Brakkk..!!
Suara sesuatu yang bertabrakan.
Ternyata Soraya tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan membawa barang didepan nya.
"Maaf, maaf saya tidak sengaja" Ucap Soraya pada seorang pemuda yang tadi ditabrak nya.
"Makanya, kalau tidak bisa bawa motor, lebih baik tidak usah! Lihat, barang-barang saya jadi rusak kan" Jawab Danu sang pemuda.
"Saya kan, sudah minta maaf. Sini biar saya bantu" Ucap Soraya, menawarkan membantu memunguti barang-barang yang berceceran.
"Tidak usah, saya bisa sendiri" Jawab Danu. Sambil mengumpulkan barangnya yang sebagian sudah tidak berbentuk lagi.
Apa mungkin mereka bisa bertemu lagi dan berjodoh???
Atau memang mereka tidak akan bertemu???
Bagaimana kelanjutan kisahnya... Yuk ikuti terus kisah nya Danu dan Soraya .....
Jangan lupa pollow juga akun Author ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikah syarif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemukan kejanggalan
Keesokan harinya Soraya merasakan kakinya semakin sakit dan membengkak. Dia juga kesulitan untuk berjalan, dia akhirnya menghubungi sahabat nya.
"Halo Rin, aku minta tolong dong. Kaki aku sakit banget dan aku ngga bisa jalan, tolong ya" ucapnya. Lalu tidak berselang lama Rina datang membantu Soraya.
"Lebih baik kita kedokter aja ya, lihat kaki kamu semakin parah" ucap Rina menyarankan sahabatnya untuk mau dibawa kerumah sakit.
"Iya, makanya aku minta tolong sama kamu" jawab Soraya.
"Ya sudah, ayo" ucap Rina sambil memapah Soraya.
Rina membonceng Soraya menuju klinik terdekat. Jika ingin kerumah sakit akan memakan waktu lama, karena jaraknya yang lumayan jauh dari kosan nya. Apa lagi mereka berada diperkampungan padat penduduk.
Setelah diperiksa dan diberi obat oleh dokternya Soraya dan Rina kembali ke kosan mereka lagi. Soraya mau tidak mau tidak boleh menggunakan kakinya dulu selama satu minggu, karena luka dikakinya lumayan parah. Apa lagi dipergelangan kakinya.
"Kamu harus istirahat total Sora, ingat yang dokter tadi katakan" ucap Rina setelah membantu Soraya duduk diatas kasur didalam kosan nya.
"Iya, makasih yah kamu mau membantu aku" jawab Soraya dengan tulus.
"Hei, kamu ini kayak sama siapa aja. Ingat, kita itu sahabat. Jadi tidak ada kata makasih atau apapun itu. Kamu juga kan sudah sering nolongin aku, malah kamu tidak pernah sekalipun membantumu" gerutu Rina yang tidak habis fikir dengan sahabatnya satu ini.
"Iya aku tau, itulah gunanya sahabat. Disaat sahabat sedang membutuhkan bantuan sebisa mungkin aku akan membantunya. Jadi jangan sungkan, oke" jawab Soraya sambil tersenyum.
Dia sangat bersyukur bisa memiliki sahabat seperti Rina yang sangat mengerti dirinya.
Rina memang sahabat baiknya selama ini, Rina juga sama dengannya sudah tidak memiliki orang tua. Dia juga dulunya hidup disebuah panti asuhan sama dengan Soraya.
Mereka berdua adalah pekerja keras, dari waktu masih sekolah mereka berdua bersama-sama sekolah dan bekerja untuk bisa melanjutkan pendidikan mereka. Jadi mereka berdua sudah seperti saudara.
Walaupun sikap Rina sangat konyol dan gampang marah, tapi berbeda dengan Soraya yang pendiam dan tidak banyak bicara. Makanya mereka berdua sangat cocok.
"Apa kamu nggak kuliah hari ini Rin?" tanya Soraya.
"Hari ini aku masuk siang, jadi aku bisa jagain kamu sekarang. Ngomong-ngomong kita belum sarapan, kamu mau sarapan apa? Biar aku belikan" jawab Rina, tak lupa memberi pertanyaan juga.
"Aku mau makan bubur ayam aja Rin, nih uangnya" ucap Soraya sambil memberikan uang duapuluh ribuan.
"Oke, aku pergi beli sarapan dulu ya. Ingat jangan kemana-mana dan dengan menggerak kan kaki kamu!" ucap Rina memperingati, karena Rina tau jika Soraya tidak akan bisa duduk diam.
"Iya, iya bawel" jawab Soraya sambil memutarkan bola matanya Malas.
Rina hanya cengengesan mendapatkan ucapan seperti itu dari Soraya.
.
Berbeda dengan Soraya yang harus bedrest. Danu seperti hari-hari sebelumnya yang selalu sibuk dan disibukkan dengan pekerjaan nya yang baru.
Danu melakukan pekerjaan nya dengan sangat teliti, dia sudah mengantongi beberapa nama orang yang berbuat curang didalam pabrik nya.
