NovelToon NovelToon
Pelarian Bintang Senja

Pelarian Bintang Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Cinta Istana/Kuno / Akademi Sihir / Diam-Diam Cinta / Pusaka Ajaib / Aliansi Pernikahan
Popularitas:650
Nilai: 5
Nama Author: ainul hasmirati

Suara Raja Bramasta terdengar tegas, namun ada nada putus asa di dalamnya

Raja Bramasta: "Sekar, apa yang kau lakukan di sini? Aku sudah bilang, jangan pernah menampakkan diri di hadapanku lagi!"

Suara Dayang Sekar terdengar lirih, penuh air mata

Dayang Sekar: "Yang Mulia, hamba mohon ampun. Hamba hanya ingin menjelaskan semuanya. Hamba tidak bermaksud menyakiti hati Yang Mulia."

Raja Bramasta: "Menjelaskan apa? Bahwa kau telah menghancurkan hidupku, menghancurkan keluargaku? Pergi! Jangan pernah kembali!"

Suara Ibu Suri terdengar dingin, penuh amarah

Ibu Suri: "Cukup, Bramasta! Cukup sandiwara ini! Aku sudah tahu semuanya. Aku tahu tentang hubunganmu dengan wanita ini!"

Bintang Senja terkejut mendengar suara ibunya. Ia tidak pernah melihat ibunya semarah ini sebelumnya.

Raja Bramasta: "Kandahar... dengarkan aku. Ini tidak seperti yang kau pikirkan."

Ibu Suri: "Tidak seperti yang kupikirkan? Jadi, apa? Kau ingin mengatakan bahwa kau tidak berselingkuh dengan dayangmu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainul hasmirati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjamuan Makan Malam Yang Membosankan

Dentang alat makan beradu, menciptakan simfoni monoton yang mengiringi perjamuan makan malam di istana Kencana Loka. Bintang duduk di antara Ibu Suri dan Pangeran Kael, senyum palsu terukir di bibirnya. Di hadapannya, hidangan mewah tersaji, namun selera makannya hilang entah ke mana.

"Kau tidak makan, Bintang?" tanya Ibu Suri, memperhatikan putrinya yang hanya mengaduk-aduk makanannya.

"Saya kurang nafsu makan, Ibu Suri," jawab Bintang, berusaha terdengar sopan. "Mungkin karena terlalu lelah."

"Kau harus menjaga kesehatanmu, Bintang," kata Ibu Suri dengan nada khawatir. "Kau memiliki banyak tanggung jawab yang harus kau emban."

"Saya tahu, Ibu Suri," balas Bintang. "Saya akan berusaha untuk makan lebih banyak."

Pangeran Kael, yang duduk di sisi lain Bintang, ikut menimpali.

"Mungkin kau lelah karena terlalu banyak memikirkanku, Bintang?" godanya sambil tersenyum.

Bintang hanya membalas senyum Pangeran Kael dengan kikuk. Ia merasa tidak nyaman dengan godaan Pangeran Kael. Ia tahu bahwa Pangeran Kael sedang berusaha untuk mendekatinya, tapi ia tidak ingin memberikan harapan palsu.

"Pangeran terlalu percaya diri," kata Bintang, berusaha mencairkan suasana. "Saya lelah karena harus menghadiri perjamuan makan malam yang membosankan ini."

Pangeran Kael tertawa mendengar ucapan Bintang. "Kau benar, Bintang," katanya. "Perjamuan makan malam kerajaan memang terkadang membosankan. Tapi, aku berusaha untuk membuatmu terhibur."

"Saya menghargai usaha Pangeran," balas Bintang. "Tapi, saya rasa tidak ada yang bisa membuat perjamuan makan malam kerajaan menjadi menarik."

"Kau salah, Bintang," kata Pangeran Kael. "Aku punya ide untuk membuat perjamuan makan malam ini menjadi lebih menarik."

"Apa itu?" tanya Bintang dengan nada penasaran.

"Bagaimana kalau kita berdansa setelah makan malam?" usul Pangeran Kael. "Aku ingin berdansa denganmu, Bintang."

