NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Nayla & Nando

Cinta Untuk Nayla & Nando

Status: tamat
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:204
Nilai: 5
Nama Author: tanty rahayu bahari

Nayla, seorang ibu tunggal (single mother) yang berjuang menghidupi anak semata wayangnya, Nando, dan neneknya, tanpa sengaja menolong seorang wanita kaya yang kecopetan. Wanita itu ternyata adalah ibu dari Adit, seorang pengusaha sukses yang dingin namun penyayang keluarga. Pertemuan itu membuka jalan takdir yang mempertemukan dua dunia berbeda, namun masa lalu Nayla dan status sosial menjadi penghalang cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Serangan Balik dalam Diam

​Senin pagi di Rahardian Group selalu terasa lebih sibuk dari hari lainnya. Lift penuh sesak, aroma kopi lebih pekat, dan wajah-wajah karyawan tampak lebih tegang menghadapi target mingguan.

​Nayla datang dengan perasaan campur aduk. Antara bangga karena tugasnya selesai, dan cemas memikirkan reaksi Vina. Ia meletakkan map tebal berisi laporan fisik dan flashdisk data di meja Pak Broto tepat pukul 07.45, lima belas menit sebelum bosnya itu datang.

​Pukul 08.05, Vina melenggang masuk.

​Penampilannya tetap stand-out dengan blus sutra merah marun dan rok span hitam. Ia meletakkan tasnya di meja, lalu melirik ke kubikel Nayla dengan senyum meremehkan.

​"Gimana, Nay? Kelar laporannya?" tanya Vina sambil memoles lipstik. "Jangan bilang kamu nangis-nangis di rumah karena nggak bisa ngerjain ya."

​Nayla yang sedang menyusun jadwal mingguan mendongak dan tersenyum tenang. "Sudah selesai, Mbak. Sudah ada di meja Pak Broto sejak tadi pagi. Softcopy-nya juga sudah saya email ke Bapak dan CC ke Mbak Vina."

​Gerakan tangan Vina terhenti. Alisnya bertaut. "Selesai? Semua? Seribu baris data itu?"

​"Seribu lima ratus baris tepatnya, Mbak," koreksi Nayla sopan.

​Vina mendengus, berusaha menutupi kekagetannya. "Halah, paling juga asal-asalan. Awas ya kalau Pak Broto marah, aku nggak mau tanggung jawab."

​Belum sempat Vina duduk nyaman, pintu ruangan Pak Broto terbuka.

​"Vina, Nayla. Ke ruangan saya sekarang," suara bariton Pak Broto terdengar tegas lewat interkom.

​Vina tersenyum miring pada Nayla. "Nah kan, pasti ada yang salah. Siap-siap aja kena semprot."

​Nayla menarik napas panjang, merapikan kemejanya, dan berjalan mengikuti Vina masuk ke "kandang singa".

​Di dalam ruangan kaca itu, Pak Broto sedang membaca laporan yang dikerjakan Nayla. Wajahnya serius, kacamata bacanya bertengger di ujung hidung.

​"Duduk," perintahnya singkat.

​Vina duduk dengan santai, menyilangkan kaki. "Maaf Pak kalau laporannya agak berantakan. Maklum, Nayla kan masih baru, jadi mungkin belum paham standar saya. Kemarin saya sudah suruh dia..."

​"Diam dulu, Vina," potong Pak Broto tajam tanpa menoleh.

​Vina langsung kicep. Mulutnya tertutup rapat.

​Pak Broto membalik halaman terakhir laporan itu, lalu menatap Nayla lekat-lekat.

​"Nayla, kamu mengerjakan ini sendirian?"

​"Iya, Pak. Jumat malam saya lembur sampai jam setengah sembilan," jawab Nayla jujur.

​Pak Broto mengangguk-angguk, lalu beralih menatap layar komputernya. "Saya terkesan. Bukan cuma karena selesai tepat waktu, tapi format datanya... ini sangat rapi. Kamu menggunakan Pivot Table dengan Conditional Formatting otomatis untuk menandai selisih vendor. Ini standar pelaporan level manajer, bukan staf admin biasa."

​Mata Vina membelalak. Ia melirik layar Pak Broto. Benar saja, data yang biasanya ia kerjakan manual berjam-jam itu kini tersaji dalam grafik dan tabel yang sangat mudah dibaca. Ia sendiri bahkan tidak tahu cara membuatnya seperti itu.

​"Terima kasih, Pak," ucap Nayla merendah. Dalam hati ia berterima kasih pada Adit.

​"Vina," panggil Pak Broto, nadanya berubah dingin.

​"I-iya, Pak?"

​"Saya baru dapat email tembusan dari tim IT Audit pagi ini," Pak Broto memutar layar monitornya ke arah Vina.

​Di sana terpampang grafik aktivitas pengguna.

User: VINA_LOGISTIK - Last Logout: Friday 17.00.

User: NAYLA_ADMIN - Last Logout: Friday 20.45 - Activity: High Volume Data Processing.

​"Email ini mempertanyakan kenapa ada anomali beban kerja. Akun Nayla memproses data yang seharusnya menjadi KPI (Key Performance Indicator) akun kamu. Sementara kamu logout tenggo jam 5 sore," Pak Broto menatap Vina dengan tatapan yang membuat nyali wanita itu menciut.

