 
                            seorang sena baru mengetahui kalau dia adalah hanya anak angkat dari seorang kiyai, ia diasuh dalam lingkungan pondok sejak usianya tiga tahun, setelah dewasa dan mendapatkan gelar sarjananya ia malah mendapatkan tugas dari sang kiyai untuk kembali pada orang tua kandungnya yang wajahnya saja sena lupa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imam Setianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
Adzan berkumandang, sena langsung ke masjid, para santriwan dan santriwati sudah bedatangan untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, abi meminta sena untuk jadi imam.
"Sekali kali abi ingin jadi makmum, kamu yang jadi imam!" Kata abi pada sena.
Tanpa menolak sena maju menjadi imam sholat dhuhur setelah iqomah dikumandangkan.
sena juga memimpin dzikir dan doa sesudah sholat.
Sesudah makan siang sena pamit pada abi dan umi membawa vespanya ke bengkel khusus vespa, untuk mengecek kondisi mesin dan yang lainnya.
"Abah, umi, sena ijin ke bengkel, mau ngecek vespa, mungkin pulangnya agak sorean." Kata sena berpamitan.
"Iya, hati hati di jalannya, kalo butuh apa apa kabari abi atau masmu!" Jawab abi.
"Iya abi, assalamualaikum!" Kata sena menyalami abi dan umi kemudian pergi.
"Waalaikumsalam!" Jawab abi dan umi.
Sena memacu vespanya dengan kecepatan sedang dijalanan kota S menuju bengkel langganannya.
"Service lengkap bro, sekalian cek semua, soalnya mau aku ajak jalan jauh!" Kata sena pada pemilik bengkel.
"Siap mas sena, memang mau touring kemana?" Kata pemilik bengkel yang bernama yuli.
"Mau ke kota P yul, insya Alloh menetap disana." Jawab sena sambil menghisap rokoknya.
"Waduh, kehilangan teman aku kalo gitu!" Jawab yuli yang wajahnya seketika dibuat sedih.
"Emang kamu temanku yul?" Kata sena kali ini sifat usilnya keluar.
"Jangan gitu mas, masa aku ga dianggap teman sama sampean, ga aku garap nih vespanya!" Jawab yuli merajuk.
"Ha ha ha ha.... baperan kamu yul, lagian kamu memang bukan temanku kok, kamu kan udah kaya sodaraku!" Kata sena selanjutnya.
Sementara orang orang dibengkel hanya memperhatikan interaksi keduanya dengan senyum senyum.
"Iya mas, aku juga anggap mas sena kaya sodaraku." Jawab yuli.
"Kalo sodara brarti servicenya gratis dong?" Kata sena mulai meledek lagi.
"Huffffff!!!!! Susah memang kalo ngomong sama orang cerdas, kalo gratis aku makan apa mas?" Jawab sena sedikit mulai kesal.
"Ya makan nasi, he he he he..." jawab sena sekenanya.
"Iya tau, makan nasi, lah belinya kan kudu pake duit! Trus duit darimana kalo ini gratis?" Kata yuli kai ini nadanya dibuat tinggi, sebab ia juga tau kalo sena sukanya bercanda dan sekenanya kalo ngomong.
"Ha ha ha ha.... yang di gas itu vespanya yul, bukan suaramu!" Kata sena lagi.
"Teresah mas sena, aku mau garap ini vespa, ga kelar kelar kalo ngobrol terus!" Kata yuli kemudian mulai fokus mengservice vespa sena.
"Terserah yul bukan teresah, teresah itu kamu kali, resah dan gelisah, ha ha ha ha.... " ucap sena lagi.
Yuli menanggapi hanya dengan cengiran saja, dan langsung fokus pada vespa lagi.
Sena jalan ke warung kecil samping bengkel.
"Mak kopi hitam 2 ya!" Kata sena pada mak romlah pemilik warung.
"Siap mas sena, nanti saya antar ke bengkel!" Jawab mak romlah.
Saat jalan kembali ke bengkel sena melihat ibu penjual jajanan pasar lewat, terlihat dagangannya masih banyak, raut wajahnya menggambarkan kegelisahan.
"Jualan apa bu?" Sapa sena pada ibu penjual.
"Jajanan pasar mas, ada kue cucur, klepon, pisang goreng sama risol." Kata ibu itu seketika menghentikan langkahnya.
"Coba lihat bu, sini turunin!" Kata sena sambil membantu menurunkan wadah dari atas kepala ibu penjual.
Sena mengambil 4 jajanan dari masing masing jenis, kebetulan 5 anak SD sedang jalan beriringan akan lewat depan sena.
"Kalian mau jajan ga dek?" Tanya sena pada ke 5 anak SD itu.
Anak anak saling pandang dan kemudian mengangguk kepada sena.
"Ya wis, ambil yang kalian mau, nanti mas yang bayarin!" Kata sena lagi.
