendapatkan kesadarannya 100%, memusatkan pengelihatannya pada Yogie yang sudah duduk di tepi ranjangnya pagi ini. Lalu ia menempelkan punggung tangannya ke kening Yogie.

"Kamu sakit lagi ya kak? Padahal ngga demam." Bingungnya.

"Hahahhaha... Astaga Helena, kamu gemesin banget sih? Aohhh... ", dengan senyum lebar yang jarak terlihat baik komet itu, Yogie mencubit gemas pipi Helena yang semakin melongo itu.

"Kak... Ini hari pertama aku kerja, kamu jangan bikin takut dulu. "

"Astaga Helena, aku ngga papa. Aku baik-baik aja. Ayo siap-siap, kita harus ke Huge hari ini, jadwal aku udah di serahin mas Juna kan?".

"Iya, aku juga udah selesaikan jadwal beliau itu dua hari yang lalu."

"Sampe ngga mau disebut lagi, ahahah... "

"Kak... "

"Iya ayang?". Dengan senyum lebar.

"Kamu nyeremin ih, jangan banyak ketawa gitu. Aku takut." ringis Helena.

"Jadi maunya kamu aku gimana? Ha? Gimana ayang? ", Yogie mendekat mengikis jarak wajah mereka sebanyak mungkin, dan menyisakan beberapa centi saja.

"Masih pagi udah olah raga berat jantung gua, jir." batin Helena menelan ludahnya.

"Ayo, aku buatin sarapan buat kita. " Lalu Yogie kembali ke ekspresi datarnya dan berlalu dari sana. Karena sepertinya jantungnya juga tidak baik-baik saja berlama-lama dengan Helena seperti ini, apalagi ini masih pagi.

🌵

Keduanya sudah berada di basement Huge Ent, Helena kelihatan agak sedikit kaku ketimbang biasanya. Selama dua bulan ini mereka tinggal bersama, berangkat ke Huge juga bersama, Helena tidak pernah kelihatan seperti ini, jelas ia tahu penyebabnya apa.

"Kalau kamu masih risih, kamu bisa mulai kerja besok atau lusa aja, kebetulan sampai dua hari kedepan aku ngga terlalu banyak yang mau di urus kok. Biasa juga kalau udah gitu mas Juna lepas aku aja, ngga terlalu aware."

Helena diam, ia mulai berpikir keras. Jika ia mengelak, besoknya juga ia akan terus penasaran akan apa yang terjadi, jika ia maju hari ini, ia yakin Theo akan punya sesuatu untuk ditunjukkan, pasti akan ada tingkahnya, tapi sebagai manajer Yogie yang baru, ia kedengarannya sangat egois jika masih memikirkan artisnya terdahulu, Yogie adalah prioritasnya saat ini kan?

"Aku harus bareng kamu kak, kamu artis ku, tanggung jawabku. " Seru Helena segera turun dari rubicon putih itu.

Hati Yogie menghangat, sepertinya wanita ini sudah baik-baik saja setelah meraung berjam-jam dipelukannya semalam. Dengan kesadaran penuh, Helena masuk seperti biasa, dengan tenang, wajahnya cerah ceria, bedanya kali ini pria yang di sampingnya. Pria yang dulu dibersamakan dengannya akan memiliki wajah datar, tanpa ekspresi dan kelihatan kejam. Namun kali ini, pria yang ia dampingi, yang biasanya dikenal sebagai kulkasnya Nemesis, dingin, kaku, tanpa ekspresi, irit bicara, irit senyum, sepertinya kulkas ini lupa di colok. Ia tersenyum lebar memasuki gedung, sembari sesekali tertawa kecil bersama Helena yang entah membicarakan apa. Hal itu langsung meraih atensi satu gedung, dengan judul "SI KULKAS YANG LUPA DI COLOK".

"Ternyata Yogie bisa ketawa juga." Seru Clara manajer Hose.

"Iya anjir, kaget. Dia senyam-senyum masuk gedung."

"Btw, ada yang liat Theo ngga? Tumben banget udah siang belom nongol, dulu juga sama Helena datengnya selalu bareng, paling ngga dia udah sibuk di studionya."

"Noh, panjang umur." timpal Kris memanjangkan bibirnya untuk menyatakan ke arah mana, Theo terlihat acak-acakan. Meskipun tetap tampan, tapi ini kali pertama Theo kelihatan seperti itu.

"Gantian mas Juna yang stress kayaknya, Helena pensiun beralih ke yang lebih manusiawi, bahkan mageran."

.

.

