Keyna dibuat bingung dengan apa yang ia alami saat ini, dimana ia harus menikah dengan seorang lelaki yang baru saja ia temui. Keyna akui semua ini terjadi karena kecerobohannya, tapi ia tidak pernah berpikir akan dilamar secara tiba-tiba oleh lelaki tersebut.
Selama pernikahan tersebut, Keyna selalu di manja layaknya seorang putri, tapi ia tidak tau jika lelaki yang menjadi suaminya adalah seorang mafia yang kejam.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah Keyna akan mencintai lelaki tersebut? dan Mengapa lelaki tersebut ingin menikah dengan Keyna yang baru saja ia temui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diserang
Keyna sudah berada di dalam ruangan fitting bersama Mama Vanka dan beberapa pegawai butik, "Sayang, kamu coba ini ya, pasti bagus dan cocok banget di kamu," ucap Mama Keyna.
Mama Vanka pun memberikan gaun berwarna putih panjang dengan renda-renda di tangan dan kain menjuntai di bagian belakang pada Keyna.
Keyna masuk ke dalam ruang ganti khusus lalu mengganti pakaiannya dengan gaun pilihan Mama Vanka.
"Ma," panggil Keyna.
"Bagus banget sayang, kamu cantik banget pakai gaun ini," ucap Mama Vanka.
"Keyna pakai yang ini aja Ma, soalnya Keyna juga ngerasa nyaman pakai ini," ucap Keyna.
"Loh kok pakai baju ini aja sih, jangan pakai ini. Kamu itu harus terlihat spesial di hari bahagia kamu, coba deh kamu pakai gaun ini," ucap Mama Vanka.
Mama Vanka pun memberikan gaun putih panjang tanpa lengan dan terdapat belahan di rok bawahnya lalu Keyna pun kembali menerima gaun tersebut dan memakainya di ruang ganti, setelah beberapa saat Keyna keluar dari ruang ganti tersebut.
Keyna terlihat benar-benar berbeda saat memakai gaun tersebut dimana ia terlihat lebih seksi dibandingkan dengan gaun pertama, gaun yang ia pakai sekarang menampakkan kulit mulusnya pada bagian kaki.
"Gimana, Ma. Bagus?" tanya Keyna.
"Astaga sayang, kamu cantik banget sumpah Mama gak bohong wajar aja sih kalau Devan suka sama kamu," ucap Mama Vanka.
"Beneran, Ma. Kok Keyna ngerasa gaunnya terlalu terbuka ya takutnya nanti jelek gimana," ucap Keyna.
Ya, meskipun Keyna seorang model, tapi secara pribadi Keyna tidak pernah mendapatkan pemotretan dengan baju terbuka. Lagipula Keyna selalu menimbang terlebih pemotretan yang akan ia pilih.
"Gak akan sayang, udah ambil yang ini aja bagus banget loh," ucap Mama Vanka.
"Tapi Ma... ," Keyna merasa gugup untuk menjawab tidak apalagi setelah melihat Mama Vanka yang berharap padanya.
"Kamu gak suka ya sama pilihan Mama, gapapa sih Mama juga gak maksa kok kalau kamu gak suka Mama beneran gapapa kok, em kita cari yang lain aja deh," ucap Mama Vania dengan raut wajah sedihnya.
Keyna yang melihatnya pun semakin merasa tidak enak dan bersalah langsung menghampiri Mama Vanka, "Gak kok Ma, bukan gitu maksud Keyna, Keyna suka banget sama gaun pilihan Mama malahan, kalau gitu Keyna pilih yang ini aja ya," ucap Keyna yang membuat Mama Vanka tersenyum.
"Beneran sayang," ucap Mama Vanka dan diangguki Keyna.
"Yaudah mbak tolong yang ini ya nanti kirim ke alamat ini," ucap Mama Vanka dengan memberikan sebuah alamat ke pegawai yang ada disana.
"Baik, Nyonya," ucap pegawai tersebut.
"Yaudah, sekarang kita keluar pasti Devan udah nungguin lama di luar," ucap Mama Vanka lalu mereka berdua pun keluar dan benar saja Devan masih menunggu di tempatnya sejak tadi.
"Dev, kamu anter calon menantu Mama pulang ya," ucap Mama Vanka.
"Gak usah Ma, Keyna bisa pulang sendiri kok lagian juga mobilnya Keyna masih di kantor," ucap Keyna.
"Pokoknya kamu pulangnya sama Devan aja biar kamu aman," ucap Mama Vanka dan diangguki Keyna.
"Makasih, Ma. Keyna pergi dulu," pamit Keyna.
"Iya sayang, Mama seneng banget deh hari ini. Dev kamu antar calon menantu Mama dengan selamat loh ya awas aja kalau calon menantu lecet dikit aja," ucap Mama Vanka.
