Alea harus menerima kenyataan bahwa kisah cintanya bersama Robin harus berakhir karena sepupunya yang telah hamil gara-gara Robin.
Perasaan hancur dan merasa di sakiti benar-benar membuat Alea harus berjuang mati-matian untuk terus kuat menahan cibiran dan hujatan orang-orang yang mengatakan kalau Alea menjadi orang ketiga yang mengambil cinta Robin dari Clara yang telah menyebarkan fitnah kepada warga desa bahwa dia telah menggoda Robin kekasihnya.
Kecewa dan kesedihan di hati Alea tidak bisa di obati lagi, sehingga akhirnya Alea memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan memulai bisnis sendiri di sana.
Siapa yang tahu, hidup Alea berubah drastis dari tenang menjadi super rempong gara-gara seseorang yang sangat menyebalkan bernama Meyer, pria remaja yang selalu mengganggu dan mengejar dirinya setiap pulang sekolah.
Siapakah yang akan berhasil menaklukan hati Alea? Baca novelnya sampai tamat ya, dan jangan lupa dukungan pembaca semua dengan like, favorit, vote dan gift semampu kalian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur hapidoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Diusir
Aku benar-benar sangat kesal dan jengkel dengan semua kelakuan Meyer yang benar-benar sangat absurd dan tidak menghargaiku sebagai tuan rumah.
" Lebih baik sekarang juga kau pergi dari rumahku. Karena aku sudah tidak nyaman dengan kehadiranmu!" akan tetapi aku sangat terkejut melihat Mayer yang tiba-tiba saja memelukku dan menangis tersedu-sedu.
" Maafkan aku yang tidak sengaja sudah membuatmu merasa kesal. Aku janji aku akan berusaha untuk bersikap patuh denganmu dan tidak mengganggu hidupmu lagi. Tapi tolong jangan sekali-kali kau mengusirku dari sini kan aku tidak tahu harus pergi ke mana lagi setelah ini!" sungguh mendengarkan perkataan Meyer seketika hatiku seakan tercubit karena sudah tega kepada Meyer.
Padahal Meyer hanyalah seorang anak nakal yang mungkin saja sedang bermain-main denganku. Aku saja mungkin yang terlalu parno pikirannya sehingga tidak bisa memaafkan apapun yang dia lakukan terhadapku.
" Lepaskan aku dan ke luar sana! Pindahlah dari kamar aku. Kamarmu kan aku bilang padamu tadi untuk tinggal di kamar tamu!" ucapku kembali mengingatkan Meyer tentang kamar yang sudah aku ikhlaskan untuk dia tempati selama dia berada di mantion milikku.
Aku benar-benar frustasi melihat Meyer yang malah memberikan tubuhnya di atas ranjangku dengan meringkuk terlihat begitu sedih dan tanpa kusadari ternyata aku meneteskan air mata.
Aku pernah membaca sebuah artikel. Ketika seseorang tidur meringkuk seperti itu, itu adalah suatu kondisi di mana pelakunya sedang merindukan tentang kehangatan seorang ibu.
' Apakah Meyer juga seorang yatim piatu sepertiku? Kenapa aku merasa begitu sedih melihat pemuda itu yang sekarang malah begitu diam?' bathinku sedih.
" Ya sudah kalau kau suka dengan kamarku, kau gunakanlah biar aku yang tidur di kamar tamu!" ucapku yang akhirnya mengalah kepada Meyer karena bagaimanapun aku tidak tega melihat pemuda itu menangis tersedu dengan memeluk kedua kakinya di depan dadanya.
Aku benar-benar tidak mengerti. Sebenarnya apa yang sudah dilalui oleh pemuda satu itu yang selama ini selalu jahil dan usil terhadapku?
" Aku tinggal di sini bukan karena menyukai kamar ini. Alan tetapi karena aku menyukai di kamar ini ada dirimu. Kalau kamu tidak ada maka aku pun akan mengikutimu pergi." aku sontak menghentikan langkahku Ketika aku membuka pintu kamarku untuk pindah ke kamar yang lainnya yang ada di mansion.
Aku kemudian membalikkan tubuhku dan menatap Meyer yang sekarang duduk di ranjang sambil menyandarkan punggungnya di dasbor ranjang.
" Kemarilah. Aku benar-benar sedang membutuhkanmu saat ini. Gara-gara kau bertanya tentang orang tuaku aku menjadi merindukan mereka!" ucap Mayer sambil menatap tajam kepadaku.
Aku sontak merasa terkejut dan juga penasaran tentang kedua orang tua Meyer. Bagaimanapun sampai saat ini aku tidak mengetahui tentang identitas Mayer yang sesungguhnya.
