NovelToon NovelToon
SANTET PEMBUNUH KELUARGA

SANTET PEMBUNUH KELUARGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Tumbal / Mata Batin / Iblis
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: janda#hot

"Teganya kau membunuh keluargaku mas, salah apa keluargaku sama kamu mas," tangis ibu pun pecah.
keluarga yang hangat harus hancur di tangan keluarga itu sendiri, hubungan yang terjalin dengan baik harus hancur karena iri hati seorang saudara kepada adiknya sendiri.
"Santetmu akan kembali padamu,"
"Karma akan menghampirimu,"
"Tidak habis pikir kamu bisa membuh keluargaku dengan ilmu hitammu itu,"
"Kau akan mati di tanganku durjana,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon janda#hot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Iya sih, tapi masa santet dan guna-guna masih ada di jaman sekarang?" tanya Intan tidak yakin.

"Masih lah, kamu tau tetanggaku nama nya pakde jarwo di santet bola api sama orang hingga meninggal, tubuhnya menghitam seperti terbakar dan terdapat luka koreng di sekujur tubuhnya yang bernanah dan berbau busuk. Sebelum pakde jarwo meninggal dia sempat di bawa ke rumah sakit tapi kata dokter itu hanya alergi tapi kondisinya lebih dari sekedar alergi, akhirnya pakde Jarwo di bawah ke orang pintar dan jawabannya dia di santet, namun sudah terlambat kondisi pakde Jarwo terlalu parah hingga mereka hanya bisa pasrah saja," ucap Indah.

Mendengar cerita dari sahabatnya itu membuat pikiran Intan makin kalut, ia takut jika om nya berbuat hal yang mengerikan seperti itu.

"Mengerikan sekali yah, indah, kok ada jaman sekarang orang yang jahat kaya gitu!" ucap Intan.

"Ya mau gimana lagi! Namanya juga dendam pasti mereka akan menghalalkan segala cara untuk membalaskan dendamnya hingga si korban mati," ucap Indah.

"Aduh kok aku makin kepikiran yah setelah mendengar cerita mu ini!" ucap Intan yang mulai gelisah.

"Maaf yah Intan,aku hanya mau ngasih tau kamu agar kamu dan keluarga lebih berhati-hati. Semoga saja semuanya baik-baik aja yah," ucap Indah.

"Iya Indah semoga aja," balas Intan.

Siang hari nya sewaktu pulang sekolah Intan di jemput oleh bapaknya.

"Kamu sudah pulang nduk? Sini makan ajak ayahmu," ucap Bu Wati.

"Siap Bu, bapak ayo kita makan," ucap Intan.

"Mereka bertiga kini duduk bersama dan mulai menyantap makanan.

"Bagaimana pak keadaan toko kita di cabang lain aman kan?" tanya Bu Wati setelah mereka menyelesaikan makan siang dan duduk bersantai di teras rumah.

"Ya Alhamdulilah aman sih bu, hanya saja penjualan di kabupaten sebelah semakin menurun aja!" jawab Pak Bimo.

"sudah atuh pak, jangan terlalu di pikirin namanya juga bisnis kan masih ada cabang yang lain dan alhamdulilah nya selama ini kita ndak kekurangan juga," ucap Intan.

"Iya nak, makasih yah kamu sudah perhatian dengan bapak," ucap pak Bimo.

"Iya dong pak hehehe, oh iya pak Intan boleh ngomong ndak? sebenarnya Intan sedikit jengkel sama om Burhan tadi pagi dia datang dan memarahi ibu," ujar Intan mengadu kepada bapak nya

"Huss Intan mulut mu ini loh!" tegur Bu Wati.

"Tadi si Burhan datang lagi toh Bu? Ada apa? Kok kata Intan si Burhan marah-marah?" tanya pak Bimo.

"Iya pak, tadi si Burhan datang untuk meminjam uang dua ratus juta katanya buat modal bisnis," jawab Bu Wati.

"Si Burhan ini mulai jadi kebiasaan yah, dari dulu minjam uang dengan alasan buat modal usaha tapi mana buktinya? Usaha apa yang dia bangun, pokok ada aja alasan si Burhan buat minjam uang. Dia kira kita ini bandar uang buat keluarga dia apa! jangan di kira dulu orang tua nya pernah berjasa untuk kita maka sekarang dia memanfaatkan kita terus, padahal selama ini kita terus memberikan pinjaman tanpa menagihnya kembali. Benar-benar yah si Burhan ini!" ucap pak Bimo kesal.