Bukannya merespon perkataan Mama Vanka, Devan justru keluar dari butik, "Udah sayang kamu susul Devan, kamu harus sabar ya sama sifat kulkasnya anak Mama. Devan itu emang kayak gitu orangnya, tapi dia baik kok sama keluarganya dan kamu pastinya kan sebentar lagi kamu bakal jadi keluarganya," ucap Mama Vanka.
"Iya Ma, Keyna pergi dulu," pamit Keyna lalu menghampiri Devan yang saat ini berada di dalam mobil.
Keyna pun segera masuk kedalam mobil, "Oh iya, aku turun di kantor aja," ucap Keyna.
Namun, tidak ada respon dari Devan. Sedangkan Mike hanya melihat ke arah Devan yang sedang menutup matanya melalui kaca spion depan dan Keyna pun memutuskan untuk diam dan tidak mengatakan apapun karena ia tau jik Devan lelah menunggunya dan Mama Vanka tadi selama di butik.
Mobil yang Keyna tumpangi terus melaju hingga mendekati kantor dan Keyna pun sudah bersiap untuk keluar, namun mobil tersebut hanya melewati kantor dan bukannya berhenti, "Loh kok terus sih aku kan tadi bilangnya turun di kantor," ucap Keyna namun lagi-lagi tidak ada respon dari Devan dan Mike.
"Mike," panggil Keyna.
"Iya, Nona," ucap Mike.
"Berhenti di halte depan aja kalau gitu," ucap Keyna.
Sesampainya di halte Mike pun berhenti, namun saat Keyna akan membuka pintu mobil tiba-tiba saja Devan bersuara, "Jalan," ucap Devan yang membuat Keyna mengurungkan niatnya dan menatap ke arah Devan.
Akhirnya Mike pun memutuskan untuk mengendarai mobil tersebut sesuai dengan apa yang perintahkan sang tuan.
"Kenapa jalan terus? aku kan bilang mau turun di halte," tanya Keyna.
"Diam, kau terlalu berisik tau gak," ucap Devan tanpa membuka matanya.
"Tapi kan mobilku ada di kantor terus besok aku udah izin libur," ucap Keyna.
"Nona tidak perlu khawatir karena mobil Nona sudah ada di rumah Nina, jadi tidak perlu khawatir untuk masalah itu," ucap Mike.
"Hah kok bisa," ucap Keyna.
"Iya Nona, tadi suruhan Tuan Devan sudah mengambilnya," ucap Mike.
"Oh o-oke, makasih Mike," ucap Keyna dan diangguki Mike.
"Sama-sama Nona, saya melakukannya juga atas perintah dari Tuan Devan," ucap Mike.
Keyna pun menoleh dan kematian calo suaminya yang masih memejamkan matanya, "Kalian berdua terlalu berisik," ucap Devan dingin.
Baik Keyna dan Mike pun terdiam karena mendengar suara mengerikan dari Devan yang tentunya membuat suasana berubah menjadi mencekam dan menakutkan.
Beberapa saat kemudian mereka pun sampai di rumah Keyna, Mike pun membukakan pintu mobil untuk Keyna padahal Keyna sudah melarangnya.
Namun, berbeda halnya dengan Devan yang tetap menutup matanya, Keyna tidak ambil pusing dan ia pun masuk kedalam rumahnya.
Baru saja Keyna masuk kedalam rumah, ia sudah dikejutkan dengan teriakan dari Mama Bella "Keyna!" teriak Mama Bella lalu tiba-tiba saja Mama Bella memeluk Keyna.
"Mama kenapa?" tanya Keyna yang merasa aneh pada Mama Bella padahal Mama Bella bukan tipe orang yang suka memeluk Keyna dengan bahagia seperti saat ini.
"Gapapa kok, Mama cuma kangen aja sama anak cantik Mama yang sebentar lagi akan menikah," ucap Mama Bella.
"Cieeeee ada yang udah gak jomblo lagi nih," ledek Kak Kelvin.
"Ya, kasihan deh Kak Kelvin gak ada yang diledekin lagi, kan Keyna udah punya calon dan gak jomblo lagi," balas Keyna.
"Wih mentang-mentang mau punya suami ya, tapi Kakak cuma mau pesen satu hal sama kamu ya, Key," ucap Kak Kelvin.
"Apa Kak?" tanya Keyna.
"Kamu harus kuat saat malam pertama loh karena biasanya nafsu cowok itu tinggi waktu malam pertama," ucap Kak Kelvin.
"Apaan sih Kak Kelvin kok malah bahas kayak gitu sih. Lagian nih ya Keyna juga gak mikirin masalah kayak gitu," ucap Keyna.