Danu akan mengumpulkan semua buktinya terlebih dahulu, baru Danu menyuruh Rio untuk datang sebagai CEO WJ CORP. Danu ingin menjalani hidupnya dengan sederhana, dia tidak mau jika orang-orang tau jika dia lah CEO yang sebenarnya.
Danu tidak mau semua orang akan menjilat dan memaparkan kebaikkan nya saja. Lalu keburukan nya disembunyikan. Danu ingin melihat orang yang benar-benar baik dan tulus padanya, tidak mau seseorang yang toxic.
Makanya Danu baru beberapa bulan saja bekerja disini sudah tau banyak tentang orang-orang toxic didalam pabriknya. Sedikit demi sedikit Danu ingin menyingkirkan orang-orang seperti itu, yang memperkaya diri sendiri dan banyak merugikan perusahaan.
Danu benar-benar sangat jeli melakukan pekerjaan nya, dia tidak mau kecolongan lagi. Apa lagi Danu sudah mendapatkan teman yang bisa dia ajak kerjasama untuk mengungkapkan kejahatan orang-orang yang menduduki jabatan yang lumayan berpengaruh didalam pabrik.
Siapa lagi jika bukan Dimas, dia memang tidak tau apa-apa soal rencana Danu. Yang Dimas tau Danu membutuhkan bantuannya untuk mengumpulkan apa-apa saja yang ia lewatkan.
Seperti sekarang, Danu melewatkan sebuah berkas yang sangat penting baginya dan perusahaan juga pabriknya. Sebuah dokumen lama yang ternyata isinya adalah sebuah bukti penggelapan dana beberapa tahun yang lalu.
Danu sangat berterimakasih pada Dimas karena tidak sengaja menemukan berkas tersebut. Dimas yang tidak tau hanya mengangguk saja.
"Dan, ngomong-ngomong apa yang sedang kamu cari sebenarnya? Aku bingung deh" tanya Dimas sambil menggaruk tengkuknya yang gatal.
"Aku sedang mengungkap kasus penggelapan dana dan juga pemangkasan gaji para kariawan" jawab Danu jujur.
Dimas malah tertawa terbahak-bahak menanggapi ucapan Danu. Yang bagi Dimas itu mustahil karena semua kariawan tau jika direktur dipabrik ini adalah keponakan dari pemilik perusahaan WJ CORP.
"Kalo ngomong mbok ya disaring dulu lah Dan, kalo ada yang denger gimana? Bisa kena PHK kita" ucap Dimas menggelengkan kepalanya melihat sikap Danu.
"Kamu tenang saja, aku yakin ini nggak akan ketahuan. Aku jamin itu" jelas Danu mantap.
"Sek karep mu wae lah (terserah kamu saja lah)" jawab Dimas menggunakan bahasa daerahnya.
Danu hanya mengedikkan bahunya, dia tidak ambil pusing atas ucapan Dimas yang tidak dia mengerti. Dimas meninggalkan Danu sendiri digudang, Danu masih fokus menyusun berkas-berkas yang akan dia bawa pulang dan diberikan pada Rio untuk ditindaklanjuti.
Danu masih memeriksa apa-apa saja yang ada didalam gudang, Rio juga sudah memberikan data tentang barang masuk hari ini. Danu langsung memeriksanya, Danu sangat kaget setelah memeriksa semua barangnya. Ternyata kurangnya sangat banyak, bagaimana tidak banyak. Yang diterima pabrik seharusnya duaratus gulungan kain dengan kualitas nomor satu. Sedangkan ini hanya ada seratus gulungan saja.
Danu benar-benar murka, perusahaan banyak dirugikan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Danu mencoba menghubungi supplayer, bahwa mereka benar mengirim barang sesuai permintaan costumers.
Supir yang mengirim barang mengaku sebelum sampai pabrik ada seseorang yang menurunkan setengah dari barang tersebut ditempat yang tidak jauh dari pabrik, seperti sebuah gudang tua yang masih beroperasi.
Tentu Danu ingin tahu dimana lokasi gudang tersebut. Setelah tau dimana lokasinya Danu langsung pergi menuju gudang. Dan ternyata gudang itu memang tidak jauh dari pabrik, gudangnya juga dijaga ketat oleh orang yang berpenampilan garang.
Danu mencari jalan lain untuk bisa masuk kedalam gudang. Danu juga memoto semua penampakan depan gudang tersebut. Danu mengelilingi gudang untuk bisa menemukan cela, ternyata dugaan nya benar. Ada sebuah jendela yang tidak terlalu tinggi untuk bisa dia masuki.
Sebelum masuk Danu sudah menghubungi Rio supaya selalu memantau nya dari jauh. Danu juga mengeluarkan sebuah kamera kecil untuk mempermudah merekam semua aktifitas didalam gudang tersebut.
Ternyata yang dikatakan oleh supir ekspedisi benar, Sisa dari barang pabrik ada digudang ini. Danu tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memotret semua barang bukti. Sebelum ada yang melihatnya ada dalam gudang Danu memutuskan untuk segera pergi dari gudang. Danu sudah meletakkan beberapa kamera yang bisa merekam wajah pelaku dengan sangat jelas.