Bintang terdiam sejenak. Ia tidak yakin apakah ia ingin berdansa dengan Pangeran Kael. Ia tahu bahwa jika ia menerima ajakan Pangeran Kael, ia akan memberikan sinyal yang salah kepada Pangeran Kael.

"Saya tidak yakin, Pangeran," kata Bintang. "Saya tidak terlalu pandai berdansa."

"Jangan khawatir, Bintang," kata Pangeran Kael. "Aku akan membimbingmu. Aku adalah penari yang handal."

"Tapi, Pangeran..." Bintang mencoba untuk menolak, tapi Pangeran Kael memotong ucapannya.

"Ayolah, Bintang," kata Pangeran Kael dengan nada memohon. "Ini hanya satu tarian. Aku janji kau akan bersenang-senang."

Bintang menghela napas. Ia tahu bahwa ia tidak bisa menolak permintaan Pangeran Kael. Ia tidak ingin membuat Pangeran Kael kecewa.

"Baiklah, Pangeran," kata Bintang dengan nada pasrah. "Saya akan berdansa dengan Anda."

Pangeran Kael tersenyum lebar mendengar jawaban Bintang. "Aku senang mendengarnya, Bintang," katanya. "Aku janji kau tidak akan menyesalinya."

Setelah makan malam selesai, para tamu kerajaan beranjak menuju ruang dansa. Bintang berjalan berdampingan dengan Pangeran Kael, jantungnya berdebar-debar. Ia merasa gugup dan tidak nyaman.

Saat musik mulai mengalun, Pangeran Kael meraih tangan Bintang dan membimbingnya ke tengah lantai dansa. Bintang mengikuti gerakan Pangeran Kael dengan canggung. Ia merasa tidak percaya diri dan takut melakukan kesalahan.

"Kau tegang sekali, Bintang," kata Pangeran Kael, memperhatikan kegugupan Bintang. "Rileks saja dan ikuti irama musik."

Bintang mencoba untuk rileks, tapi ia tetap merasa gugup. Ia merasa seperti sedang diawasi oleh semua orang di ruangan itu.

"Aku tidak bisa, Pangeran," kata Bintang. "Aku merasa tidak nyaman."

"Kenapa?" tanya Pangeran Kael dengan nada khawatir. "Apa ada yang salah?"

"Aku tidak tahu," jawab Bintang. "Aku hanya merasa tidak ingin berada di sini."

"Kau ingin pergi?" tanya Pangeran Kael.

Bintang mengangguk. "Ya," jawabnya. "Aku ingin pergi dari sini."

Pangeran Kael terdiam sejenak. Ia bisa melihat bahwa Bintang sedang merasa sangat tidak bahagia. Ia tidak ingin memaksa Bintang untuk melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan.

"Baiklah, Bintang," kata Pangeran Kael. "Kita bisa pergi dari sini. Aku akan mengantarmu ke kamarmu."

Bintang merasa lega mendengar ucapan Pangeran Kael. Ia merasa bersyukur karena Pangeran Kael mengerti perasaannya.

"Terima kasih, Pangeran," kata Bintang. "Anda sangat baik."

Pangeran Kael tersenyum. "Aku hanya ingin kau bahagia, Bintang," katanya. "Itu saja yang penting bagiku."

Pangeran Kael mengantar Bintang ke kamarnya. Sebelum berpisah, Pangeran Kael memegang tangan Bintang dan menatapnya dengan tatapan lembut.

"Aku tahu kau sedang mengalami masa sulit, Bintang," kata Pangeran Kael. "Tapi, aku ingin kau tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu. Kau bisa mengandalkanku."

Bintang terharu mendengar ucapan Pangeran Kael. Ia merasa tersentuh dengan perhatian dan dukungan yang diberikan oleh Pangeran Kael.

"Terima kasih, Pangeran," kata Bintang. "Aku menghargai itu."

"Aku akan pergi sekarang," kata Pangeran Kael. "Istirahatlah dengan baik, Bintang."

