Gema adalah seorang Manajer Pemasaran pada salah satu perusahaan di Jakarta. Kerja keras dan semangatnya untuk meniti masa depan melupakannya untuk mencari pasangan.
Beberapa kali ia bertemu wanita, tetapi selalu saja ia tolak. Standar yang terlalu tinggi untuk mencari wanita yang sempurna, membuat dirinya belum bisa menikah.
Sampai akhirnya mama Gema menjodohkannya dengan seorang gadis desa bernama Ratih. Ratih sendiri merupakan gadis polos dan cantik, yang baru saja pindah ke Jakarta beberapa bulan lalu karena berhasil diangkat menjadi PNS di Tanggerang Selatan.
Awalnya hubungan mereka selalu dihiasi dengan adu mulut dan saling benci satu sama lain. Perilaku tidak senonoh Gema kepada Ratih juga membuat Ratih semakin tidak menyukainya.
Namun siapa sangka, mereka seperti menjilat ludah sendiri, ketika sebuah rasa hadir dalam hubungan mereka. Membuat mereka sadar bahwa menikah dahulu dan pacaran setelahnya adalah jalan terbaik yang Tuhan berikan kepada mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Adek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam
Perasaan kesal, capek, dan kepala yang sedikit berputar menghampiri Gema sekaligus. Sekedar mengangkat badan untuk mengganti baju saja badannya sudah menolak. Hari yang lelah ditambah sebuah candaan yang tidak lucu seakan menandakan kesialan.
Gema kini tenggelam di kasurnya. Mencoba mengistirahatkan raga serta pikiran yang sudah tidak mau diajak bekerja sama. Saat ini ia hanya butuh menutup mata, untuk tidur mengisi tenaga.
Baru beberapa detik saja Gema menutup mata ia dibangunkan oleh sebuah tangan yang menepuk-nepuk tempat tidurnya. Membuat kasur sedikit bergetar dan akhirnya Gema gagal mengistirahatkan tubuhnya.
"Oi bangun, bangun." Teriak Ratih sambil asik menepuk-nepuk kasur.
"Apa sih?" Jawab Gema mendengus jengkel.
"Mama kamu nyuruh makan dulu, cepetan!" perintah Ratih.
"Lo aja sana, gua capek." Balas Gema seraya menggulingkan tubuh ke arah berlawanan dan menutup kepalanya dengan bantal.
Ratih diam sejenak. Ia berpikir bagaimana mengajak suaminya untuk makan malam. Walaupun capek setidaknya perutnya harus diisi sebelum beristirahat, pikir Ratih. Kemudian sebuah ide yang cemerlang terlintas di pikirannya.
"Satu...dua...tiga..." Ratih mengambil aba-aba dan menarik kedua kaki Gema.
"Heh heh, lo ngapain?" Tanya Gema dengan wajah panik.
"Cepatann!" Teriak Ratih sambil terus menarik kaki Gema lebih kuat.
"Ma...Mama...." Gema berteriak memanggil mamanya seperti bocah SD yang merengek minta pertolongan.
"AHHHH!" teriak Ratih. Kali ini teriakannya terdengar lebih keras. Ia seperti tokoh superhero bernama Hulk dalam versi wanita.
"Iya iyaa gua makan. Sekarang lepasin!" ucap Gema pasrah.
Gema akhirnya menerima perintah Ratih. Hidungnya kembang kempis menahan amarah.
Ia menatap istrinya dengan penuh dendam. Sementara Ratih tersenyum sumbing sambil menepuk-nepuk tangan seakan tugasnya sudah selesai.
Gema berjalan keluar kamar, menuju ruang makan dengan membungkuk lesu. Sementara Ratih mengekor Gema yang terlihat seperti kehilangan semangat hidup.
Saat di depan meja makan Gema duduk ogah-ogahan berhadapan dengan Ratih yang sedang menatapnya. Menunggu pria itu duduk di kursi makan dengan sempurna.
Namun di meja makan tidak terlihat kedua orang tua Gema. Yaitu papa dan mamanya. Berarti ia telah dikibuli oleh istrinya sendiri. Beberapa makanan yang terhidang juga terlihat asing bagi Gema sebelumnya. Ia tak pernah menjumpai ini saat makan di rumah.
Ada beberapa pete dan daun singkong yang di rebus. Sebuah sambal dengan aroma terasi yang cukup kuat diletakkan di ulekan batu. Ikan asin yang digoreng kering juga beraroma khas saat dicium.
"Lho, katanya mama nyuruh gue makan. Mama mana?" tanya Gema.
"Mama sama Papa pergi malam mingguan," Jawab Ratih. Ia menaruh beberapa sendok nasi ke piring Gema.
"Kok makanannya ini? Siapa yang masak?" Gema heran dengan hidangan yang tidak seperti biasanya.
"Iya makan ini aja ya, pasti enak karena aku yang masak. Mbak tadi aku suruh istirahat aja, kayaknya dia juga capek seharian beresin rumah."
"Tapi gua ga suka makan sambel sama ikan asin kaya gini, karena gu-"
"Ga suka atau belum pernah nyoba?" Potong Ratih sambil mengangkat alis.
"Hmmm...." Gema menggaruk kepala.
