Bayu. Seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang berkuliah di Universitas ternama yang ada di Indonesia meninggal setelah kejatuhan pohon besar yang tersambar petir saat dia pulang dari kerja paruh waktunya.
Dia kira dirinya sudah benar-benar mati. namun alangkah terkejutnya dirinya saat menyadari jika dia belum mati dan kembali terlahir di tubuh seorang bocah berusia 10 tahun yang namanya sama dengan dirinya yaitu Bayu. parahnya lagi dia terlempar sangat jauh di tahun 198. Anehnya Dia memiliki ingatannya di kehidupan sebelumnya di tahun 2025. berdasarkan ingatan Itu Bayu mulai menjalani kehidupan barunya dengan penuh semangat. jika di kehidupan sebelumnya dirinya sangat kesulitan mencari uang di kehidupan ini dia bersumpah akan berusaha menjadi orang kaya dan berdiri di puncak.
Hanya dengan menjadi kaya baru bisa berkecukupan!
Hanya dengan menjadi kaya batu bisa membeli apapun yang diinginkan!
Hanya dengan menjadi kaya aku bisa membahagiakan orang-orang yang aku sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Mereka Adalah Dua Hartaku Yang Berharga.
Bab 12. Mereka Adalah Dua Hartaku Yang Berharga.
Untungnya Bayu sudah menukarkan uangnya di Bank. Bayangkan ia memiliki uang sekitar
Rp665.824 semuanya adalah uang receh.
Jika tidak ditukarkan betapa merepotkannya itu.
Setelah menukarnya di Bank,
Akhirnya ia mendapatkan pecahan uang kertas sebagai berikut,
50 lembar Rp10.000 \= Rp500.000
20 lembar Rp5.000 \= Rp100.000
50 lembar Rp1.000 \= Rp50.000
31 lembar Rp500 \= Rp15.500
3 lembar Rp100 \= Rp300
2 keping Rp10 \= Rp20
2 keping Rp2 \= Rp4
Jadi totalnya adalah Rp665.824
Saat ini Bayu hanya membawa 10 lembar uang lima ribuan.
Untuk membayar semuanya, Bayu mengambil sekitar 5 lembar dari total uang yang ia bawa. Dan ia pun masih mendapatkan kembalian Rp. 250.
Setelah selesai mengemasi semua barang belanjaannya baik berniat untuk pulang akan tetapi ia teringat jika dirinya pulang naik angkot akan susah jika disebut aku tidak punya uang pecahan. Akhirnya Bayu menarik satu lembar uang lima ribuan Dengan maksud untuk ditukarkan dengan uang receh.
Sambil tersenyum canggung dia beralasan uang itu untuk membayar biaya angkot. Pegawai itu menanggapi dengan senyuman dan kemudian menukarkan uang pecahan itu kepada Bayu.
Begitulah ceritanya kesibukan Bayu setelah pulang sekolah dan memberikan kado untuk kakaknya. Dia saat itu berusaha mati-matian untuk menyimpan semuanya agar tidak ketahuan di dalam kamarnya. keesokan harinya, pagi pagi sekali, saat kakaknya sudah berangkat ke sekolah ia menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Menaruh tas sepatu, kotak pensil dan juga buku tulis di atas tempat tidurnya. Dia juga membuat catatan kecil.
"Untuk kak Intan tersayang.
Selamat atas kelulusannya. Selamat juga karena kakak sudah menjadi juara 1 di kelas. Karena kakak juara 1,aku punya hadiah kecil untuk kakak. Tolong diterima ya kak semoga bermanfaat. Selamat karena sudah mau masuk SMP."
Dari adikmu. Bayu.
Anak paling tampan di seluruh Kabupaten Cipayung.
...◦~●❃●~◦...
Kembali Ke Masa Sekarang.
Saat ini Bayu berdiri di depan panggung sambil melihat kakaknya dan juga seluruh siswa-siswi kelas 6 berbaris rapi. Dan Intan yang merupakan siswa berprestasi maju ke depan diikuti oleh temannya yang merupakan juara 2 dan 3.
Saat pengumuman juara kelas itu diumumkan para wali mulai bertepuk tangan. Mata Bayu menatap sekeliling kemudian ia menemukan ibunya yang meneteskan air mata karena melihat anaknya yang kembali menjadi ranking 1.
Ya Ibu mana yang tidak bangga jika anaknya sangat rajin, penurut, sopan, dan juga peka terhadap keadaan sekitarnya. Bayu seringkali memergoki kakaknya sedang membantu ibunya entah itu mencuci piring menyapu melipat baju atau sebagainya. Sedangkan Bayu sebagai laki-laki yang lumayan agak badung tapi cerdas, pekerjaannya setelah pulang sekolah tentu saja bermain sepak bola sampai sore dengan teman-temannya.
Tetapi dia tidak pernah pulang hingga sampai menjelang magrib. Paling-paling sekitar jam 16.00 atau paling lambat 16.30 ia sudah ada di rumah. Dia juga ikut membantu pekerjaan orang tuanya sebisanya. Bahkan kegiatannya sehari-hari juga membantu memberi pakan ternak empat ekor kambing milik ayahnya.
