Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Setelah sholat Ashar Zahwa kembali ke lantai bawa menghampiri mama mertua dan kakak iparnya, dia ikut ngobrol dan sesekali mengajak Akila untuk bermain. Mata Anita menangkap ada sesuatu yang aneh pada tangan Zahwa, dia melihat tangan Zahwa memerah seperti terkena benda panas.
"Za, ini tangan mu kenapa?" tanya Anita sambil mengangkat tangan Zahwa sambil melihat lebih dekat.
"Eee ini kak cuma terkena air teh panas tadi pagi" jawab Zahwa dengan ragu ragu.
"Kok bisa sih, hati hati dong kalau lagi kerja kan pasti sakit tuh." ucap kak Anita penuh perhatian pada adik iparnya itu.
Mama Melinda pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pagi tadi, dia memang tidak pernah menyimpan rahasia dengan kedua putrinya, dulu mama Melinda pun terkadang suka meminta bantuan kedua putrinya untuk menasehati putra bungsunya itu agar mau mencari jodoh dan melupakan Sarah, tentu saja sebelum Anton menikah dengan Zahwa.
"Apa.?" Ucap kak Anita geram, matanya melotot dan dia meremas jarinya sendiri didepan wajahnya. "Anton keterlaluan sekali ma, kenapa mama gak ambil centong nasi saja dan ketok kepalanya, biar otaknya jadi normal sedikit ma" cerocos Anita yang nampak begitu kesal dengan kelakuan adiknya, maklum saja Anita memang tipe kakak yang agak cerewet, berbeda dengan Anisa yang lebih santai mengahadapi segala masalah, terliha ekspresi dari wajah Anisa yang hanya menggigit bibirnya karna membayangkan betapa sakitnya terkena air teh panas.
"Pasti sakit kan, apa sudah diobati?" Tanya Anisa kepada Zahwa sambil memperhatikan tangan iparnya, dia mengangkat dan meniupnya dengan pelan.
" Iya sudah kak, gak apa apa kok besok juga pasti sembuh." Zahwa pun tersenyum melihat tingkah dan ekspresi dari masing masing kakak iparnya.
Pak Gunawan pun sudah pulang dari kantor dia disambut oleh cucu dan anak anaknya, setelah terlibat obrolan sedikit dia beranjak pergi ke kamar untuk mandi. Sedangkan Zahwa memilih membantu pekerjaan pembantu memasak untuk makan malam.
Anton pun keluar dari kamar dan segera turun kelantai bawah dia mendengar ada suara kakak dan keponakannya, dia memang tidak tau kedatangan mereka karna sejak pulang hanya berada di kamar.
"Kapan Sampainya kak?" Ucap anton bertanya kepada kedua kakaknya, dia menyalami kedua saudarinya itu lalu menghampiri akila dan memberi kecupan dikening Gadis kecil itu.
"Sudah dari tadi tau, kamu saja yang betah banget dikamar, lagi bertelur ya?" Ucap kak Anita dengan agak sewot. Sedangkan Anisa hanya terbahak mendengar ucapan kakaknya.
"An, ada kejadian apa hari ini." Tanya Anita kepada adiknya yang tentu saja membuat Anton bingung dengan pertanyaan kakaknya.
"Kejadian? maksud kakak?" Anton bertanya kembali karna sama sekali tidak maksud dengan pertanyaan kakaknya.
"Itu tangan Zahwa kenapa bisa begitu.?" ucap Anita yang sudah dari tadi nampak kesal saat Mendengar cerita mamanya.
"Ohh itu, aku tidak sengaja kak" Anton melakukan pembelaan.
"Kamu tu ya jadi suami kok kekanak kanakkan banget sih, kamu mau kena azab karna jahat sama istri sendiri." ucap kak Anita
"Apaan sih kak." Ucap Anton yang memang sudah merasa bersalah dari tadi.
"Eh kalau sampai Zahwa pergi ninggalin kamu kakak jamin seumur hidup kamu akan menyesal karna sudah menyia nyiakan prempuan seperti dia." ucap kak Anita memperingati adiknya.
"Sudah sudah kenapa jadi disumpahin gitu sih kak, Anton kan pasti sudah menyesal kak." ucap Anisa berdiri lalu menghampiri Anton yang duduk disofa dia merangkul bahu dan mengusap usap lembut kepala adiknya itu memberika pembelaan kepada Anton yang sedang dimarahi oleh Anita.
"Kamu juga sih selalu manjain dia kayak mama, jadinya ngelunjak nginikan." Ucap Anita pada Anisa.
"Kok aku jadi ikut disalahin sih kak." ucap Anisa sedikit kesal sambil memajuka bibirnya.
Mama Melinda hanya menggeleng gelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan ketiga anaknya yang bertengkar kecil, tapi dia senang karna Anita selalu berusaha menasehati Anton.