Anak Kembar Ketua Gangster

Di rumah sakit, sebelum operasi dilakukan, lebih dulu Rex menerima perawatan dan observasi. Operasi akan dijadwalkan esok hari. Jadi malam ini Rex bisa beristirahat dengan baik. Olinda selalu menunggu Rex. Meskipun tidak bisa masuk ke dalam tapi Olinda tidak pergi dari depan ruang rawat Rex.

" Dok, apakah operasi ini akan membuat dia kembali seperti sedia kala?"

Seorang dokter baru saja keluar dari dalam ruangan Rex, dia baru saja memeriksa keadaan Rex yang cukup baik. Setidaknya tidak ada luka dalam yang parah. Rex menderita luka luar yang lumayan serius tapi tidak dengan luka dalam nya. Jadi operasi pencakokan kulit merupakan pilihan yang tepat untuk saat ini.

" Betul Nona, semuanya akan kembali ke sedia kala. Terlebih pasien sangat beruntung karena luka bakar tidak mengenai wajahnya. Jadi hanya tinggal memulihkan kesehatannya nanti."

Olinda bernafas lega. Dia sungguh tidak menyangka masih bisa menemukan Rex. Seperti sebuah oase di padang pasir, ia sedikit merasa bisa merasakan seteguk air membasahi tenggorokannya di tengah rasa kehausan yang ia rasakan selama 5 tahun ini.

" Aku harap kamu segera sembuh kak. Pasti selama ini kamu hidup dengan sangat menderita. Setelah ini mari kita menikah."

Tekad Olinda sudah bulat, dia akan meminta Rex menikahinya saat kekasihnya itu sudah kembali sehat nanti. Olinda tidak mau menyesal lagi. Dia takut kejadian 5 tahun itu bisa jadi terulang kembali. Olinda hanya ingin seperti kakak iparnya. Jika suatu hari Rex tiada dia masih memilki kenangan yang anak yang ada pada dirinya.

" Nona, ini baju Anda dan baju untuk Tuan Rex," Joy datang seperti perintah dari Jane. Ia menyerahkan dua buah tote bag besar yang berisi pakaian. Tidak lupa Joy membawa sebuah kantong berisi makanan untuk Olinda.

" Terimakasih Joy, apa yang sedang akan Jane lakukan sekarang?"

" Beliau berada di lab."

" Lab?"

Joy lalu menceritakan mengenai permintaan Jane yang menginginkan sebuah laboratorium seperti waktu dulu. Olinda tentu terkejut dengan apa yang Jane minta itu.

" Apakah kakak ipar akan melakukan kegiatannya dulu? Bukankah ini akan membuat musuh-musuh kita muncul lagi?"

" Saya juga kurang tahu nona. Tapi sepertinya ini merupakan bagian dari sesuatu yang Nyonya rencanakan."

Olinda termenung, jika benar Jane kembali terjun ke laboratorium pasti dia akan membuat terobosan mengenai racun baru lagi. Dan itu pasti akan memancing para penggila itu keluar.

Mungkinkah Kak Jane sengaja melakukan ini? batin Olinda.

Olinda lalu memerintah kan Joy untuk kembali pulang. Joy harus selalu berada di sekitar Jane. Meskipun ada Bruce, tapi tugas Bruce adalah mengawal si kembar. Jadi untuk Jane, Joy lah yang harus bertanggung jawab.

" Baiklah saya permisi dulu Nona. Berhati-hatilah, jika ada apa-apa jangan lupa hubungi saya nanti. Saya juga sudah menyiapkan beberapa pengawal di sini."

" Terimakasih Joy, kamu juga berhati-hatilah."

🍀🍀🍀

" Apa yang kamu dengar?" tanya seseorang

Suara menggema di sebuah ruangan yang terlihat temaram. Sebuah lampu bohlam yang jadi satu-satu nya penerang tidak mampu menerangi seluruh ruangan yang memilki luas 9x4 meter tersebut. Di tengah nya terdapat sebuah meja panjang berukuran 4x1,5 meter. Di sekelilingnya dilengkapi kursi yang berjumlah 8. Kursi itu tidak terisi penuh. Hanya ada 4 kursi yang ditempati. Setiap orang yang duduk di belakang mereka ada satu orang yang berdiri. Jadi total orang di ruangan itu adalah 8 orang.