"Coba aja dulu, kalau memang ga suka kamu boleh tinggalin kok."
Gema hanya menatap makanannya, sementara Ratih sudah mulai menyuap. Bukannya tidak suka, hanya saja ia tidak pernah mencicipi masakan seperti ini. Ini pertama kali untuknya.
Gema memberanikan diri untuk memulai makan. Ia mengambil sesuap nasi dengan sedikit sambal dengan aroma yang menyengat. Saat ia membuka mulutnya, Gema dihentikan dengan celetukan Ratih.
"Udah berdoa belum?" tanya Ratih.
Gema hanya menggelengkan kepala dengan mulut yang masih menganga. Dengan cepat Gema menutup mulutnya, dan berdoa. Tangannya masih memegangi nasi dengan sambel.
Setelah berdo'a Gema melanjutkan suapan pertama. Saat makanan itu masuk ke mulutnya, ia seperti merasakan ledakan bom rasa yang menggugah selera.
Tanpa sadar, suapan demi suapan telah dihabiskan. Ikan asin beserta lalapan yang ada di atas meja juga licin bersih dibabat Gema, beberapa sendok nasi juga sering ditambahkan ke dalam piring Gema tanpa ia sadari. Entah karena lapar atau memang masakan Ratih benar-benar enak.
"Gimana?" Tanya Ratih menatap Gema yang terlihat kekenyangan.
"Apanya yang gimana?" Tanya Gema balik sambil menjilati tangannya.
"Masakannya, enak gak?"
"Hmmm...biasa aja sih."
Ratih hanya menggelengkan kepala mendengar respon Gema tentang masakannya. Gema mungkin terlalu gengsi mengakui masakan istrinya itu benar-benar enak. Kalau tidak enak, tidak mungkin ia akan makan selahap ini, pikir Ratih.
Efek kekenyangan membuat Gema tak tahan untuk tidur secepatnya. Rasa kenyang ditambah kasur yang empuk merupakan perpaduan yang sempurna.
Tanpa pikir panjang, Gema berdiri dan menuju kamar tidurnya, meninggalkan Ratih yang sibuk membereskan piring kotor bekas makan mereka berdua. Beberapa langkah Gema berjalan untuk menuju kamar tidur, ia berhenti dan melangkah mundur kembali.
"Oh iya, makasi ya Asih makan malamnya kali ini." Gema mengucapkan rasa terima kasihnya dengan senyuman hangat.
Walaupun belum memiliki perasaan apapun. kepada Ratih, tapi menurut Gema ia harus berterima kasih untuk makan malam kali ini.
"Duh tumben. Iya sama-sa- Ha? Asih siapa?" ucap Ratih. Ia terkejut dan berhenti membereskan meja makan saat mendengar nama Asih.
"Ya elo kan? siapa lagi?"
"Aku Ratih lah, r a ra t i ti, tambah h, Ratih. Baru aja akad kemaren udah lupa aja." Ratih menepuk jidatnya karena kelakuan suaminya.
"Lho udah ganti ya?" ucap Gema tanpa perasaan bersalah.
"Ganti ganti, otakmu itu lho yang harus diganti. Ga cuman mesum, kamu bodoh juga ternyata."
"Heh, jaga mulut lo ya. Emang lo sendiri inget nama gue siapa?"
"Ya inget lah, nama kamu Derma. Masa aku lupa nama suami sendiri." Jawab Ratih dengan menepuk dada menandakan kepercayaan diri.
"Derma? hahahaha." Gema tertawa.
"Kamu kenapa ketawa?"
"Derma Derma. Lo kira gua sedekah gitu? mau memberikan sesuatu dengan murah hati? Nama gua Gema, catet ya. G e m a." Gema mengeja setiap huruf namanya dengan tangan, seperti menulis sesuatu.
Seketika wajah Ratih berubah merah. Ia sangat malu, sampai-sampai ia membuang wajah dan membalikan badan menuju dapur. Piring-piring kotor itu ia angkat semuanya dan meninggalkan Gema yang menggelengkan kepala sambil cengengesan.
Gema pikir Ratih bisa mengingat namanya dengan baik. Tetapi ternyata dugaannya di luar perkiraan. Mereka sama-sama salah dalam mengingat nama pasangan masing-masing. Wajar saja, waktu perkenalan yang singkat, dan pertemuan yang hanya bisa dihitung jari sebelum mereka menikah, membuat keduanya belum terlalu mengenal.
Namun terlepas dari itu. Kini Gema terasa terhibur kembali. Gema merasa Ratih menyelematkan harinya yang buruk menjadi lebih baik. Dengan makan malam yang enak, walaupun Gema enggan mengakuinya. Kesalahan penyebutan nama masing-masing yang akhirnya berujung dengan gelak tawa membuat Gema merasa bahagia.
hi kak Rifky
salken yaa..
salam buat urang minang, salam utk urang kampuang awak...
urang minang nihh.. othor orng mana nih??
jd kangen main ka taplau😄
astaga
soalnya jarang bgt Nemu novel othornya cowok..ceritanya mnarik, rapih lg,,ga tw dh slanjutnya..
lanjut ja dh,,smangat KK othornya y..
waduuuh nanggung amat yaa
IYA wanita jantan ✅
salken yaa