ALBIZAR

Setelah urusan Bizar di cafe selesai, dia berencana untuk berkunjung ke rumah kedua orang tuanya, karena barusan Albar mengirim pesan pada Bizar bahwa dia di undang makan siang oleh Mama nya, meskipun sifat kedua orang tuanya tidak baik padanya, tapi bagaimana pun juga mereka tetap kedua orang tuanya sendiri.

"Bizar lo udah dateng"ujarnya Albar

"Hmmm"Bizar hanya berdehem

"Ayo kita ke ruang makan, mama udah nunggu lo dari tadi"ajak Albar sambil menarik tangan Bizar, saat dia sudah ada di ruang makan, dia langsung duduk di samping Albar, dan posisi mamanya duduk didepan dirinya

"Bizar"panggil Risti

"Hmmm"Bizar hanya berdehem acuh

"Apa maksudnya kemarin hah?"Bizar tersenyum miring

"Apanya?"

"Bizar, Mama serius"

"Aku juga serius mah"ucap Bizar enteng

"Albizar mama ini ibu kandung kamu, bukan Nina"ucap Risti yang sudah mulai tersulut emosi

Seketika Bizar langsung tersenyum miris, dan matanya mulai berkaca-kaca, tapi dia menahannya agar air matanya tak mengalir bebas.

"Mama bilang, mama ini ibu kandung Bizar iya, okeh mah, Bizar tau itu dan Bizar tidak pernah lupa kalau mama itu ibu kandung Bizar..."Bizar menghela nafas panjang

"TAPI APA PERNAH MAMA MEMPERLAKUKAN BIZAR SELAYAKNYA ANAK MAMA HAH, JAWAB MAH?..."

"kenapa? KENAPA MAMA DIEM AJA, MAMA GAK BISA JAWAB IYA, KENAPA MAMA SAMA PAPA CUMA PEDULI SAMA ALBAR KENAPA?..."Bizar sudah tidak bisa menahan air matanya lagi, dirinya tiba-tiba menjadi emosional

"BIZAR, LO BISA GAK, SOPAN DIKIT SAMA MAMA, BAGAIMANAPUN JUGA DIA IBU KANDUNG LO"ucap Albar

"LO BISA BILANG GITU, KARENA LO GAK PERNAH RASAIN APA YANG GUE RASAIN, MASALAH ZARA, ITU SEMUA CUMA KECELAKAAN, KENAPA GUE YANG DISALAHIN, LO GAK TAU KAN KALAU PAPA SERING MUKULIN GUE, HUKUM GUE, LO GAK PERNAH TAU ITU, SAKIT"teriak Bizar

Albar yang memang tidak mengetahui bahwa papanya sering memukuli Bizar merasa kaget dan tidak percaya.

"Kenapa kalian diam, kalian gak percaya kan hah"ucap Bizar yang melihat Risti dan Albar terdiam

Risti memang sering menyalahkan Bizar atas kematian Zara, tapi dia tidak pernah memukul atau menyiksa Bizar secara fisik, dan diapun tidak pernah mengetahui jika suaminya itu sering memukuli Bizar.

"Lo gak usah ngaco deh, mana mungkin papa bisa ngelakuin itu sama lo"ucap Albar

"Udah gue duga, kalian gak bakalan percaya sama gue, okeh gue buktiin sekarang juga"Bizar langsung berdiri dan membuka bajunya, dan sekarang terlihat lah tubuh atletis Bizar yang terdapat banyak sekali bekas luka, dari mulai bekas luka kecil sampai yang besar.

"LO LIAT INI, LIAT, DARI KECIL SAMPAI SEKARANG GAK ADA YANG PERNAH BELAIN GUE"Teriak Bizar sambil mengguncang bahu Albar

"AAAAHHHHKKK"Bizar berteriak untuk menyalurkan rasa emosinya, perlahan tubuhnya mulai ambruk terduduk dilantai sambil terus terisak, sakit rasanya saat kenangan masa kecil nya yang begitu pahit teringat kembali di pikirannya

Risti ikut menangis karena tidak menyangka dengan suaminya itu, dia memang membenci Bizar tapi dia tetaplah seorang ibu dan Bizar adalah anak kandungnya, mana tega dia melihat Bizar diperlakukan seperti itu.