​Wajah Vina pucat pasi. Ia tidak menyangka tim IT akan se-detail itu memantau aktivitas staf.

​"I-itu... anu Pak... Saya... saya sedang mendelegasikan tugas untuk melatih Nayla. Biar dia cepat belajar," Vina tergagap mencari alasan.

​"Mendelegasikan tugas berat ke anak baru di minggu pertama, di hari Jumat sore, sementara kamu pulang?" Pak Broto menggeleng kecewa. "Itu bukan pendelegasian, Vina. Itu perpeloncoan. Dan Rahardian Group tidak mentolerir budaya kerja malas seperti itu."

​Ruangan hening sejenak. Suara AC terasa sangat bising di telinga Vina.

​"Mulai hari ini," lanjut Pak Broto tegas, "Laporan Rekonsiliasi Vendor saya alihkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Nayla. Dan Nayla, karena ini tugas dengan bobot tinggi, poin bonus kuartal ini akan masuk ke penilaian kamu, bukan Vina."

​Nayla terkejut. Poin bonus kuartal? Rian pernah bilang bonus itu nilainya bisa satu kali gaji.

​"Ba-baik, Pak. Terima kasih kepercayaannya," jawab Nayla dengan suara bergetar haru.

​"Vina, kamu kembali fokus ke pengawasan lapangan. Dan saya tidak mau dengar kamu melimpahkan pekerjaanmu lagi ke orang lain tanpa izin saya. Paham?"

​"Paham, Pak," cicit Vina, wajahnya merah padam menahan malu dan marah.

​"Silakan kembali bekerja."

​Nayla dan Vina keluar dari ruangan itu. Begitu pintu tertutup, Vina langsung berjalan cepat menuju kubikelnya tanpa menoleh sedikitpun pada Nayla. Ia membanting tasnya kasar, menimbulkan bunyi gaduh yang membuat seisi ruangan menoleh. Harga dirinya hancur lebur di depan anak baru yang ia remehkan.

​Nayla kembali ke mejanya dengan perasaan lega yang luar biasa. Ia tidak berniat sombong, tapi keadilan yang ditegakkan terasa sangat manis.

​Di kejauhan, Rian mengacungkan dua jempol pada Nayla sambil berbisik tanpa suara, "Mantap!"

​Di lantai 40.

​Adit tersenyum puas membaca email balasan dari Pak Broto yang melaporkan perubahan pembagian tugas di timnya.

​Tentu saja, email "IT Audit" tadi pagi adalah rekayasa Adit. Ia meminta kepala IT untuk mengirimkan data log itu secara "random" ke Pak Broto agar terlihat seperti prosedur rutin, bukan campur tangan CEO.

​"Satu masalah selesai," gumam Adit.

​Ia mengambil ponselnya, mengetik pesan untuk Nayla.

​Adit:

Gimana Senin pagi? Aman? Ibu Ratu Vina nggak ngamuk kan?

​Di lantai 15, Nayla tersenyum membaca pesan itu.

​Nayla:

Aman terkendali, Mas! Malah aku dapet tugas baru dari Pak Broto yang ada bonusnya. Makasih ya Mas, berkat 'jurus rahasia' Excel yang Mas ajarin itu, Pak Broto seneng banget laporannya.

​Adit:

Alhamdulillah. Rezeki Nando itu. Traktir kopi makin deket nih kayaknya.

​Nayla:

Siap! Oh iya Mas, nanti siang sibuk nggak? Aku bawa bekal tumis kangkung sama udang balado. Kalau Mas nggak keberatan makan makanan rumahan lagi...

​Adit menatap layar ponselnya. Makan siang dengan investor dari Singapura atau tumis kangkung buatan Nayla di pantry sempit?

​Pilihan yang sangat mudah bagi Adit.

​Ia memencet tombol interkom ke sekretarisnya. "Mbak Sarah, tolong batalkan makan siang saya dengan Mr. Lee. Bilang ada urgent internal matter. Geser ke dinner saja."

​"Baik, Pak," jawab sekretarisnya bingung. Urgent matter apa yang bisa membatalkan meeting miliaran rupiah?

​Adit kembali membalas pesan Nayla.

​Adit:

Wah, udang balado? Favorit saya. Saya meluncur jam 12 teng!

​Adit meletakkan ponselnya, bersandar di kursi kulit mahalnya. Ia sadar ia sedang bermain api. Membatalkan meeting penting demi makan siang dengan staf admin? Ini gila.

​Tapi saat membayangkan senyum Nayla yang tulus dan binar matanya saat bercerita tentang Nando, Adit merasa kewarasan bisa dikesampingkan sejenak. Baginya, Nayla adalah oase di tengah gurun pasir kehidupannya yang penuh kepalsuan dan angka-angka.

​Namun, Adit lupa satu hal. Di kantor sebesar ini, dinding pun punya telinga. Dan kedekatan "Staf Pengawas Umum" dengan Admin baru yang sedang naik daun pasti akan memancing rasa penasaran... atau kecemburuan pihak lain.

...****************...

​Bersambung...

Terima kasih telah membaca💞

Jangan lupa bantu like komen dan share❣️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!