"Loh maksud Kakak itu nafsu makannya kan dari pagi nahan laper hayo kamu mikir yang gak-gak ya," ucap Kak Kelvin.
"Kak Kenzo ya bener-bener nyebelin banget deh udah ah Keyna ke kamar dulu," ucap Keyna lalu menaiki tangga menuju kamarnya.
"Dihhh dia nya ngambek berarti bener dong kamu mikir yang gak-gak hahaha," ledek Kak Kelvin.
*********
Devan menunggu lama Mama Vanka dan Keyna lalu Mike pun datang, "Kenapa?" tanya Devan.
"Maaf Tuan, saya dapat kabar jika musuh akan memasuki kawasan milik keluarga Erland di bagian timur," bisik Mike.
"Hah maksudmu Tio dan anak buahnya akan memasuki wilayah keluarga Erland?" tanya Devan.
"Iya Tuan," ucap Mike.
"Kau bilang ke yang lainnya untuk bersiap-siap jika nanti mereka menyerang," ucap Devan.
"Baik Tuan," ucap Mike lalu pergi.
Mama Vanka dan Keyna pun keluar, baru saja Devan ingin bicara ke Mama Vanka jika ia harus segera ke markas tiba-tiba saja Mama Vanka menyuruhnya mengantar Keyna.
Selama dalam perjalanan, Devan hanya menutup matanya karena ia merasa lelah sekaligus untuk mengatur strategi untuk kelompoknya dan saat Lea sudah pergi Devan pun membuka matanya, "Mike kita ke markas sekarang," ucap Devan.
"Baik Tuan," ucap Steve.
Ditengah perjalanan Mike mendapatkan telepon dari anak buahnya, "Kenapa?" tanya Devan.
"Tuan, ternyata musuh menyerang ke area utara," ucap Mike.
"Kita ke sana," ucap Devan dan diangguki Mike.
Sesampainya di tempat tersebut, Devan pun menyiapkan senjatanya dan memantau situasi hingga ia melihat keberadaan musuh dan tanpa ampun segera melepaskan tembakan ke arah mereka hingga mereka tumbang.
Devan menghampiri anak buahnya yang diserang, "Segera bawa mereka untuk diobati," ucap Devan kepada Mike.
Mike pun membantu teman-temannya yang diserang, sedangkan Devan tetap disana untuk memberikan pelajaran bagi musuh, Devan mengambil ponsel salah satu anak buah musuhnya dan menelpon ketua mereka, "Kau ingat perjanjian kita bukan dan kau melanggarnya jadi jangan salahkan aku jika kau mendapat paket yang sangat indah nanti dan aku harap kedepannya kau tetap menepati janji yang kalian buat sendiri," ucap Devan lalu memutuskan panggilan tersebut.
"Tom bersihkan mereka kirim ke ketua mereka," ucap Devan.
"Baik Tuan," ucap Tom.
Devan pun segera pergi dari tempat tersebut dan menuju kediaman keluarga Erland, sesampainya disana ia tentunya mendapat pertanyaan dari Mama Vanka dan juga kak Acha, "Kamu gapapa Dev? terus calon menantu Mama gimana?" tanya Mama Vanka.
"Iya Dev, Kakak sama Mama khawatir banget loh denger kabar kalo ada musuh nyerang anak buah kamu," ucap Kak Acha.
"Mama sama Kak Acha gak perlu khawatir tadi Devan nganterin Keyna dulu baru ke tempat yang diserang," ucap Devan.
"Syukurlah," ucap Mama Vanka.
"Dev, gimana musuh kamu udah tumbang semua kan?" tanya Kak Jeffry suami Kak Acha.
"Ya gitu kak seperti biasa mungkin mereka hanya gertak Devan, tapi Devan udah peringatin mereka soal perjanjian yang mereka buat, tapi Devan gak yakin mereka bakal nepatin janjinya," ucap Devan.
"Nanti Kakak pasti bantu sebisanya ya soalnya sekarang Kakak gak boleh sama bumil," bisik Kak Jeffry.
"Ngapain bisik-bisik?" tanya Kak Acha.
"Gapapa kok sayang," ucap Kak Jeffry.
"Dev, kamu nanti pasti bakal ngerasain gini sama istri kamu pokoknya kamu harus ngalah terutama dalam 2 keadaan," ucap Kak Jeffry.
"2 keadaan maksudnya?" tanya Devan.
"Iya, 2 keadaan yang pertama saat lagi datang bulan sama pas lagi hamil jangan pernah ngelawan oke," ucap Kak Jeffry.
"Terserah Kakak aja, Devan ke kamar dulu," ucap Devan lalu menuju kamar.
.
.
.
Tbc.