Rayna Sasa Revalia, gadis dengan karakter blak-blakan, humoris, ceria dan sangat aktif. Dia harus meninggalkan orang tua serta kehidupan sederhananya di kampung karena sebuah kesialan sendiri yang men-stransmigrasikan jiwa gadis itu ke dalam sebuah karakter novel.
Sedih? Tentu. Namun ... selaku pecinta cogan, bagaimana mungkin Rayna tidak menyukai kehidupan barunya? Masalahnya, yang dia masuki adalah novel Harem!
Tapi ... Kenapa jiwa Rayna harus merasuki tubuh Amira Rayna Medensen yang berkepribadian kebalikan dengannya?! Hal terpenting adalah ... Amira selalu di abaikan oleh keluarga sendiri hanya karena semua perhatian mereka selalu tertuju pada adik perempuannya. Karena keirian hati, Amira berakhir tragis di tangan semua pria pelindung Emira—adiknya.
Bagaimana Rayna menghadapi liku-liku kehidupan baru serta alur novel yang melenceng jauh?
~•~
- Author 'Rayna Transmigrasi' di wp dan di sini sama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melerai Perundungan
“Siapa itu?!”teriak tajam Felisya ke arah tempat Rayna bersembunyi.
Suara langkah kaki semakin dekat. Rayna menggigit bibir gugup. Ia menarik nafas dalam-dalam lalu berbalik badan,”Ha-i..”
Felisya, Sella dam Claudia tentu saja kaget. Awalnya mereka akan membuat si pengintip mereka bully habis-habisan. Tidak menyangka, gadis itu adalah orang yang pernah berurusan dengan mereka. Tapi belum mereka ketahui namanya.
Tanpa sadar Felisya menegang dengan langkah mundur. Claudia menggeleng entak kenapa.
Sella bertanya dengan gugup,”L-lo ngapain di sini?”
Rayna tersenyum canggung namun hatinya merasa kalut. Lalu matanya beralih pada seorang gadis yang duduk lesehan terlihat kedinginan. Rayna menjawab dengan polos seraya menunjuk gadis di belakang ketiganya. ”G-gue lagi liat kalian bully dia.”
Ketiganya melotot. Claudia menyangkal tanpa sadar,”Kita.. kita gak bully dia, kok. Tapi kita lagi kasih pelajaran biar dia enggak melakukan kesalahan yang sama. Dia udah kurang ajar udah ngejelekin Felisya di belakang.”
“Oh, gitu, ya?”tanya Rayna tidak yakin.
Ketiganya mengangguk cepat berbarengan berharap Rayna percaya.
“Eum.. udah ya, kasih pelajarannya? Kasihan dianya kedinginan,”tunjuk Rayna kepada gadis malang itu.
Ketiganya mengangguk menyetujui.
Rayna tersenyum manis,”Oke. Kalo gitu, kalian boleh pulang duluan. Urusan dia biar aku aja.”
Mereka saling pandang dengan ragu. Lalu mengangguk kaku.
“Makasih, kakak cantik.”Rayna tersenyum lebar namun tulus,”Oh, iyah. Nama aku Rayna. Kalian bisa panggil aku jika butuh pelayan lagi.”
Ketiganya menjadi salting di puji Rayna. Karena mereka bisa merasakan ketulusan bukan bualan.
“K-alo gitu, kita duluan, Rayn,”pamit Sella mewakili kedua temannya.
Rayna mengangguk. Lalu ia melambai ketika Felisha sempat menoleh ke belakang.
Rayna menghela nafas lega. Jujur saja, sedari awal jantungnya berdebar karena takut. Namun tak menyangka, respon mereka di luar dugaan. Bahkan, ketiganya menurutinya. Rayna hanya merasa bersyukur saat ini.
Rayna berbalik badan menghampiri seseorang yang sedari tadi tidak bergerak. Rayna berjongkok,”Lo gak pa-pa?”
Gadis itu hanya menunduk sehingga seluruh rambutnya yang basah menutupi wajahnya. Ia tidak menjawab atau mengangkat kepalanya.
Rayna merasa prihatin. Ia membantunya berdiri,”Ayo, kita pergi dari sini. Baju lo basah. Nanti masuk angin.”
Akhirnya dia bergerak dan berdiri atasa dukungan Rayna. Gadis itu mengangkat kepalanya sehingga Rayna bisa melihat wajahnya.
