Masa kecilnya yang penuh dengan hinaan dan penindasan, membuat Zhu Yuan Zeng, atau yang biasa dipanggil Zhu Yuan, bertekad untuk menjadi kuat, demi untuk membalas dendam, serta membungkam mulut orang orang yang selalu menghina juga menindasnya.
Berbekal keberanian juga tekad yang kuat, Dia memutuskan untuk masuk ke dalam Hutan Larangan, dan mencari kehidupan baru disana, sambil mencari keberuntungan, dan berguru pada orang tua yang selalu menemuinya.
Tapi Dia tidak tahu, bahwa keputusannya itu adalah langkah yang paling tepat, karena masa depan yang penuh dengan kemulian sedang menanti untuk dia gapai.
Dengan kekuatannya, Dia membasmi kejahatan dan menebar kebaikan. Penguasa yang zalim akan Ia tumpas. Kesombongan bakal Dia ratakan. dan Dinasti baru telah menantinya disana.
Lalu, apakah Dia akan berhasil dan membuktikan kata katanya? Ikuti kisah petualangan dan perjuangannya dalam kisah" Penakluk Dewa Naga "dan ikuti keseruannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aditya Jetli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Dimurnikan
"Mohon ampuni jiwa yang rendah ini tuan. Aku tidak bisa keluar dari tubuh tuan kalian, karena seseorang telah memasukkan ku ke dalam lautan kesadaran anak ini. Mohon kasihani aku. Aku juga ingin tetap hidup, sama seperti kalian" jawab iblis hati mencoba membela diri.
"Kalau begitu kau musnah lah, atau lebih memilih jiwa mu kami murnikan, untuk menambah kekuatan tubuh tuan kami, juga menaikkan kekuatan jiwa juga kekuatan spiritualnya" bantah Qilin Api dengan suara yang membahana.
"Jangan! jangan murnikan jiwaku! Lebih baik aku seperti ini saja. Aku berjanji tidak akan mempengaruhi jiwa anak ini, dan berjanji akan......?"
"Aaaarrgh"
"Terlambat! Sekali iblis tetap iblis, mana bisa dipercaya?" celetuk dewa naga sangat tegas, sambil meremas jiwa iblis hati, dan menjadikan jiwa itu nutrisi buat tuannya.
Di luar sana, tubuh Zhu Yuan yang semula bergetar dan kesakitan, kini telah menjadi tenang. Sedikit demi sedikit wajahnya yang semula pucat, menjadi bercahaya bagai permata.
Zhou Xian yang awalnya melihat proses pemurnian tersebut menjadi khawatir. karena dia sangat memahami proses yang menyakitkan itu. Sama persis seperti kondisinya saat pertama kali mempelajari teknik jiwa iblis itu dulu.
Namun dia berharap muridnya bisa melawan kehendak iblis jahat yang mencoba menguasai tubuhnya, karena tiga jiwa yang mendiami lautan kesadaran muridnya bukanlah jiwa biasa. Mereka bertiga adalah roh, atau jiwa yang diberkati, dan menjadi kebanggaan langit pada masa itu.
Ternyata harapan Zhou Xian segera terkabul. Tanpa bersusah payah, jiwa iblis hati yang berusaha menguasai tubuh Zhu Yuan telah dimurnikan oleh bawahannya, dan dijadikan nutrisi buat tuannya.
Sedetik kemudian. Craaaacckk!. Craaaacckk. Dhuuuumm!. Dhuuuumm. Booooomm! Boooommm!
Lima kali retakan dan enam kali dentuman terdengar keluar dari tubuh Zhu Yuan, pertanda kultivasi spiritualnya mengalami peningkatan, begitu juga dengan kultivasi tubuh serta kultivasi jiwanya.
Kultivasi spiritualnya yang semula berada di pemurnian Qi tingkat 2. kini sudah menerobos menjadi pemurnian Qi tingkat 6. Empat tingkat sekali naik.
Pelatihan tubuhnya pun ikut menerobos. yang semula berada di tingkat 3 pelatihan inti, kini sudah naik menjadi pelatihan inti tingkat 6. Begitu juga dengan kultivasi jiwanya. Bukan menerobos satu tingkat, tapi tiga sekaligus.
Kini kekuatan jiwanya sudah berada di kultivasi jiwa tingkat 5 akhir, yang semula berada di tingkat 4 puncak. Suatu prestasi yang mustahil bisa dicapai dalam waktu singkat.
Tapi karena asupan gizi jiwa iblis yang sudah dimurnikan, menjadikan kekuatan jiwa pemilik tubuh naik begitu mudah, dan kini sudah berada di tingkat yang cukup tinggi, sudah bisa disamakan dengan alkemis tingkat 5 atau master pembuat pil.
Jika Zhou Xian sudah mengajarkan muridnya meramu pil atau ramuan, mungkin hanya dalam sekali latih, Zhu Yuan sudah bisa membuat pil tingkat 5. Sayangnya sampai saat ini, Zhou Xian belum menurunkan ilmu tersebut pada muridnya.
Setelah sadar, Zhu Yuan langsung melihat ke arah gurunya, dan berkata." Benar seperti yang guru katakan. Proses penyerapan teknik itu memang menyakitkan"
"Jika orang lain yang mempelajarinya, aku yakin tubuh dan jiwanya sudah berubah menjadi iblis. dan kelakuannya pasti berubah detik itu juga"
"Beruntung jiwaku sudah cukup kuat. Ditunjang oleh tiga roh suci, yang selalu setia melindungi ku, menjadikanku lepas dari bahaya itu, dan sekarang aku merasa tubuhku sangat ringan, serta kekuatannya pun sudah semakin meningkat"
"Aku rasa mampu mengalahkan kultivator yang tahapnya lebih tinggi dariku, hanya dengan menggunakan kekuatan tubuhku saja. benarkan begitu guru?" ucapnya setelah lepas dari bahaya.
