NovelToon NovelToon
Istri Tertukar Tuan Anres

Istri Tertukar Tuan Anres

Status: tamat
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:175.2k
Nilai: 5
Nama Author: najwa aini

Memiliki suami tampan, kaya dan mapan, serta hidupnya diratukan, adalah impian semua perempuan. Seperti Elena yang tiba-tiba berubah menjadi Elea, istri dari Anres Alvaro Tanujaya, serta ibu dari si cantik Arabella. Hidup Elena pun berubah bak seorang ratu dari negeri dongeng.


Tapi, bagaimana jika semua itu hanya pinjaman. Bagaimana jika satu saat pemilik sahnya datang, dan meminta kembali semua yang sudah dipinjamkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon najwa aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Tak ada hadiah yang bisa aku berikan. Selain, aku sangat berterima kasih, karena kau telah datang," ucap Anres begitu dalam. Dan tatapan itu enggan beralih, seakan Anres dapat menemukan sosok Elea di dalam pandangannya.

Yang diberikan Anres memang hanya sebuah ucapan. Sebuah kalimat biasa yang bisa diucapkan oleh siapa saja dalam setiap momen ulang tahun. Tapi, Elena tahu seberapa besar makna ucapan tersebut, seberapa dalam Anres menyampaikannya. Hal itu terlihat dari raut wajah dan pupil matanya. Dan Elena merasa tidak berhak menerima semuanya. Karena memang bukan dialah yang dituju oleh lelaki tersebut dengan kesungguhan yang ia tampakkan saat ini.

Elena menunduk, sepasang matanya berkabut. "Anres aku bukan Elea, istrimu. Aku adalah Elena."

Tak ada pilihan lain bagi Elena selain mengakui saja, dan mengakhiri sandiwara yang sangat menyesakkan dada.

Sayang, kalimat Elena itu tidak terlafadz di bibirnya. Tapi, hanya terucap dalam hati saja. Karena sepasang bibir mungil Elena tetap terkatup, seiring adanya goncangan cukup besar yang terasa dalam jiwa atas hal tersebut.

Dan Elena tetap tak bisa terdongak hingga terasa sebuah sentuhan hangat di pucuk kepalanya. Elena tersentak, rupanya Anres telah berdiri tepat di depannya. Entah kapan lelaki tampan itu beringsut dari posisi semula.

Elena ingin mengimbangi posisi Anres saat ini, ia segera beringsut untuk turut berdiri. Namun, tubuhnya terasa kaku, dan seketika terdiam bak patung batu, saat sebuah ciuman hangat dari Anres mendarat di keningnya.

"Elea." Terasa Anres menepuk punggung tangannya.

"Eh i-iya." Elena gugup dan segera menarik napasnya berkali-kali.

"Maaf," ucap Anres singkat. Bahkan raut wajah tampan lelaki itu kini terlihat tak nyaman.

"Maaf untuk apa, Anres?" Elena belum memyadari situasinya.

"Jika kau tak berkenan dengan apa yang kulakukan." Anres segera beringsut dari hadapan Elena yang masih dalam mode kaku di posisi duduknya. Lelaki itu kembali duduk di sisi peraduan tak jauh dari Elena.

"Aku? Ah." Elena kini paham, hal apa yang membuat Anres meminta maaf dan terlihat tak nyaman.

Ketika lelaki itu mencium kening Elena, yang dalam pandangannya tentu adalah istrinya, Elea. Elena langsung terdiam untuk sekian waktu. Ciuman Anres tak hanya membuat tubuhnya terasa kaku, bahkan jiwanya seakan berguncang lalu terbang ke satu masa tertentu. Wanita itu merasa dejavu, yang ketika coba dicari dan diselami, tak ada apa pun yang bisa ia dapati. Hingga ia abai pada ucapan dan pertanyaan Anres, hal mana membuat lelaki itu tak nyaman atas tindakannya terhadap Elena barusan.

Hubungan Anres dan Elea memang sempat kaku setelah peristiwa kecelakaan yang membuat putra Tanujaya itu kehilangan pemglihatan. Entah karena apa, kini ia menunjukkan sedikit tindakan hangat pada Elena yang justru hanyalah seorang wanita yang sekedar berperan sebagai istrinya, dan bukan benar-benar istrinya.

Ketika Elena tak bereaksi atas sikapnya, wajar jika Anres merasa tak nyaman dan segera meminta maaf, atas tindakannya barusan.

