🏆 Novel Lomba Anak Genius 2023 🏆
Kisah seorang anak genius bernama Aaron Lee yang piatu sejak bayinya.
Dia dibesarkan dalam keluarga kaya yang memiliki tambang minyak, ayahnya yang bernama Lee Ryder adalah pria tertampan yang termasuk dari sembilan pria terkaya didunia.
Aaron Lee besar bersama seorang pengasuh yang masih muda bernama Margot Evans, gadis yatim-piatu yang diambil oleh keluarga Lee Ryder dari panti asuhan saat dia masih anak-anak.
Margot Evans menjadi bagian keluarga Lee Ryder yang diberi tugas kepercayaan untuk menemani Aaron Lee.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Toko Gangjeong itu memang terlihat biasa saja dibandingkan toko yang lainnya karena bangunannya yang sederhana dan sedikit kuno.
Pemilik toko Gangjeong sangatlah ramah bahkan memberikan mereka menu tambahan lainnya sesuai selera mereka inginkan.
"Permisi ! Saya menambahkan menu lainnya untuk kalian dan pasti kalian menyukainya", ucap pria berkacamata itu.
"Terimakasih...", sahut Lee Ryder.
Lee Ryder memandang ke arah pemilik toko Gangjeong lalu tersenyum senang.
"Berapa lama anda membuka toko Gangjeong ini disini ?", tanya Lee Ryder.
Ketika pemilik toko Gangjeong menghampiri mereka di meja makan.
"Saya baru buka seminggu disini", sahut pria berkacamata itu.
"Seminggu... ? Pantas aku tidak pernah melihat toko Gangjeong ini...", kata Lee Ryder.
"Iya, anda suka Gangjeong ?", tanya pria berkacamata itu ramah.
Pemilik toko Gangjeong berdiri disamping meja seraya meletakkan piring makanan berisi hidangan lain khas Korea ke atas meja.
"Aku suka tapi aku jarang memakannya lagi sejak ibuku tidak ada karena dialah yang selalu membuatkannya ketika aku masih kecil", sahut Lee Ryder.
"Kalau begitu ini adalah sebuah keberuntungan bagi anda dapat menikmati kue tradisional Gangjeong yang langka di kota ini", kata pria berkacamata itu.
"Mungkin...", jawab Lee Ryder.
"Cobalah ini ! Jajangmyeon sangat nikmat jika disantap selagi hangat, cobalah !", kata pria berkacamata itu.
"Terimakasih...", sahut Lee Ryder seraya tersenyum simpul.
Lee Ryder melirik ke arah meja makan yang tertata hidangan Jajangmyeon yang mengepul panas.
"Apa anda orang Korea ?", tanya Lee Ryder.
Saat pria berkacamata itu hendak pergi dari meja makan.
"Iya, saya asli orang Korea tepatnya dari Seoul", jawab pria berkacamata itu.
"Sungguh mengagumkan bisa berjumpa dengan orang Korea di Amerika", kata Lee Ryder.
"Apa anda juga asli Korea ?", tanya pria berkacamata itu.
"Kedua orang tua saya keturunan Korea tapi mereka sudah lama tinggal di Amerika sejak kakek-nenek saya yang orang Korea memilih menetap di sini ", sahut Lee Ryder.
"Turun temurun..., tapi logat bicara anda sangat kental dengan logat bicara orang Korea, tidak seperti cara bicara orang Amerika", kata pria berkacamata itu.
"Kedua orang tuaku membiasakan berbicara bahasa Korea dalam keseharian mereka selain bahasa Amerika", sahut Lee Ryder.
"Bahasa Amerika memang lain dengan bahasa ibu...", kata pria berkacamata itu.
"Memang, karena kita tinggal di negara ini maka kita harus terbiasa memakai bahasa yang ada di Amerika", sahut Lee Ryder.
"Tapi saya salut pada anda yang masih bisa berbahasa Korea meski tinggal di Amerika tanpa melupakan budaya asal anda", ucap pria berkacamata itu.
"Bukankah itu hal wajar...", kata Lee Ryder.
"Iya, sangat wajar !", sahut penjual toko Gangjeong.
Pria berkacamata itu lalu tersenyum kemudian berkata.
"Silahkan kalian mencicipi makanan tambahan ini yaitu Jajangmyeon buatan toko Gangjeong ini !"
"Baik, dan terimakasih...", kata Lee Ryder.
"Sama-sama", sahut pria berkacamata itu.
"Oh, iya..., apa anda tahu jasa derek mobil disekitar tempat ini ?", tanya Lee Ryder.
Penjual toko Gangjeong langsung mengernyitkan keningnya.
"Jasa derek mobil ? Kenapa ? Apa mobil kalian mogok ?", tanya pria berkacamata itu.
"Iya, mobil kami mengalami kecelakaan kecil di ruas jalan besar tadi", sahut Lee Ryder.
"Dimana mobil anda sekarang ?", tanya pria berkacamata itu.
"Kami meninggalkannya jauh dari toko Gangjeong ini mungkin sekitar beberapa meter dari sini", sahut Lee Ryder.
"Kalian berjalan kaki kemari ?", kata pria berkacamata itu.