"Ya, itu memang benar. Kekuatanmu sudah cukup tinggi, padahal usiamu masih terlalu muda. Kekuatan bela dirimu juga sudah mumpuni. Para jenius di luaran sana jelas kalah darimu"
"Kau memang anak yang diberkati, yang sengaja dikirim oleh Dewa untuk membantu gurumu ini. dengan demikian aku merasa sangat beruntung juga bangga"
"Namun kau jangan berpuas diri dulu, masih banyak yang harus kau lakukan. yang pertama adalah menstabilkan pondasi tiga kekuatanmu, setelah itu bersihkan tubuhmu itu agar baunya tidak kemana mana" jawab Zhou Xian mengagetkan muridnya.
Tanpa dikatakan dua kali, Zhu Yuan langsung berlari, dan segera pergi ke sungai untuk mandi, setelah itu baru menstabilkan kondisi tiga kekuatannya.
Tiga jam kemudian, semua kegiatan itu telah selesai, dan kini dia sudah siap untuk menerima pelajaran baru, namun tiba tiba...
Kruuuk. kruuuk!
Perutnya melilit dan bergetar. Ternyata selama beberapa jam ini, dia terus memompa kemampuannya, sehingga lupa bahwa sebenarnya dia sangat lapar.
Walaupun seorang kultivator bisa menyerap energi langit dan bumi, tapi Zhu Yuan ini berbeda. Dia tetap ingin makan, untuk menjawab kodrat alaminya sebagai manusia.
Maka tanpa ragu ragu dia mulai memasak dengan bahan seadanya, yaitu memanggang Dua ekor kelinci yang cukup besar, juga membakar beberapa buah berkarbohidrat tinggi. Sementara Zhou Xian hanya memperhatikannya saja.
Satu jam kemudian, semua bahan yang dimasak sudah matang, dan tanpa malu malu langsung menyantapnya. Gurunya juga kebagian.
"Buah timun yang cukup besar itu kenapa tidak kau petik juga kau hidangkan. Apakah kau sudah mulai perhitungan dengan guru?"celetuk Zhou Xian menyindir muridnya.
"Maaf guru, aku lupa untuk memetik itu saking laparnya. Tapi kalau guru mau aku bisa mengambilnya"
Zhou Xian tidak menyahut, hanya memandang kearah tanaman itu saja, pertanda dia memang menghendaki buah tersebut untuk dia makan.
Tak lama kemudian apa yang diinginkannya pun sudah ia dapatkan, dan segera memakannya.
Setelah selesai Dia berkata." Dari mana kau mendapatkan bibit tanaman itu Yuan'er. apakah kau menemukannya di hutan ini?" ujarnya.
"Tidak guru, aku memang sengaja membawanya dari desaku dulu, karena di sana memang banyak jenis sayuran itu"
"Mereka di sana memang khusus menanam sayur sayuran, juga menanam umbi umbian, termasuk biji bijian untuk mereka makan, juga untuk mereka jual belikan ke kota"
"Selain itu, mereka juga memperjualbelikan tanaman herbal yang mereka dapatkan di pinggiran hutan di dekat desa mereka. dan hasilnya dinilai lumayan"
"Sebelum aku pergi, aku memang sengaja mengumpulkan banyak bibit dari jenis jenis tanaman itu, dan menanamnya disini. Ternyata tanahnya subur dan hasilnya lumayan juga" jawab Zhu Yuan menjelaskan apa adanya.
"Kau memang anak yang cerdas, bisa memikirkan semua kemungkinan itu. Mungkinkah kau dulunya berasal dari keluarga petani?"
"Ya, kedua orang tuaku juga keluarga besarku dulu, mereka semua adalah petani"
"Sampai sekarang masih tetap bertani, cuma orang tuaku saja yang sudah tiada. Jadi di sini aku hanya meneruskan pekerjaan mereka saja, untuk menghilangkan rindu yang menggunung di hati'
"Dengan bertani, aku merasa kedua orang tuaku masih ada di sampingku, dan mereka sekarang sedang memperhatikanku. Lihatlah di sana guru, mereka sedang melambai dan tersenyum padaku"
"Itulah tujuan pertamaku guru, dan ternyata aku di sini termasuk berhasil"
"Dengan pengalaman yang aku punya, walau tubuhku masih kecil, tapi aku bisa membuka areal kecil ini, dan kata guru tanpa sengaja aku sedang berlatih memperkuat tubuh, dan sekarang hasilnya sudah terlihat kan?"
Dengan mata berkacakaca, Zhu tuan terus bercerita. Dia seperti larut dalam ceritanya sendiri.
Kerinduan yang membuncah, dan terlalu dalam, tidak mampu ia tahan, sehingga air matanya jatuh begitu saja.
Zhou Xian yang melihat itu juga larut dalam kesedihan. Air matanya pun jatuh tanpa disadarinya. Dia juga pernah merasakan seperti yang muridnya rasakan. karena menurutnya, rindu yang paling menyakitkan adalah rindu kepada orang yang sudah tiada.
Sejujurnya semua itu membuat mereka berdua rapuh, jatuh dalam genangan air mata yang tidak tertahan, terutama Zhu Yuan sendiri.
Namun naluri bertahan hidupnya terlalu tinggi. Dia masih berharap, bahwa kedua orang tuanya masih hidup, dan suatu saat nanti akan menemui nya.