"Anres." Elena balik mendekati Anres yang kini duduk diam. "Boleh aku benahi kancing kemejamu?" tanya Elena lembut.

Anres segera meraba kancing kemeja yang ia pakai sendiri tadi, terasa tak ada masalah dengan kancingnya. Tapi, tidak di mata Elena, kancing kemeja itu tidak terpasang dengan benar sesuai urutan.

Elena segera mengulurkan tangannya membenahi kancing tersebut. "Kalau ada yang harus minta maaf, Anres. Itu seharusnya aku, bukan kamu," ucap wanita tanpa beringsut dari hadapan Anres, meski pekerjaan membenahi kancing sudah selesai.

"Kau tampak tidak nyaman, Elea."

"Bukan begitu, aku hanya kaget."

"Kaget?"

"Iya. Aku hampir lupa dengan ulang tahunku sendiri. Dan ... bukankah ulang tahun Elea itu, mm maksudku ulang tahunku itu besok ya," tanya Elena dengan terlonjak. Hal ini pula yang sempat ia pikirkan dari tadi, mengingat keterangan Edward padanya, kalau besok adalah ulang tahun Elea.

"Ya, benar. Dan aku biasa mengucapkannya sehari sebelumnya. Karena di hari tepat kau berulang tahun, kau tak pernah merayakannya bersamaku," sahut Anres

"Apa?" Elena kini jadi keget mendengarnya.

"Tepat di hari ulang tahunmu, kau akan datang ke panti asuhan. Tapi, tidak dalam dua tahun belakangan. Musibah ini telah merubah segalanya. Maafkan aku Elea."

"A-aku ..." Elena kembali terjebak dalam situasi tak tahu harus berkata dan berbuat apa. "Aku minta maaf." Dan akhirnya, kembali hanya kata maaf saja yang dijadikan alternatif paling aman untuk diucapkan.

"Elea yang sekarang, gampang sekali meminta maaf." Anres segera beringsut setelah berkata demikian. Sedangkan Elena ia jadi kembali mematung karena ucapan lelaki tampan tersebut.

"Aku ..."

"Kepalaku pusing." Anres dengan cepat memangkas ucapan Elena, seolah ia tahu kalau wanita itu hanya akan kembali meminta maaf saja.

"Oh pusing?"

"Aku perlu memejamkan mata sebentar." Dan terlihat Anres hendak merebahkan kepalanya di atas bantal.

"Baiklah, aku akan keluar ... atau apa ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk meredakan rasa pusingmu, Anres?"

"Tidak perlu. Ini memang sudah biasa." Dan lelaki itu kini mulai merebahkan seluruh anggota tubuhnya dengan sempurna. Bahkan sepasang matanya juga hendak mengatup rapat.

"Apa maksudnya, kau biasa merasa pusing setelah makan obat, atau ini memang reaksi obat tersebut?"

Elena yang semula hendak beranjak, malah mengurungkan niatnya dan masih bertanya pada Anres, mengingat botol obat yang ia temukan di sana.

"Entahlah." Lelaki itu menjawab dengan suara yang mulai berat.

"Kau mengonsumsi jenis obat Midazolam, Anres," kata Elena lagi. Ia mengabaikan kondisi Anres yang sepertinya sangat butuh istirahat, dan masih terus bertanya karena rasa penasaran yang sangat kuat.

Terlihat Anres kembali membuka sepasang matanya. "Aku tidak tahu. Semua obat yang aku konsumsi atas pengawasan langsung dari Edward dan dokter Hangga."

Di titik ini Elena terdiam. Meski rasanya jadi semakin banyak yang ingin ditanyakan, tapi wanita itu memilih untuk undur diri saja. Dan saat wanita itu hendak melangkah keluar.

"Tolong gordennya ditutup kembali, Elea," pinta Anres.

"Ah iya, baiklah." Usai menutup gorden jendela kamar Anres yang tadi sempat ia buka, wanita itu segera memutar tumitnya untuk berlalu. Namun, baru saja tangannya hendak meraih handle pintu.

"Apa yang kau ketahui tentang obat midazolam?"

"Anres." Elena berbalik badan dengan cepat, dan ia menemukan Anres yang tengah duduk di tengah pembaringan. Lelaki itu melupakan niatnya untuk istirahat, karena rasa penasaran terhadap ucapan Elena barusan.

