NovelToon NovelToon
Suamiku Bukan Pria Cacat

Suamiku Bukan Pria Cacat

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Any Anthika

Selain wajah cantik nya tidak ada lagi yang tersisa dari nya kecuali kepolosan.

Mia Kuncoro, anak haram yang di anggap bodoh dan tidak di senangi kehadiran nya di tengah tengah keluarga Kuncoro yang ternama.

Mia diperlakukan tidak baik, dan harus menjadi tumbal keserakahan keluarga Ayahnya.
Dia harus menikahi pria cacat demi menyelamatkan perusahaan keluarga.

Balas Budi! Kau harus membalas Budi !

Itulah alasan yang tepat untuk seorang Mia.

Mia tidak mampu menolak. Dia tau ini bukan perjodohan, melainkan penjualan atas dirinya.

Pernikahan nya dengan pria cacat itu menjadi belenggu kuat yang merantai hidupnya, hingga Mia tidak bisa lari dan berpaling, serta menjadi awal perjuangan Mia yang pelan pelan merubah Takdir nya!


Jangan lupakan Sekretaris Ang, Pria yang selalu ada di samping Tuan Mudanya.
Menikahi gadis dibawah umur dan mengulangi kesalahan Ayahnya, membuatnya harus dihantui ketakutan siang malam memikirkan kesala

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Any Anthika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana yang sempurna!

"Aku belum bisa melakukan terapi totok ini sebelum Tuan muda meminum ramuannya. Saraf tuan muda terlalu lemah dan banyak yang rusak. Tindakan terapi ku malah akan berbalik faedahnya." gumam Mia sambil memijat lembut telapak tangan Garra.

Mia melirik jam dinding yang masih setia berputar.

Siang terasa begitu lambat datangnya. Mia tidak sabar menunggu. Sesekali menoleh pada pintu.

"Kenapa siang lambat sekali sih, jika di tunggu." keluh Mia.

Kini berdiri mondar mandir.

Mia ingin keluar kamar, tapi takut.

Mia bukan tidak sabar menunggu siangnya, yang sebenarnya di tunggu adalah waktu makan siang. Bukan karena lapar.

Tapi, kedatangan pelayan pria itu. Si Anton maksudnya. Bukan, bukan Anton. Tapi setelah Anton datang mengantar makan siang, sudah pasti setelah itu Bu Asri akan datang juga.

Mia menunggu Bu Asri.

Ingin segera memberitahu tentang bahan obat untuk Garra.

Garra tau Mia gelisah, membuat Garra semakin jatuh hati padanya. Bagaimana tidak, Mia gelisah karena memikirkannya.

Sungguh hal tak terduga bagi Garra, malaikat tak bersayap itu datang dan berpihak padanya. Meskipun Mia belum berusaha apa apa, tapi bagi Garra, niat Mia sudah membuat Garra bahagia dan berandai, misal sudah mati sekalipun ingin hidup sekali lagi. Hidup sekali lagi untuk Mia. Mendekap Mia, memeluk Mia dan membahagiakan Mia.

Satu sedang gelisah, satu sedang berdebar penuh khayalan.

Sampai Mia terkejut dengan suara ketukan pintu.

Mia tersenyum lebar, menghampiri pintu dan langsung membukanya.

"Tuan Anton! Untung anda cepat datang!" seru Mia sebelum Anton sempat menyapa.

"Tuan muda sudah kelaparan dan ingin makan siang." sambung Mia segera menyambut nampan dari tangan Anton yang tentu nya berisi makan siang untuk Garra.

Anton tersenyum simpul, membiarkan istri tuan mudanya mengambil nampan itu dari tangannya begitu saja.

"Oh, syukurlah jika Selera makan Tuan muda sudah membaik. Kalau begitu saya permisi Nona. Cepatlah suapi Tuan muda." sahut Anton , semangat.

Setelah Mia mengangguk, Anton pun pergi tanpa masuk terlebih dahulu.

Mia menutup pintu dengan kaki sebelah dan melangkah menaruh nampan itu.