" Wanita itu telah kembali. Dia adalah Janella Van Winkler istri dari Dean Benicio. Dari rumor yang terdengar dia seorang ilmuwan yang bisa mencipta sebuah senjata rahasia," papar salah seorang yang berdiri.

Mereka yang duduk adalah para pimpinan gangster, dan yang berdiri di belakang adalah tangan kanan mereka. 4 orang itu termasuk pemimpin besar di wilayah benua A.

Sepertinya salah seorang dari mereka sedikit terusik dengan kembalinya Jane. Ketenangan selama 5 tahun ini agaknya mulai tidak setenang hari lalu.

" Wanita itu sungguh bisa lolos dari kematian. Lalu Dean, bagaimana dengan dia?" tanya salah satu dari mereka lagi.

" Cih, dia hanyalah cangkang kosong. Sebentar lagi pun dia akan mati," jawab yang lainnya dengan nada penuh kepastian.

" Aku juga berharap begitu, jika apa yang kamu katakan adalah sebuah kesalahan dan kelalaian maka jangan salahkan aku akan menghabis anak dan cucu mu nanti."

Deg ... deg ... deg ... .

Pablo Martinez begitu kaget dengan ucapan dari orang itu. Dia akhirnya memilih diam. Orang yang saat ini duduk persis di depannya ini adalah orang yang tidak bisa dia singgung. Sama-sama menjadi ketua kaln mafia tapi Gold Dragon merupakan yang paling kuat diantara 3 yang lain. Gold Dragon menjadi pemimpin yang dikatakuti saat ini.

" Kau sudah berani menyimpan musuh. Jika dia terlihat mencurigakan maka segera habisi. Aku tidak ingin itu jadi boomerang bagi kita nanti," ucap pimpinan Gold Dragon.

" Baiklah, aku selalu mengingat itu," jawab Pablo setenang mungkin. Padahal aslinya dia sungguh gusar. Pablo memaki dirinya sendiri, mengapa waktu itu dia harus membawa Dean kembali pulang. Jika sudah begini maka sungguh hanya akan merepotkan diri sendiri. Pablo merasa dirinya berada dalam ancaman.

Brak!!!

Eliz terkejut melihat ayahnya yang pulang dan membuak pintu dengan sangat keras. Melihat wajah sang ayah maka dia yakin pasti pertemuan itu tidak mudah.

" Ada apa Yah, mengapa terlihat sangat murung?" selidik Eliz.

" Tck, semua gara-gara pria sialan itu. Dean, gara-gara dia aku mendapat ancaman dari pemimpin Gold Dragon. Sebaiknya kamu jaga baik-baik pria itu, jika tidak maka aku akan menghabisi nya dengan tanganku sendiri. Asal kau tahu Eliz, membawa pria itu adalah sebuah kesalahan terbesar yang pernah kulakukan," geram Pablo.

Pria itu terlihat sangat marah, sedangkan Eliz tidak mampu membalas ucapan sang ayah karena semuanya benar adanya. " Tapi aku mencintainya ayah," lirih Eliz saat melihat Pablo menghilang sepenuhnya dari balik pintu kamar.

Eliz tergugu, apa yang ia lakukan memanglah salah. Dean adalah orang yang berusaha untuk dilenyapkan, tapi olehnya malah ditolong. Tentu ini menjadi seperti boom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak jika ada pemicunya.

" Tidak, aku tidak akan membiarkan mereka membunuhmu Dean. Kamu adalah suamiku dan selamanya akan jadi suamiku," gumam Eliz lirih. Tanpa ia tahu seseorang sedang menyunggingkan senyum. Dia mendengar semua pembicaraan ayah dan anak itu.

" Bagus, kalian ternyata adalah salah satu orang yang menginginkan kematian ku. Tenang saja, aku akan mewujudkan itu, sebentar lagi."

TBC