Selama ini prestasi Bayu juga sangat bagus. Dia juga selalu menjadi ranking 1. Tentu saja bagaimana mungkin tidak ranking 1, dirinya orang dewasa yang tadinya berkuliah,kini di kehidupan keduanya harus mengerjakan soal anak-anak SD, pada tahun 1980 pula. Tentu saja dia menjadi juara. Bahkan, jika mau dia pun bisa mengajari guru SMA pada saat itu.
Singkat cerita perpisahan pada hari itu berakhir saat menerima raport Bayu yang ternyata dia juga juara 1 laki-laki Ratna meneteskan air mata. Dia merasa terharu karena putra dan putrinya memiliki prestasi yang sangat membanggakan.
Terutama Bayu. Yang tak sejak kapan perubahannya menjadi begitu sangat drastis dia mulai berjualan telur belum menghasilkan banyak uang bahkan membelikan sepeda onthel dengan harga Rp. 100.000 untuknya.
Dia kemari juga menggunakan sepeda onthel pembelian anaknya. Dengan bangga Ratna menaiki sepeda onthel itu. Dan benar saja itu memang memudahkan aksesnya untuk pergi ke pasar atau kemanapun dengan jarak yang lebih jauh. Setidaknya dia tidak terlalu lelah berjalan.
Hari itu menjadi hari yang menggembirakan bagi semua siswa tidak ada pelajaran hanya bermain seharian. Dan yang lebih lucu lagi adalah Udin. Sejak hari di mana dia bertubrukan dengan Wati saat itu. Entah bagaimana hubungan mereka bisa menjadi sangat dekat. Mereka sering kali terlihat berduaan mengobrol bercanda tertawa. Bicarakan hal-hal remeh ala anak kecil pada umumnya pada masa itu.
Ada momen lucu di mana Bayu hampir saja tertawa terpingkal-pingkal saat Udin menggunakan syair yang diucapkan oleh Roma irama untuk memuji kecantikan Wati.
Udin berkata sambil menirukan gaya Rhoma irama dan berlaga sebagai seorang pujangga.
"Wati...Begitu indah, hidupku bersamamu
Seiring waktu, cinta kita semakin dalam."
Mendengar itu Wati hanya tersipu malu. Sementara semua teman-temannya hanya menyorakinya dengan kata-kata
"Cie-cie" ataupun "Suit-suit."
Sedangkan Bayu menggeleng-gelengkan kepalanya nggak tahu harus tertawa atau menangis dengan tingkah Udin yang menurutnya sangat lucu.
Singkat cerita akhirnya perpisahan pun usai Dan semua siswa kembali ke rumah masing-masing. Begitu pula dengan para wali muridnya.
Saat itu Intan, kakaknya Bayu sudah tiba terlebih dahulu karena dia selalu pulang bareng dengan Bella. Sedangkan Bayu memilih untuk berjalan santai saat pulang.
Baru saja Bayu tiba di rumah tiba-tiba kakaknya
sudah berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat.
Semula Bayu cukup terkejut. Dia bahkan ingin menanyakan apa yang terjadi pada kakaknya. Namun belum sempat Bayu bertanya.
Kakaknya sudah menangis tersedu-sedu sambil mengucapkan terima kasih berulang kali kepadanya.
Akhirnya dia menyadari Jika ternyata kakaknya sudah melihat ada kecil yang ia berikan.
Sejenak Bayu terdiam tidak tahu bagaimana harus merespon. Namun akhirnya kata-kata yang meluncur dari mulutnya adalah.
"Selamat atas hari kelulusannya kak. Semoga kado yang tidak seberapa dariku bisa berguna buat kakak."
Mendengar apa yang dikatakan oleh Bayu Intan mengangguk dan mengatakan iya berkali-kali. Dia juga berjanji akan menjaga pemberian adiknya itu dengan baik.
Sementara sang ibu juga hanya bisa meneteskan air mata melihat keakraban keduanya. Sementara Bagas sang ayah juga menatap Bayu putranya dengan penuh kebanggaan. Sebenarnya harga dirinya sebagai seorang kepala keluarga juga sedikit tersentil saat anaknya sendiri memiliki penghasilan yang jauh lebih besar darinya. Namun itu hanya sekejap sebelum ia menggelengkan kepalanya.
Dia bukan pria gagal dia adalah pria yang sukses, buktinya dia memiliki dua anak yang berprestasi dan sangat membanggakan.
Memiliki dua anak yang berprestasi membanggakan, sopan terhadap orang tua, patuh, rendah hati, tidak sombong dan suka menolong sesama adalah anugerah terindah dan harta yang lebih mahal dari pada uang mau berapapun itu nominalnya.
"Mereka adalah dua hartaku yang berharga." gumam Bagas sambil menyeka air mata yang tak sejak kapan sudah menggenang di pelupuk matanya.