Mia mengambil sendok, kemudian menyendok nasi putih yang ada di piring itu. Mengangkatnya ke depan hidungnya.

Mia tidak mencium bau apapun yang mencurigakan.

Lalu memeriksa lauk dan sayur mayur yang berada di mangkok terpisah.

"Sungguh sempurna sekali!" ucap Mia ketika mendapati serbuk halus timbal yang sepertinya sengaja di tabur seseorang di sana. Walaupun hanya sedikit, tapi jika itu di konsumsi setiap hari, bayangkan akibatnya.

Komplikasi Keracunan Timbal

Jika tidak ditangani, keracunan timbal dengan kadar timbal darah yang rendah sekalipun dapat menyebabkan gangguan intelektual permanen dan gangguan perkembangan otak/saraf otorik.

Sementara itu, orang yang keracunan timbal dengan kadar tinggi dan tidak ditangani dengan benar dapat mengalami komplikasi yang lebih serius, seperti:

Gangguan sistem saraf sampai pada kerusakan saraf.

Kejang.

Kerusakan ginjal.

Hilang kesadaran.

Kematian.

'Rencana yang di rancang secara halus. Pelan tapi pasti.' pikir Mia.

'Sebelum Tuan muda mati, harta kekayaan sudah atas nama Tuan muda Garra. Dan setelah tuan muda mati. Sudah dapat di pastikan seluruh kekayaan nya berpindah pada satu satu nya ahli warisnya yaitu sang istri. Dan aku!' Mia menggeleng geleng.

Sempurna sekali permainan mereka.

Mengingat pernikahannya dengan Garra hanya sebatas jual beli antara Ayahnya dan Abraham , mengenai surat perjanjian yang di buat oleh Abraham, tidak mempunyai hak apapun atas harta kekayaan suaminya dan tidak boleh menuntut apapun.

Mia semakin paham, sambil terus berpikir hingga tidak sadar jika Bu Asri sudah berdiri di belakangnya dan memanggil.

"Nona?"

Mia terlonjak kaget.

"Bu Asri?" pekik Mia membuat Bu Asri tersenyum melihat wajah kaget Mia.

"Bu,!" Mia menarik tangan Bu asri untuk duduk setelah Bu asri meletakkan nampan makanannya di atas meja.

"Apa Ibu tau, racun yang di gunakan untuk sengaja merusak saraf Tuan muda Garra?"

Bu Asri memandangi wajah Mia penuh tanda tanya besar. Lalu menggeleng.

"Serbuk timbal. Begitu halus hingga tak nampak. Tapi jika diteliti tetap terlihat. Di sebar di sayur atau mungkin di bubur tadi pagi. Saking halusnya , terlihat seperti bumbu." jelas Mia.

"Jika terkonsumsi Setiap hari dan dalam waktu panjang, pelan tapi pasti akan merusak seluruh saraf pada tubuh Tuan muda Garra. Bukan hanya lumpuh, tapi kebutaan dan berakhir kematian." sambung Mia.

Bu Asri tercengang juga merinding.

"Anda bisa tau semua itu?"

"Jika ibu ingin membuktikannya, bisa mengambil sedikit Simpelnya guna di periksa di laboratorium untuk lebih jelasnya mengenai serbuk itu, dan efek dari serbuk itu. Mungkin Bu Asri ada waktu untuk melakukannya. Kita bisa mengumpulkan ini untuk bukti suatu hari nanti Bu." ucap Mia.

Bu Asri mengangguk, masih tak lepas dengan keheranannya tentang Mia yang jenius.

Lalu Mia mengambil sebuah kertas catatannya dan memberikan pada Bu Asri.

"Kita harus mendapatkan bahan bahan ini. Apa ibu bisa mendapatkannya demi Tuan muda?"

Bu Asri meneliti tulisan itu.

"Di perkotaan memang sulit menemukannya. Tapi Nona Mia tidak perlu khawatir. Saya akan menghubungi keluarga saya di kampung. Dan meminta seseorang mengantarnya kemari sesegera mungkin." jawab Bu asri membuat Mia tenang.