Saat Bizar sedang terisak, tiba-tiba kepalanya terasa pusing tidak karuan, dan perlahan penglihatan nya mulai buram, dia langsung tergeletak tidak sadarkan diri.

"Bizar, bangun Bizar, lo kenapa?"ucap Albar sambil menepuk pipi Bizar pelan

Sandi sedang tidak ada dirumah jadi perdebatan mereka bertiga tidak diketahui oleh sandi

"Albar, Bizar kenapa?"tanya Risti

"Aku juga gak tau mah, kita bawa ke kamar aja"ucap Albar langsung membopong Bizar menuju kamar milik Bizar

"Mama udah telepon dokter?"

"Udah, mama udah telepon dokter pribadi keluarga kita"

Tidak lama kemudian dokter Bela sudah datang dan langsung memeriksa keadaan Bizar.

"Bizar hanya mengalami stres, dan tekanan"ucap dokter Bela, dokter Bela sangat mengenal Bizar, karena dia juga orang yang selalu menangani penyakit Bizar, dan karena permintaan Bizar untuk tidak memberitahukan tentang penyakitnya kepada siapapun, dengan terpaksa dokter Bela berbohong kepada Albar dan Risti. (Kira-kira Bizar punya penyakit apa yah?)

Tiba-tiba mata Bizar mengerjap dan langsung melirik kearah dokter Bela.

"Dokter Bela"ucap Bizar

"Iya, kamu tenang saja"dokter Bela langsung memberikan kode padanya, setelah itu dokter Bela langsung pamit untuk pulang, karena tugasnya sudah selesai.

"Gimana keadaan lo?"tanya Albar, Bizar tak menjawab dan langsung mengambil jaket nya untuk segera pergi

"Bizar kamu mau kemana?"tanya Risti

"Pergi"ucap Bizar singkat

"Kamu masih sakit, lebih baik istirahat saja disini"Bizar tak mengindahkan perkataan Risti dan langsung pergi untuk mencari ketenangan

Saat ini Bizar tengah berada di taman, menikmati kesendiriannya, tiba-tiba dadanya terasa sakit, nafasnya terasa tercekat, dia mulai susah bernafas, Bizar terus memegangi dadanya yang terasa sangat sakit.

Disisi lain, tak jauh dari posisi Bizar, terlihat Riska, Rizki dan kedua orang tuanya sedang menikmati malam yang begitu indah bersama.

"Pah itu bukannya kak Bizar yah"ucap Rizki sambil menunjuk ke arah Bizar yang masih setia memegang dadanya yang masih terasa sakit, bahkan sangat sakit

"Eh iya, bener itu Bizar Pah, tapi dia kenapa yah, kayak yang lagi kesakitan gitu, coba kita samperin yuk"ucap Seli

"Ya udah ayo"merekapun langsung berjalan menghampiri Bizar

Disisi lain Bizar sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya, dia terus memukul dadanya berharap rasa sakitnya berkurang, rasanya dia ingin memuntahkan sesuatu, perlahan darah mulai mengalir di bibir Bizar, dia muntah darah.

"BIZAR"teriak Robi yang melihat Bizar muntah darah

"Bizar kamu kenapa?"tanya Robi yang kini sudah berada tepat dihadapan Bizar, Riska yang melihatnya merasa kasihan sekaligus panik pada Bizar, baru kali ini dia melihat Bizar terlihat selemah ini

"Om"Bizar tersenyum menatap Riska dengan darah yang terus mengalir

"Bidadari gue"ucap Bizar

"Stop Bizar, ini bukan waktunya bercanda"ucap Riska kesal

Robi langsung membawa Bizar kedalam mobilnya dan langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Terimakasih ya, yang udah mau mampir ke karya aku😊 semoga kalian suka sama ceritanya 🌹😊Jangan lupa like and vote nya.