Masa-masa stress Juna sudah dimulai, padahal masih hari pertama. Bagaimana kelanjutannya nanti, ia menerima permintaan Helena. Helena dengan gamblang menceritakan semuanya yang terjadi, tidak kurang se titik koma nya pun. Juna cukup terkejut kenapa Theo jadi begitu, padahal setahunya pria itu bucin akut, sampai possesive nya kadang sangat menyebalkan.

Tapi kenapa?

Karena hal itu lah, ia mau bertukar dengan Helena. Dan tanpa siapapun yang menyadari, ia sudah lebih dulu sadar sejak dulu Yogie juga sudah menyukai Helena. Jauh sebelum Helena menceritakan bahwa ia berpacaran dengan Theo diam-diam. Ia berteman baik dengan Theo, tapi sepertinya kesalahan Theo kali ini tidak bisa ia toleransi lagi. Jadi ia mengalah, tapi aohhh... Masih hari pertama, visualnya Nemesis itu sudah bertingkah.

🌵

.

.

Helena tersenyum mengetik sesuatu di ponselnya, Yogie yang sibuk di studionya kemudian teralih karena melihat hal itu dari kaca transparan. Ia segera keluar.

"Seru amat sampe senyum gitu?".

"Ah... Temen aku, agak gila dikit, random, ngajakin ngopi, cantik, rambutnya ungu. Mau aku kenalin ngga?".

"Ngga."

"Kenapa? Cakep loh kak, tajir."

"Aku udah kaya." Seperti biasa Yogie selalu savage jika tidak suka sesuatu. "Dan aku sukanya kamu. "

"Dimana ya jadwal yang berubah itu, bentar ya kak, aku lupa taruh dimana." Helena langsung mengalihkan pembicaraan dan masuk ke studio yang tadinya di huni Yogie.

Pria itu tersenyum lebar sekali, ia gemas melihat Helena yang salah tingkah dan gelagapan disaat yang sama. Tinggal bersama sudah dua bulan ini membuatnya melihat sisi lain dalam diri Helena, wanita itu tidak se penurut kelihatannya, ia tegas, ia bisa berdebat, bisa menolak, bisa membuat keputusan, dan satu yang ia suka, Helena seperti penaung, ibu sekaligus kakak yang melindungi anak maupun adiknya.

Helena bisa melakukan semuanya tanpa diminta, dan ia semakin kagum pada wanita yang berhasil ia rebut dari sisi adik membernya itu setelah lima tahun. Hari pertama mereka bersama dua bulan lalu, Yogie dikejutkan dengan bau yang enak dari dapur. Untuk pertama kalinya sejak keluar dari rumah, ada yang memasak untuknya seperti ini. Bukan menu yang istimewa, hanya nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya, berikut cappucino hangat disampingnya, dengan post it yang ditempel di cangkir gelas itu.

"Kak, aku ke Huge duluan. Jangan lupa sarapan, biar ngga enak, harus tetep dihabisin, dan kalo aku tanya nanti tetep di jawab ENAK yaa "

Gelak tawa Yogie si kulkas 4 pintu meledak pagi itu, pesan manis berisi ancaman, ia suka. Semua yang Helena punya ia suka, dan memang masakan sederhana itu enak. Sejak saat itu mereka jadi semakin dekat, semakin banyak bercerita, ber adu pendapat, bahkan sesekali mereka berbelanja bersama, meski dengan atribut penyamaran, Yogie tetap senang. Mereka juga memasak bersama, Helena mengajarinya membuat makanan sederhana, mudah di masak dan hemat waktu.

Semua itu membuat Yogie berandai-andai semakin jauh, apakah jika dengan Helena nanti gambaran keluarga yang ia bangun akan seperti ini? Senyumannya tidak luntur, melihat wanita yang baru saja masuk ke studionya itu. Ia merasa sangat hangat dan nyaman sekarang, Helena Cady sudah ada dalam genggamannya, pantauannya, ia tidak akan kecarian atau kuatir lagi.

Hanya akan ada dia dan Helena mulai sekarang. Meski wanita itu masih tidak memberikan jawabannya akan pengakuannya tempo hari, tidak ada kata yang berikan untuk dipegang, setidaknya Helena sudah bersamanya, ia yakin nantinya Helena akan membalas perasaan itu, ia akan menunggu, membiarkan semuanya tumbuh secara alami tanpa perlu dipaksa.

Akan ia gantikan semua luka itu dengan tawa dan bahagia, sampai ia lupa ia pernah terluka.

Klek...

"Helena... ".

.

.

.

TBC... 🌵

1
Timio
Ok Amy 💜 ditunggu ya, borahae 💜💜
rey na' daniansyah
saya tunggu ampe tamat ya thor, awas jja klo ngegantung ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!