Demi uang operasi untuk adik nya, Amelia rela menjual rahim nya kepada seorang misterius dengan topeng serigala di wajahnya.
Tanpa tahu bagaimana identitas maupun Wajah pria yang menanamkan benih nya di rahim milik nya.
Dan pada akhirnya Amelia melahirkan bayi untuk pria itu, dan perjanjian pun berakhir. Amelia pergi dengan membawa uang kompensasi dan juga kesembuhan adik kesayangannya.
Apakah Amelia akan kembali bertemu dengan bayi nya, dan apa Amelia akan tahu siapa pria di balik topeng serigala itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Marcell pergi meninggalkan rumah Amelia. Dan terlihat Pak Ardi sudah menunggunya di dalam mobil. Marcell masuk ke dalam mobil dengan nafas lega sambil membuka topengnya yang sudah terasa panas.
"Akhirnya, aku bisa membuka topeng ini. Setelah semalaman penuh aku memakai topeng ini yang terasa panas di wajah!"
Pak Ardi nampak tersenyum dan melajukan mobilnya.
"Tuan muda, bagaimana Amelia menurut anda?"
Marcell terdiam sambil memainkan dagunya dan bibirnya mulai tersenyum.
"Amelia cantik, baik dan perhatian!" Jawabnya.
Pak Ardi mengangguk dan tersenyum kecil. Dia melajukan mobilnya menuju kediaman Marcell untuk menemui Indira sang istri.
Setelah beberapa menit di perjalanan, akhirnya mobilnya terhenti dan Marcell keluar dari mobil.
Indira nampak tengah duduk di taman sambil memainkan bunga. Marcell langsung menghampiri dan menyapanya dengan kecupan di keningnya.
"Pagi sayang!" Sapa Marcell dengan riang.
"Eemm!" Jawab Indira yang nampak malas untuk menjawab.
Marcell membungkuk di hadapan Indira sambil menggenggam tangannya. "Sayang, kamu kenapa? Kenapa kamu terlihat tidak bahagia?" Tanyanya.
Indira nampak tersenyum tipis dan menatap sang suami.
"Sayang, salahkah aku jika menginginkan anak darimu tapi bukan dari rahimku?" Tanyanya dengan mata yang berkaca-kaca.
Marcell menggelengkan kepalanya. "Tidak...! Mungkin kalau orang lain yang mendengarnya pasti semua itu terdengar aneh. Tapi yang tahu, hanya kira berdua." Jawabnya meyakinkan.
Indira masih diam dan menatapnya dengan lekat. Marcell menatap iba dan langsung memeluknya dengan erat.
"Sayang, jika kamu tidak menolongku! Mungkin ini semua tidak akan terjadi. Meskipun aku mati, tapi setidaknya kamu tidak menderita seperti ini." Tutur Marcell.
Indira melepaskan pelukan dan mendorong tubuh Marcell hingga terjatuh.
"Apa yang kamu katakan ini? Kamu pikir dengan kamu mati, apakah aku akan bahagia. Tidak Marcell, hidupku akan hancur dan mungkin saja aku akan menyusul mu." Teriak Indira dengan derayan air mata.
Marcell langsung memeluk Indira kembali. "Maaf sayang, aku hanya tidak tega melihat kamu seperti ini! Apalagi setiap malam, kamu merasakan panas hati karena diriku yang bersama dengan wanita lain."
Indira tak bisa menahan air matanya, Ia mulai melepaskan tangisan yang begitu mengiris hati.
"Hiks...Hiks...! Sa..sayang setiap malam aku tidak bisa tidur, pikiranku terus melayang memikirkan kamu dengan wanita itu. Hati sakit, aku cemburu..." Tangisnya.
Marcell melepaskan pelukannya dan mengelus pipi cabi Indira.
"Sayang, kamu percaya kan sama aku?" Tanyanya dengan tatapan tajam.
Indira menganggukkan kepalanya. "Aku percaya sama kamu!"
"Kalau begitu kamu harus yakin, jika aku dan Amelia hanya sebatas partner kerja. Kita saling membutuhkan, Amelia butuh uang untuk adiknya dan aku butuh rahimnya untuk kebahagiaan kamu." Ucap Marcell.
Indira mulai tersenyum kembali. "Iya sayang, mulai sekarang aku tidak akan cemburu lagi. Aku percaya sama kamu, karena cintamu hanya untukku." Tuturnya.
Marcell tersenyum dan merasa lega. Ia bahagia jika Indira bisa menerimanya dan tersenyum kembali. Dan di lubuk hatinya yang paling dalam, Marcell menguatkan hatinya sendiri dan bertekad untuk tidak terlalu dekat dengan Amelia. Dia tidak ingin, jika nanti hatinya akan berontak dan mulai jatuh cinta sama Amelia.
Disaat itu juga, terlihat seorang wanita paruh baya dengan penampilan yang modern dan masih terlihat fresh dan cantik. Wanita itu menghampiri mereka dengan senyuman lebar.
"Sayang...!" Teriaknya.
Indira dan Marcel menoleh ke arah suara dan mata mereka mulai terbuka lebar.
"Mama...!" Ucap mereka dengan serempak dan saling menatap.
Indira dan Marcel nampak terdiam menatap wanita yang ada di hadapannya. Wanita itu membuka kedua tangannya, yang ingin mengharapkan pelukan.
"Hey...! Kenapa kalian malah bengong? Kenapa kalian tidak memeluk Mama!" Ucapnya.
Indira dan Marcel tersadar nampak tersenyum tipis dan memeluk Anita wanita yang ada di hadapannya. Sekaligus, ibu dari Marcell.
Anita adalah seorang wanita yang ketat akan aturan. Cinta akan kebersihan dan mendambakan seorang cucu dari Indira. Anita tidak tahu, jika rahim Indira di angkat saat kecelakaan. Yang tahu hanyalah Marcell, Indira dan Pak Ardi.
Anita selalu memaksakan kehendaknya, Ia selalu menyuruh mereka untuk segera punya anak dengan segala cara. Indira adalah menantu kesayangan sekaligus kebanggaan.
cuma ada sedikit hiperbola di beberapa bagian.
kritik dikit ya tor 🙏
anak umur 2 tahun udah gentayangan sendiri di taman dan dengan mudahnya diajak pergi orang asing, padahal orang kaya.
aku orang susah, walaupun anakku udah TK (5-6 th) kalo kemana mana pasti ku temenin.
lah itu orang kaya, umur 2 tahun lagi!
lebih masuk akal kalo ada pelayan yang nemenin tu anak kemana mana.
gaya bicara ziana juga terlalu smart untuk anak 2 th.
anak kecil kalo ditanya berapa umurnya, 90% akan jawab dengan gelengan kepala atau nunjukin 5 bahkan 10 jarinya sekaligus.
ziana dengan mudahnya bilang 2 tahun 2 bulan.
haha u gotta be kidding me!
punten ya tor 🙏
tapi saya mah ga bisa bikin cerita sebagus ini haha cuma bisa baca doang.
tetep semangat berkarya ya tor, semoga karya selanjutnya akan jauh lebih baik 👍
tp bila saat itu ada berbeda hanya bisa menjaga hati
agar tak berharap buat kesedihan itu hadir
fokus otaknya cuman 1
beda dg perempuan yg multi
reward n panishmen