"Iya sudah pak, Intan sih! Ibu ndak mau bicarakan tentang hal ini karena akan seperti ini akhirnya. Biar bagaimana pun kita ini keluarga meskipun sikap mereka kurang baik tapi kita harus tetap berbuat baik," ucap Bu Wati.

"Terus tadi kamu pinjamkan uang nya Bu?" tanya pak Bimo.

"Ndak pak, awalnya sih aku ingin memberi pinjaman dua puluh juta untuk modal usahanya tapi dia nya Ndak mau malah marah-marah katanya kita pelit dan sombong, yah Ndak jadi ibu kasih!" ucap Bu Wati menjelaskan semuanya.

"Yang sabar yah Bu, memang dari awal si Burhan sifat nya udah kaya gitu nanti juga dia bakal balik lagi menagih uang 20 juta itu," ucap pak Bimo.

"Iya pak," ucap Bu Wati.

"Tapi tadi om Burhan mengancam kita loh pak dia mau mencelakai keluarga kita! Intan takut kalau nanti keluarga kita kenapa-kenapa, sebab raut wajah om Burhan sangat serius dengan ucapannya itu!" ucap Intan.

"Tenang aja nak palingan si Burhan hanya bercanda aja kok, ndak mungkin dia mau mencelakai kita kan kita ini keluarganya juga masa ia dia berbuat seperti itu," ucap pak Bimo menenangkan putrinya.

"Semoga aja yah pak, karena Intan benar-benar khawatir," ucap Intan.

Mereka pun melanjutkan obrolan mereka tentang banyak hal sambil menikmati suasana angin sepoi-sepoi.

"Kring...kring...kring," suara telfon menghentikan obrolan mereka.

"Bu, ada yang menelpon tuh," ucap pak Bimo.

"Iya pak, sebentar ibu cek dulu," ucap Bu Wati sambil berjalan masuk.

"Halo nak, apa Mas mu sakit, setia sakit apa toh! Iya malam ini ibu dan bapak akan kesana, kamu jagain dulu mas mu yah," ucap Bu Wati dan menutup telepon nya.

"Ada apa Bu? kenapa wajah ibu kelihatan panik kaya gitu?" tanya pak Bimo dan Intan.

"Itu pak kata Dinda si Setia terkena penyakit aneh pak, setelah pulang dari toko yang ada di Bandung tiba-tiba ia jatuh sakit dan muntah-muntah Ndak berhenti juga, malam ini kita harus ke kabupaten sebelah untuk mengecek kondisinya, ibu takut terjadi sesuatu dengan anak kita pak!" ucap Bu Wati mulai menangis.

"Iya Bu, malam ini kita akan kesana," ucap pak Bimo.

"Intan ikut yah pak!" ucap Intan.

"Iya nak, sekalian mas mu Rizky di ajak," ucap pak Bimo.

"Baik pak," jawab Intan.

Bu Wati kini duduk di kamar sambil menangis mengingat putra nya yang kemarin baru datang mengunjunginya dalam keadaan sehat kini tengah sakit, entah apa yang terjadi dengan putra nya itu sampai terkena penyakit yang aneh.

Malam hari nya mereka memutuskan untuk berangkat ke kabupaten sebelah untuk melihat kondisi Setia, sedangkan Intan saat ini pikirannya mulai kalut mengingat kembali ucapan pak Oji dan sahabatnya Indah pagi tadi. Intan mulai menerka-nerka apakah benar yang di bicarakan oleh pak Oji dan Inda? Apa lagi pagi tadi om Burhan sempat mengancam ingin berbuat jahat kepada keluarga mereka. Dalam hatinya Intan berharap semoga semua itu tidak terjadi.

Setibanya disana mereka buru-buru turun dari mobil dan memasuki rumah.

"Ya Allah nak, kamu kenapa? Keadaanmu sampai parah kaya gini!" ucap Bu Wati sambil menangis melihat kondisi putranya yang sangat memperihatinkan.

"Kok Ndak bawa aja mas mu ke rumah sakit, din?" tanya Bu Wati.

"Udah aku bujuk dari tadi Bu untuk ke rumah sakit tapi mas Setia menolaknya, tadi aku udah sempat panggil dokter kesini kata dokter mas Setia terkena malaria saat berada di Bandung. Aku udah kasih mas Setia obat sesuai resep dari dokter tapi tidak ada perubahan sama sekali bu!" ucap dini.

Dinda menangis terisak di pelukan ibunya melihat kondisi kakak pertama nya yang sangat memperihatinkan.

1
Mericy Setyaningrum
santet emang serem Kak
janda#hot: dah lama terjadi kakak,,waktu masih SMA,om ku sendiri yang nyante aku dan keluarga. aku di buatnya jadi kaya orang gila
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!