"Iya, kami berjalan kaki sampai kesini karena sinyal di daerah sini cukup buruk sehingga aku tidak dapat menghubungi siapapun", sahut Lee Ryder.
"Ya Tuhan...", ucap pria berkacamata itu.
"Apa anda bisa membantu kami ?", kata Lee Ryder.
"Oh, tentu saja ! Akan saya hubungi jasa derek mobil yang ada di sekitar daerah ini", sahut pria berkacamata itu.
"Terimakasih atas kebaikan anda", ucap Lee Ryder.
"Sudah sewajarnya jika kita saling tolong menolong satu dengan lainnya, tidak perlu sungkan", sahut pria berkacamata itu.
"Saya ucapkan terimakasih kembali...", jawab Lee Ryder.
"Sama-sama...", kata penjual toko Gangjeong.
Penjual toko Gangjeong melirik ke arah Margot Evans yang sedari tadi hanya diam mendengarkan pembicaraan dirinya dengan pria tampan itu.
"Kasihan sekali, nona muda ini ! Dia harus berjalan kaki sepanjang itu...", kata pria berkacamata.
Raut wajah pria penjual toko Gangjeong langsung berubah ketika mendengar penjelasan dari Lee Ryder yang bercerita tentang nasib yang dialami oleh mereka berdua di jalan besar tadi.
"Baiklah ! Saya akan menambah menu makanan lainnya buat kalian selama di toko ini ! Tunggu sebentar !", ucap pria berkacamata itu.
Penjual toko Gangjeong terlihat bersemangat dan bermaksud untuk membuat makanan tambahan kepada Margot Evans dan Lee Ryder.
"Tidak usah, pak ! Kami sudah kenyang dengan Jajangmyeon ini !", seru Lee Ryder.
Ketika pemilik toko Gangjeong beranjak cepat menuju meja panjang tempat biasanya menerima pelanggan toko.
"Tidak apa-apa, kalian pasti akan menyukai makanan buatanku. Tinggallah agak lama disini !", kata pria berkacamata itu.
"Tapi, pak..., sungguh kami sudah kenyang dengan Jajangmyeon buatanmu ini...", sahut Lee Ryder.
"Sudah ! Sudah ! Duduk di meja kalian dengan tenang dan nikmatilah suasana toko Gangjeong ini !", kata pemilik toko Gangjeong.
"Maaf, jika merepotkan anda, pak...", sahut Lee Ryder.
"Tidak, tidak merepotkan saya", kata pria berkacamata itu.
"Terimakasih, pak !", kata Lee Ryder berseru keras.
"Iya...", sahut pria berkacamata itu.
Pria penjual toko Gangjeong lalu sibuk memasak menu makanan tambahan lainnya untuk Lee Ryder dan Margot Evans sedangkan keduanya saling berpandangan.
"Apakah kita melakukan sesuatu yang berbeda ?", tanya Margot Evans.
"Tidak, aku rasa tidak", sahut Lee Ryder.
"Tapi, pria penjual toko Gangjeong itu bersikap sangat aneh...", kata Margot.
"Jangan berkata seperti itu ! Dia hanya berusaha ramah kepada seluruh pelanggan toko Gangjeong miliknya ini", sahut Lee Ryder.
"Oh...", gumam Margot Evans.
"Apa kamu masih lapar ?", tanya Lee Ryder.
"Kenapa ?", balas Margot Evans.
"Apa Jajangmyeon tidak cukup membuat kenyang perutmu ?", tanya Lee Ryder.
"Jika boleh jujur, aku katakan aku masih lapar karena semangkuk kecil Jajangmyeon tidak membuatku merasa kenyang", sahut Margot Evans.
"Aku percaya itu...", kata Lee Ryder.
"Apa kamu masih lapar ?", tanya Margot Evans.
"Yah..., berjalan sejauh itu membuat selera makanku menjadi bertambah...", sahut Lee Ryder.
"Artinya kamu juga masih belum kenyang sama sepertiku, bukan !?", kata Margot Evans.
Lee Ryder hanya tersenyum simpul kala mendengar ucapan Margot Evans yang berusaha menggodanya.
"Jajangmyeon tidak mampu membuat perut Lee Ryder menjadi kenyang karena pria tampan ini butuh asupan energi yang sangat banyak untuk berpikir Genius", sahut Lee Ryder.
"Kau jujur juga, akhirnya, Lee Ryder...", kata Margot Evans.
Gadis cantik itu kemudian tertawa renyah mendengar jawaban dari pria bernama Lee Ryder itu.
Lee Ryder juga ikut tertawa bersama dengan Margot Evans.
Keduanya terlihat sangat senang saat mereka bersama-sama di toko Gangjeong itu.
Menikmati hari mereka yang cukup sulit setelah insiden kecelakaan mobil yang cukup membuat penat pikiran mereka.
Harus berjalan jauh melewati jalan besar yang panjang hingga sampai ke tempat ramai.
Keakraban tiba-tiba terjadi di antara Margot Evans dan Lee Ryder saat itu.
Keduanya terlihat berbicara dengan akrab, hampir tidak ada pertengkaran yang terjadi diantara mereka seperti biasanya.
Suasana toko Gangjeong benar-benar membuat suasana antara Margot Evans dan Lee Ryder terjalin tanpa mereka sadari.