Jika mencapai pernikahan saja sudah bisa dikatakan sebagai akhir yang sempurna. Maka tidak akan ada istilah mempertahankan pernikahan lebih sulit dari memulainya.
Mikaya pikir ketika dia sudah menjadi istri Andovi, memiliki buah hati pertama mereka yang lucu dan memperoleh cinta sepenuhnya dari laki-laki itu sudah menjadi akhir yang bahagia. Nyatanya, banyak sekali rahasia yang Andovi simpan darinya, yang laki-laki itu tidak mau istrinya tahu.
Bagaimanakah kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Siang Bersama
Satu minggu setelah pulang dari villa, Mikaya tidan pernah lagi ribut atau debat dengan suaminya. Andovi juga berusaha untuk tidak mencampur adukan urusan pekerjaan dengan keluarga. Begitupun dengan Afgari, bocah itu seolah mengerti dengan keadaan orang tuanya. Ia sama sekali tidak rewel. Jika malam, bocah itu tidur pulas. Hanya terbangun ingin susu dan itupun dia tidak sampai menangis.
Sampai akhirnya, malam-malam sekitar jam sepuluh Andovi yang bersiap untuk tidur mendapat pesan dari Mira, jika wanita itu berhasil membuat klien yang sempat ingin membatalkan kontrak kerja sama mengurungkan niatnya.
"Aaaa .. Yesss .. Yesss .. Yesss .." teriak pria itu kegirangan.
Mikaya sampai terbangun mendengar suara suaminya dan mendapati pria itu tengah berbahagia.
"Kenapa, mas?" tanya Mikaya seraya mengucek matanya.
"Klien besar aku gak jadi membatalkan kontrak kerja samanya, sayang," jawab pria itu seraya membawa Mikaya ke dalam pelukannya untuk berbagi kebahagiaan.
Mikaya tentunya ikut senang dan bahagia.
"Selamat ya, mas. Semoga kontrak kerja sama antara perusahaan kamu dengan klien tersebut berjalan dengan semestinya."
"Iya, sayang. Aku bahagia sekali, dan ini semua juga berkat Mira. Dia yang membuat klien itu mengurungkan niatnya untuk membatalkan kontrak kerja samanya."
Tanpa Andovi sadari, ucapannya membuat senyum Mikaya perlahan memudar. Entah kenapa Mikaya kurang suka jika suaminya menyebut-nyebut nama sekretarisnya.
Andovi menyadari perubahan ekspresi istrinya.
"Kamu kenapa, sayang?"
"Hm?" Mikaya segera memasang senyum kembali lantaran tidak ingin suaminya berpikir yang aneh-aneh. "Aku gak apa-apa, mas. Aku seneng aja, karena akhirnya klien kamu tidak jadi membatalkan kontrak kerja samanya."
"Iya, sayang. Aku harus berterima kasih sama Mira, berkat dirinya aku tidak jadi kehilangan klien penting yang sangat berpengaruh untuk perusahaan aku."
Lagi-lagi Andovi menyebut nama Mira untuk yang kesekian kali. Bahkan Andovi sampai memikirkan bagaimana caranya berterima kasih yang baik untuk Mira. Mikaya jadi merasa cemburu. Karena Mira berperan sangat penting berjasa besar di hidup suaminya.
***
Siang ini Andovi mengajak istrinya untuk makan siang di luar. Mikaya senang karena jarang-jarang ia ikut makan siang di luar bersama suaminya. Biasanya suaminya akan makan siang pada saat jam kantor saja, tapi kali ini pria itu pulang untuk menjemputnya dan mengajak dirinya untuk makan siang bersama.
Sampai di restoran tempat mereka akan makan siang, Mikaya terkejut dengan seorang wanita yang duduk di kursi meja dimana itu meja yang akan mereka tempati. Wanita itupun sepertinya ikut terkejut dengan kehadirannya.
Andovi menarik salah satu kursi untuk Mikaya duduk, namun karena Mikaya masih bingung dengan siapa wanita yang kini sudah berdiri di sebrang, Andovi segera memperkenalkannya.
"Oh iya sayang, ini Mira. Sekretaris aku yang sudah berhasil membuat klien besar di perusahaan kita mengurungkan niatnya untuk membatalkan kontrak kerja sama. Jadi aku ajak kamu makan siang hari ini untuk merayakan atas keberhasilan Mira."
Mikaya memandang wanita yang saat ini melempar senyum padanya. Kemudian wanita itu mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri terlebih dahulu.
"Saya Mira, bu. Sekretarisnya pak Andovi."
Mikaya pun menjabat tangan wanita itu.
"Mikaya."
"Senang karena akhirnya bisa bertemu dengan bu Mikaya. Karena pak Andovi sudah cerita banyak tentang ibu," ujar Mira.
Mikaya spontan melirik kearah suaminya, ia bingung kenapa wanita itu bisa bicara demikian. Memangnya suaminya sering cerita apa tentang dirinya pada wanita itu. Dan seberapa dekat mereka?
Ucapan Andovi tadi juga membuat Mikaya jadi berpikir, ternyata ia di ajak makan siang untuk merayakan keberhasilan Mira. Bukan Mira yang di ajak makan siang bersamanya, melainkan dirinya yang di ajak ikut makan siang bersama mereka.
"Anaknya lucu sekali pak, bu. Tampan, sama seperti ayahnya," puji Mira ketika Afgari tersenyum melihat ke arah dirinya.
"Terima kasih," ucap Mikaya.
Entah kenapa, Mikaya merasa tidak nyaman berada di sana. Seharusnya wanita itu yang merasa canggung karena berada di tengah-tengah keluarga kecilnya, ini justru malah terbalik. Mikaya ingin cepat-cepat pulang ke rumah rasanya.
_Bersambung_
dan Ujian bagi seorang laki2 adalah harta dan wanita...
harus banyak ingat dan syukur atas apa yg kita miliki...
Jika ada yg kurang, bukan nya mencari, tapi memperbaiki apa yg ada 👍👍