" Baiklah aku akan di sini bersamamu tapi bisakah kau janji sesuatu padaku?" tanya aku sambil menatap tajam bayar yang sekarang tersenyum ke arahku.
Ya Tuhan perasaan anak ini benar-benar seperti cuaca saja yang sebentar panas sebentar dingin dan sebentar hujan, sebentar cerah.
" Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Meyer merasa penasaran sambil terus menatap wajahku yang saat ini sedang menguliti dirinya.
Sungguh Aku benar-benar tidak percaya ketika Mayer mengatakan bahwa dia adalah anak terlantar yang tidak memiliki keluarga maupun sanak family.
" Ceritakanlah tentang keluargamu karena aku sangat Penasaran sekali!" ucapku meminta kepada Mayer untuk jujur kepadaku tentang identitasnya dan juga keluarganya.
Meyer kemudian menepuk kasur yang berada di sampingnya memintaku untuk duduk di sana bersamanya.
" Tamam!" ucapku sambil duduk di sebelah meja dan bersiap untuk mendengarkan cerita pemuda itu tentang keluarganya.
Tidak lama kemudian terdengar suara Meyer yang begitu sendu dan juga bergetar ketika dia mulai bercerita tentang keluarganya.
" Lalu sekarang di mana kedua orang tuamu?" Tanyaku benar-benar penasaran tentang seorang Mayer yang memiliki mata biru yang sangat mempesona benar-benar tidak ada tampang orang miskin yang bisa aku tangkap dari wajah Meyer.
" Mereka sekarang berada di Jerman. Aku di Indonesia hanya sendiri saja dan tidak mempunyai siapapun dan tidak memiliki apapun!" ucap Mayer dengan mata berkaca-kaca.
Entahlah semua yang diceritakan Meyer padaku hari ini seperti sebuah cerita novel yang sangat ambigu dan tidak ku pahami.
" Sudahlah kita tidur saja Besok lagi ceritakan semua tentang kehidupanmu karena aku pun sudah sangat mengantuk!" ucapku mengakhiri cerita Meyer yang jujur sangat membuat hatiku terpukul dan merasa sedih.
Meyer kemudian merentangkan kedua tangannya bersiap untuk menerima tubuhku dalam pelukannya.
Dengan terpaksa aku pun kemudian menuruti keinginan Meyer Karena bagaimanapun Aku tidak mau kalau pemuda itu merasa sedih dan merasa bahwa dia tidak memiliki siapapun di dunia ini.
" Tidurlah aku akan menemanimu di sini. Besok baru akan pindah ke kamar tamu!" ucapku sambil memberikan selimut ke atas tubuh Meyer karena aku takut kalau sampai pemuda itu sakit di rumahku.
Kalau berdasarkan cerita Meyer yang mengatakan bahwa keluarganya saat ini berada Jerman itu artinya bayar bukanlah orang yang sembarangan.
" Namamu Mayer Clarkson kan?" Tanyaku karena aku harus mengkonfirmasi semuanya dengan jelas.
Besok aku akan menyerahkan semua data-data yang hari ini aku temui dan aku terima dari Meyer tentang dirinya dan juga keluarganya kepada detektif yang akan kusewa untuk menyelidiki tentang identitas Mayer yang sangat misterius bagiku.
" Sudahlah kau jangan lagi bertanya tentang nama keluargaku. Karena sebisa mungkin aku ingin sekali melupakan nama itu yang telah memberikan banyak luka dan air mata kepada ibuku." aku benar-benar terkejut mendengarkan pengakuan Meyer tentang keluarganya yang ternyata penuh dengan penderitaan.
' Ya ampun tipe keluarga macam apakah yang kau miliki Meyer sehingga telah menorehkan begitu banyak luka di hatimu yang masih muda belia seperti ini?' batinku sambil melihat ke arah Meyer Yang sepertinya sedang berusaha sekuat tenaga untuk menekan perasaannya sendiri.
Berarti aku harus mempercayai sebuah kata-kata yang mengatakan bahwa seseorang yang usil dan Jail itu pasti menyembunyikan luka di dalam hati mereka yang selalu mereka tutupi dengan topeng kejahilan dan mencari perhatian terhadap orang lain.
Aku melihat begitu banyak derita di dalam mata Meyer yang selama ini selalu saja usil terhadapku dan selalu membuatku jengkel dengan semua kelakuan absurdnya.
" Baiklah sebaiknya kita tidur saja besok kau harus menceritakan semua tentang keluargamu agar aku bisa lebih mengenalmu. Bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa tak mengenal maka tidak akan sayang? Meyer aku bertanya tentang keluargamu itu karena aku peduli denganmu!" ucapku sambil mengelus tangan Meyer dengan lembut.
moga2 enggak yaa thorr.....