Ke 5 anak itu langsung mengerumuni ibu penjual, ibu penjual juga antusias dan sangat senang melayani anak anak itu.
"Sudah mas, kami ambil ini!" Kata salah satu anak mewakili bicara pada sena.
"Ya udah, kalian pulang, ati ati dijalanya ya, jangan mampir mampir!" Jawab sena.
"Iya mas, terimakasih!" Jawab 5 anak kompak langsung balik kanan pulang.
"Berapa bu semaunya?" Tanya sena.
Ibu penjual menghitung jajan yang di ambil anak anak dan yang di ambil sena.
"Semuanya 54 ribu mas." Kata ibu penjual.
Sena melihat dagangannya masih banyak, kemudian ia meminta ibu penjual untuk membungkus semaunya.
"Kalo semuanya dagangan yang ibu bawa total harganya berapa?" Tanya sena.
"300 ribu mas kalo semuanya." Jawab ibu penjual agak sedikit bingung.
"Ibu bikin sendiri apa setoran?" Tanya sena lagi sambil makan kue cucur.
"Setoran mas, 1 kueh setoran seribu, ibu cuma ambil 500 rupiah." Jawab ibu penjual lagi.
Sena mengambil dompetnya, diambilnya uang pecahan 100 ribu sebanyak 5 lebar kemudian diserahkan pada ibu penjual.
"Ini kebanyakan mas uangnya!" Kata ibu penjual.
"Itu rejeki ibu, saya borong semau kuehnya, tapi tolong di bagikan sama orang orang yang lewat ya!" Kata sena lagi.
"Alhamdulillah, terimakasih mas, iya saya bagikan sekarang." Ucap ibu penjual antusias langsung membagi kueh yang tersisa pada orang yang lagi ngantri di bengkel dan orang yang lewat.
Seketika dagangan ibu ludes habis, ibu penjual berulang kali mengucap hamdalah.
"Terimakasih mas baik, alhamdulillah dagangan ibu habis, ditambah harga lebih dari mas baik, jadi ibu bisa langsung setor dan pulang." Kata ibu penjual begitu bahagia.
"Sama sama ibu."jawab sena.
"Mudah mudahan mas baik lancar rizkinya, panjang umurnya, cepet dapat jodoh, aamiin!" Kata ibu penjual mendoakan sena.
Sena ikut mengamini saja sambil tersenyum, ibu penjual pamit untuk pulang.
Sena masuk ke bengkel, meletakan jajanannya diatas meja yang ada di dalam bengkel.
"Ngopi dulu yul, tuh udah mau dingin!" Kata sena pada yuli yang sedang membongkar karburator vespa sena.
"Iya mas, nanggung, tinggal cuci karbu ini." Jawab yuli.
"Kalo nanggung di smash yul." Jawab sena sekenanya.
"Wis mas, stop! Jangan mulai lagi, aku pusing nyari jawabannya!" Kata yuli dengan sedikit senyum.
Sena hanya nyengir, lalu melanjutkan ngudud dan ngopinya.
Tak menunggu lama vespa sudah selesai di service, yuli menyusul duduk di kursi depan kursi sena, setalah sebelumnya ia cuci tangan.
Sena meletakan uang 3 lembar 100 ribuan di atas meja.
"Ini ongkosnya yul, makasih ya selama ini sudah merawat vespa tua ku." Kata sena.
"Sama sama mas, terimakasih juga mas sena selalu baik pada saya, kalo disana sukses ajak ajak ya mas!" Ucap yuli sambil mengambil uang diatas meja kemudian ia simpan di laci.
"Lah kan kamu udah mantap disini, pelanggan banyak, nanti kalo kamu pergi pada kehilangan." Jawab sena.
"Mantap apanya mas, dari dulu gini gini aja, pengin rehab rumah emak aja sampai sekarang belum terlaksana, pengin nyari perubahan mas, sapa tau ikut mas sena jadi bisa mewujudkan keinginan." Jawab yuli lagi
"Perbanyak bersukur dan sedekah yul, terutama sholatmu lebih rajin lagi jangan bolong bolong, nanti semau rejekimu jadi berkah!" Kata sena menasehati yuli.
"He he he he.... tau aja mas sena kalo aku sholatnya sering loncat loncat." Kata yuli sambil nyengir.
"Ya wis, aku pamit dulu, bentar lagi ashar, kalo disini terus bisa bisa aku ketularan loncat sholat ashar." Kata sena sambil bangkit siap pulang ke pondok.
"He he he he, emangnya menular?c jawab yuli sambil nyengir.
Sena memacu vespanya menuju arah pondok, namun saat sampai lampu merah dekat alun alun sena memutuskan untuk sholat ashar di masjid agung saja.
Kemudian ia membelokan vespanya ke arah masjid, masuk halaman mencari parkiran yang masih kosong.
Setelah dapat tempat parkir sena melangkah ke tempat wudhu.
 
                     
                     
                     
                    