"Lakukan semua dengan hati hati Bu, jangan ada satu pun yang curiga dengan usaha kita sampai tuan muda membaik. Tanpa Tuan muda, Kita berdua tidak mungkin menghadapi mereka ." ucap Mia.

Bu Asri mengangguk, mengerti dengan maksud Mia.

Perempuan itu tiba tiba meraih tangan Mia, menggenggam erat jemarinya dan mencium nya berkali kaki.

"Terimakasih Nona.. Terimakasih. Akhirnya Tuhan mengirim malaikat untuk Tuan muda." ucap perempuan itu menangis.

Mia menepuk halus punggung Bu Asri.

"Sudah sudah. Jangan melakukan ini." Mia menarik tangannya.

"Ini hanya kebetulan Bu, saya melakukannya bukan karena tuan muda sudah menjadi suami saya. Tapi kebenaran harus di tegakkan. Karena saya juga pernah merasa di zholimi oleh orang terdekat saya yaitu keluarga saya. Saya merasa perlu sekali membantu Tuan muda. Dan juga, bukan kah sudah menjadi tanggungjawab saya?"

Bu Asri mengangguk, lalu berpamitan dan segera bergegas setelah selesai dengan rutinitasnya dengan makanan yang di antar Anton tadi.

Sementara Mia kembali mendekati Garra untuk memberinya makan.

Garra membuka mulutnya dan sepertinya selera makan siangnya kali ini benar benar membaik seperti keadaan hatinya.

"Tidak perlu meminum obat lagi untuk sekarang ini Tuan muda. Saya menaruh kecurigaan pada obat obat itu. Bertahan lah!

Setelah Bu Asri mendapatkan bahan bahan obat itu, Tuan muda akan meminum ramuan. Itu akan membantu penyembuhan Tuan muda." ucap Mia, tanpa sadar sudah menggenggam erat tangan Garra dengan tangan kirinya.

Sementara tangan kanannya di gunakan untuk menyeka bibir Garra dengan tisu, membersihkan sisa makanan di sana.

Kedua mata mereka saling bertemu, ada desir lembut di dada mereka. Desiran lembut yang perlahan menekan nafas keduanya menjadi sesak.

Lalu seperti berubah menjadi kenyamanan yang indah!

1
ira
mampus kalian kasih hukuman yg berat dan sadis serta ngerikan untuk mereka jngn kasih ampun
ira
jangan teriak terlalu keras Mia kasian garranya nnti mlh jadi budek beneran 🤣🤣🤣
ira
ketahuan deh garra🤣🤣🤣
ira
hayoloh mimpi apa tuh🤣🤭wah kakinya garra sdh sembuh tuh
ira
semoga karakternya Mia g berubah ya
ira
Mia Jagan galak² loh jdi lupa kn 🤣🤣
ira
jangan galak galak dong Mia kasian garranya jdi takut th🤣🤣🤣
ira
setelah d marahin sama Mia langsung sembuh garra🤭🤭🤭 syukurlah
ira
ang malah bengong 🤣🤣🤣🤣
ira
huh baik ada maunya aja dasar paman laknat🗡️🗡️🗡️cie yg meluk garra🤭🤭🤣
ira
semoga berhasil 🤗🤗🤗
ira
syukurlah sdh d temukan racunnya
ira
semoga Mia berhasil dan garra bisa sembuh
ira
obatnya jg jangan d minum lagi sebaiknya d buang aja
ira
anunya aman g tuh🤣🤣🤣🤣
ira
sdh pasti ini ulah pamannya garra dan istrinya itu
ira
ternyata seperti itu cerita awal pertemuan mereka
ira
ternyata garra sdh pernah bertemu dgn Mia,dasar keluarga jahat😤😤😤😤
ira
biarkan aku yg mewakilikan dirimu untuk tertawa garra🤣🤣🤣🤣
ira
garra sakit bgt pasti ulah dr paman dan bibinya yg jahat itu😤😤😤tapi apakah sekretaris ang tdk tau ya klo garra cmn sakit pura²
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!