"Selamat malam, Pangeran," balas Bintang.

Pangeran Kael meninggalkan kamar Bintang. Bintang menghela napas lega. Ia merasa bersyukur karena perjamuan makan malam yang membosankan itu akhirnya selesai.

Ibu mendekati Bintang dan memberikan peringatan kepadanya.

 "Bintang, kau harus berhati-hati dengan Pangeran Kael. Ia terlalu ambisius. Aku takut ia akan memanfaatkan mu untuk mencapai tujuannya."

 "Saya tahu, Ibu Suri. Tapi, saya tidak bisa menolaknya. Saya harus menjaga hubungan baik dengan Kerajaan Utara."

 "Kau harus ingat, Bintang. Kau adalah seorang putri. Kau harus mengutamakan kepentingan kerajaan di atas segalanya."

Bintang merebahkan dirinya di tempat tidur. Ia merasa sangat lelah dan ingin segera tidur. Namun, pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai macam masalah. Ia merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Tiba-tiba, Bintang mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Ia terkejut dan bertanya-tanya siapa yang datang malam-malam begini.

"Siapa itu?" tanya Bintang dengan nada waspada.

"Ini aku, Rockwell," jawab sebuah suara dari balik pintu.

Bintang terkejut mendengar suara Pangeran Rockwell. Ia tidak menyangka bahwa Pangeran Rockwell akan datang ke kamarnya malam ini.

"Apa yang kau lakukan di sini, Rockwell?" tanya Bintang dengan nada khawatir. "Ini sudah larut malam."

"Aku ingin berbicara denganmu, Bintang," jawab Pangeran Rockwell. "Aku tidak bisa tidur sebelum bertemu denganmu."

Bintang menghela napas. Ia tahu bahwa ia tidak bisa menolak permintaan Pangeran Rockwell. Ia tidak ingin membuat Pangeran Rockwell kecewa.

"Baiklah, Rockwell," kata Bintang. "Masuklah."

Pangeran Rockwell membuka pintu kamar Bintang dan masuk ke dalam. Ia menatap Bintang dengan tatapan penuh cinta.

"Aku merindukanmu, Bintang," kata Pangeran Rockwell. "Aku tidak bisa berhenti memikirkan mu."

Bintang merasa tidak nyaman dengan tatapan Pangeran Rockwell. Ia tahu bahwa Pangeran Rockwell sedang terobsesi padanya.

"Rockwell, ini tidak pantas," kata Bintang. "Kau seharusnya tidak berada di sini."

"Aku tahu, Bintang," kata Pangeran Rockwell. "Tapi, aku tidak bisa menahan diriku. Aku sangat mencintaimu."

"Rockwell, aku sudah mengatakan kepadamu bahwa aku tidak bisa membalas cintamu," kata Bintang dengan nada tegas. "Kau harus melupakanku."

"Aku tidak bisa melupakanmu, Bintang," kata Pangeran Rockwell. "Kau adalah segalanya bagiku."

Pangeran Rockwell mendekati Bintang dan meraih tangannya. Ia menatap Bintang dengan tatapan memohon.

"Aku mohon, Bintang," kata Pangeran Rockwell. "Berikan aku kesempatan. Biarkan aku membuktikan kepadamu bahwa aku pantas untukmu."

Bintang merasa tertekan dengan permintaan Pangeran Rockwell. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

1
semangat author 😍
jangan lupa untuk update terus 💪👍
💪 Thor
LyaAnila
Arya, jangan bilang anda diam-diam menaruh rasa dengan putri Bintang ya/Shame//Shame/
LyaAnila
kalau misalkan kamu nggak bahagia coba jujur aja sama perasaanmu. jangan dipendam
sungguh baik sekali buk Mirah ini
musafir berpakaian seperti seorang putri kah?
semangat tor💪
Trà sữa Lemon Little Angel
Wajib dibaca!
Huo Ling'er
iya terimakasih banyak ya jangan lupa mampir terus hehehehehe🤭🙏
Kei Kurono
Keren! Bagus banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!