“Makasih, ya..”ucapnya tulus. Suaranya parau.
“No problem,”jawab Rayna setengah bercanda.
Mereka mulai berjalan meninggalkan tempat yang berada di belakang sekolah itu.
“Lo kenapa harus berurusan sama dia, sih? Lo tau kan, si Felisya gak bisa di singgung atau di usik. Ini kan akibatnya,”omel Rayna di tengah perjalanan menuju toilet.
“G-gue gak sengaja. Gue Cuma ngomongin dia sambil bercanda. Tapi gak nyangka dia bakal tau,”katanya dengan menyesal.
“Lain kali, lo harus hati-hati. Lidah kita tanpa tulang. Tapi tajamnya bagaikan pedang. Jadi meskipun omongan lo ringan tapi menusuk, itu bisa menyakiti hati orang lain,” ucapnya sok bijak seraya memegang dadanya dramatis.
Gadis itu terkekeh. Lalu mengangguk setuju.
Setelah membersihkan rambutnya, Rayna meminjamkan sebuah cardigan rajut yang ia bawa di tas. Sangat kebetulan. Karena seragamnya sedikit transparan. Gadis bernama Nara itu berterima kasih setelah Rayna meminjamkannya. Mereka berkenalan. Lalu Nara pulang dengan menaiki taksi.
“Kakak!”Panggilan Emira membuat Rayna menoleh.
Ia diam bersandar di sebuah tembok dekat gerbang. Rayna langsung berdiri tegak mendengar panggilan adiknya. Ia mendapati Emira yang berlari terengah-engah dengan seorang cowok memakai jas berwarna navi di belakangnya.
“Kakak dari mana aja?! Dari tadi aku nyariin!”dumelnya seraya menggerutu.
“Sorry, tadi ada sesuatu.”Rayna menyengir. Lalu tatapannya berbinar pada cowok ganteng di belakang Rayna,”Siapa nih, Mir? Pacar lo, ya?”
Emira melotot memukul pelan lengan Rayna,”Sembarangan! Bukan lah, dia ketua osis. Dia juga bantuin aku cari kakak.”
“Oh, bukan ya?”Mata Rayna memandangnya sedikit kecewa.
Namun ia langsung antusias. Rayna mendekat seraya mengulurkan tangannya,”Hai, Gan. Gue Amira Rayna Medensen. Lo bisa panggil gue sayang, bebeb, honey, ataupun sweet heart.”
Emira menatap malu cowok itu karena ucapan kakaknya yang malu-maluin. Sedangkan cowok itu tersenyum ramah seraya mengambil tangannya,”Hai, juga. Nama gue Sagara Angga Grayson. Panggil gue saga atau gara.”
Rayna berkedip malu-malu,”Gue panggil lo Saganteng aja.”
Emira menatap kakaknya dengan tajam. Lalu beralih pada Saga seraya tersenyum canggung,”Jangan dengerin dia. Makasih, yah, udah repot-repot bantuin aku.”
Saga tersenyum,”Gak masalah.”
“Oke. Kalo gitu, kita pulang duluan, yah,”pamit Emira.
Saga mengangguk.
Rayna mengedipkan sebelah matanya,”See you, Saganteng.”
Emira menarik lengan kakaknya. Ia sungguh malu dengan kelakukannya. Sejak kapan kakaknya menjadi genit?
“Kakak jangan malu-maluin, ih!”gerutu Emira ketika sudah menjauh dari saga.
Rayna menatapnya cemberut,”Kan dia bukan pacar lo. Jadi gue godain, deh.”
Emira memutar bola matanya,”Ya, ya. Terserah.”
Sedangkan, cowok yang di tinggalkan sudah melunturkan senyumannya di gantikan tatapan rumit menatap punggung Rayna. Ia sudah menyaksikan bagaimana gadis itu dengan mudahnya menghentikan pembullyan yang di lakukan Felisya.
Malah, ketiganya terlihat tidak enak saat ketahuan oleh gadis itu. Namun, tiba-tiba ia melihat Emira yang mondar-mandir. Ternyata mencari kakaknya yang tengah menunggu. Tidak dia sangka, kakaknya adalah gadis sebelumnya.
Saga berdiri di posisi yang sama dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku. Tidak tahu apa yang di pikirkan. Setelah punggung keduanya menghilang, ia berjalan ke parkiran mengambil kendaraan dan pulang.
biar flashback
kok pindah NT?😅