"Midazolam itu golongan obat benzodeazepin. Itu adalah obat anti kegelisahan yang dapat menyebabkan kehilangan memori karena efek sedaktif yang mereka miliki di bagian-bagian tertentu dari otak. Efek samping obat jenis ini, bisa mempengaruhi memori jangka pendek mau pun panjang. Midazolam juga diyakini bisa menyebabkan amnesia yang parah. Itu, jika dikonsumsi terlalu berlebihan dan tanpa pengawasan tenaga ahli." urai Elena berdasar apa yang diketahuinya.

Obat jenis midazolam juga acap kali digunakan oleh dokter anestesi untuk pasien yang akan menjalani operasi, hal itu dengan dosis tertentu berdasarkan kebutuhan pasien tersebut.

Bisa jadi, di awal mengalami kebutaan, Anres mengalami depresi yang cukup berat sehingga ia harus mengonsumsi jenis obat yang berfungsi sebagai penenang. Tapi, jika obat-obatan itu terus dikonsumsi sampai sekarang, Elena khawatir, fungsi obat itu sudah bukan lagi memanfaatkan tapi justru membahayakan.

Anres terdiam untuk waktu yang cukup lama setelah mendengar penjelasan Elena.

"Apa kau mengonsumsi obat itu setiap hari?" tanya Elena dengan langkah semakin mendekat.

"Aku minum obat tiap hari. Tapi aku tidak tau, obat apa saja yang aku minum," sahut Anres dengan datar.

"Dan itu, di bawah pengawasan Edward dan dokter Hangga?" tanya Elena lagi.

Anres mengangguk. Hal mana membuat Elena menahan napasnya dengan selaksa tanda tanya dalam benak.

⚘⚘⚘

kakak-kakak ter💝 Mohon maaf ya kalau dalam bab ini lebih banyak typo dan kesalahn. Karena bab ini tak sempat saya review ulang, karena kejar waktu untuk update..mohon maaf ya..

Bantu ramaikan cerita ini dengan like dan komentarnya ya..aku nunggu banget lhoo..

Love u all

1
Elisabeth Ratna Susanti
waduh kejedot tembok pasti sakit banget yaaakkkk
Micke Rouli Tua Sitompul
alea datang
YuWie
benar, semakin banyak manusia yg mengedepankan akal tapi mengabaikan hukum Tuhan. Aku sampai bayangkan, besokkk kedepannya 20 atàu 30tahun kedepan ketika anak2ku menjadi ibu akan semakin seperti apaaaaa kehidupan ini. Yg salah jadi terlihat benar dan semakin merajalela
YuWie
ahhh..untunglah klo edward tidak terlibat.
YuWie
lahhh edward tau semua...
YuWie
hedewwww..kakehan misteri...genre detektif kali ya..gak ada romantis nya blas
YuWie
polisi wae bingung, apalagi aku...suspect baru
YuWie
motif nya apa Damita..harta lagi, kurang banyaknya bagiannya
YuWie
owww, begituuu alurnya
Zahwa Putri Bunda
tetep.semangat terus untuk berkarya kak Najwa..aku suka sama cerita novel² kak Najwa...,💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻💞
Isti Qomah
ini Edward Wiliam bkn si kak,,
kalau dilihat dari crita awal ny si ada bawa2 bama Pramudya corp..
Mommy elle
makasih Najwa akhirnya cerita ini diselesaikan juga. memang tulisannya Najwa selalu memuat konflik yg berat tp di situ juga sebenarnya menariknya. karena seberat apapun konfliknya, penyelesaiannya selalu sangat memikat. semangat terus berkarya 💪💪💪
Liza Arjanto: baguuuusss ceritanya. sarat kesan moral. Trims author
total 2 replies
Deuis Lina
tapi nunggu lanjutannya anaknya mas damares atau babang erald kok d lanjutin kak nazwa
Najwa Aini: Iya, Kak. Mau dilanjutin juga
total 1 replies
Deuis Lina
keren pokonya endingnya,,
Najwa Aini: Matur Nuwwun kak
total 1 replies
andriya
ku tunggu karya selanjutnya kak Naj...
semangat ya...
Najwa Aini: Makasih ya Kak.
Karya baru udah ada..Hadir ya..
aku tunggu lhoo
total 1 replies
Deeha
bagus mrnarik ceritanya
kurnia rahayu
Luar biasa
Zahwa Putri Bunda
itulah tokoh² kak Najwa yg selalu mengedepankan sifat² yg positif pada tokoh utamanya....
HANAMI DEWATI
Luar biasa
Lastri Naila
bawangnya....aq bapeer
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!