reeva dipaksa menikahi seorang pria dewasa penerus grup naratama, kehidupan reeva berubah 180°, entah kehidupan bagaimana yang akan reeva jalani.
dukung karya saya yah 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebelas
reeva menenteng tas belanjaannya, ucapan birru tadi masih terngiang-ngiang dalam benaknya, senyum manis masih tersungging di ujung bibirnya. Sungguh pujian birru tadi membuat hati reeva berbunga-bunga, seumur hidup gadis itu, ia belum pernah menerima pujian, karena segala bentuk pujian telah habis untuk rania, sedikitpun tidak tersisa untuk reeva. Matanya mematut bayangannya di cermin, reeva sudah mengganti pakaiannya. Malam ini ia harus bisa tampil mengesankan di hadapan kakek birru. Reeva mengenakan gaun berwarna coklat mahagoni yang kontras dengan warna kulitnya yang putih, gaun sebatas betis, dengan potongan mengembang ke bawah sungguh terlihat cocok untuk reeva yang masih remaja. Riasan yang ia sapukan ke wajahnya hanya tipis-tipis saja, reeva sudah cukup mahir memakai segala tetek bengek permake-upan, wajahnya terlihat cantik natural. Reeva menatap lama bayangannya pada cermin, benarkah ia cantik seperti ucapan birru tadi. Hati reeva berdegub kencang, jujur pujian birru tadi mampu membuat reeva serasa berada di awang-awang.
"reeva.." panggil birru mengetuk pintu kamarnya, reeva tersentak tangannya meraih tas tangannya yang mungil, sekali lagi ia mematut bayangannya di cermin, heels setinggi 7 cm terlihat indah dan membuat kakinya terlihat jenjang. Reeva membuka pintu kamarnya.
Birru, pria itu terlihat luar biasa, berdiri di depan pintu kamar reeva mengenakan jas yang sewarna dengan baju reeva dengan dalaman kaus berkrah, tampilan semi formalnya terlihat sangat tampan di mata reeva. Birru, pria itu menatap lekat reeva yang terlihat sangat cantik, gerakan jakunnya menunjukkan betapa birru benar-benar terpesona.
"kenapa?aneh yah?" tanya reeva terdengar khawatir, "apakah penampilanku terlalu berlebihan?"
"tidak.." sahut birru singkat dengan suara parau, pria itu berdehem pelan.
"ayo berangkat, kalau kamu sudah siap" ajak birru setelah ia menetralkan suaranya yang sempat tercekat tadi. Birru melangkah, tanpa menunggu reeva. Gadis itu mengikuti dari belakang dengan tenang.
"jadilah dirimu sendiri disana" tukas birru singkat, mengagetkan reeva yang terlihat gelisah. Gadis itu duduk dengan gelisah, menatap jalanan yang mulai temaram, ucapan birru barusan cukup menyentakkan reeva dari lamunannya.
"apakah kakekmu galak?" tanya reeva gugup, kedua tangannya saling terkait, menatap birru yang terlihat fokus mengemudikan mobilnya.
"terkadang.." sahut birru singkat, tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan, reeva meringis risau, senyum birru terlihat lucu, matanya melirik reeva sekilas.
"jangan takut, kakekku tidak menggigit, beliau sudah jinak" sahut birru menenangkan. Reeva menoleh tersenyum dan memukul pelan lengan birru gemas.
"ihhhh kamu, nggak boleh gitu" kata reeva pelan, namun tak urung ia tertawa lucu mendengar canda birru.
"ayo turun.." ajak birru menyodorkan lengannya, reeva menyambut lengan birru, turun perlahan dari mobil, dengan raut wajah yang masih terlihat cemas.
"jangan takut reeva, ada aku" ujar birru menenangkan istri ciliknya itu, terlihat kepala reeva mengangguk, tangannya yang melingkar di lengan birru terasa semakin erat. Birru menepuk lembut punggung tangan reeva yang berada di lengannya.
"selamat datang tuan muda" sambut seorang pria tua yang berdiri di anak tangga teras rumah kediaman kakek farhan yang terlihat seperti istana. Mata reeva terbelalak lebar, ia terpesona, namun reeva tidak sempat mengagumi rumah itu. Jantungnya masih tidak bisa diajak kompromi, berdebar tak karuan dan jumpalitan sesukanya.
"kakek dimana, pak wahyu?" tanya birru berbasa basi, menatap kepala pelayan di rumah kakeknya itu ramah, pria tua itu menunduk sopan.
"tuan besar sudah menunggu di meja makan, tuan. Menunggu tuan muda dan nona muda" jawab pak wahyu sopan, tangannya menyilakan tuan mudanya untuk masuk.
Birru melangkah tenang, tangannya masih menepuk punggung tangan reeva yang terlihat masih gelisah. Interior rumah keluarga naratama sungguh luar biasa, rumah ini tak layak disebut rumah. Langit-langitnya yang tinggi, dinding rumah yang berwarna putih, serta barisan pelayan yang berbaris rapi. Rumah ini lebih tepat disebut istana.
Barisan pelayan yang berdiri di ambang ruang makan yang sangat luas, berpakaian putih hitam, berdiri berbaris berhadap-hadapan, sungguh membuat reeva tercengang. Dan yang membuat reeva lebih tercengang, seorang pria tua bertubuh sedikit tambun, duduk di ujung kepala meja makan, terlihat bagai seorang raja tanpa mahkota. Di sisi kanan kirinya terlihat dua orang pria paruh baya yang duduk dengan wanita berpenampilan modis, yang reeva yakini adalah kedua tante birru.
Tubuh reeva menegang, ketika semua mata memandang ke arah mereka, langkah reeva terhenti, tatapan itu seakan mengintimidasinya. Birru yang menyadari, dengan senyum manisnya menganggukkan kepalanya ke arah reeva yang terlihat cemas, meyakinkan reeva untuk tenang.
Reeva mengucapkan terima kasih ketika seorang pelayan menarik kursi untuknya, sebelum duduk di sisi birru, reeva menganggukkan kepalanya sopan seraya tersenyum ke arah keluarga birru yang menatapnya tanpa ekspresi.
"hidangkan makanannya!" perintah tuan farhan yang terdengar berwibawa, suara pria tua itu terdengar berat dan berkharisma, seluruh pelayan terlihat sibuk menyiapkan hidangan pembuka. Untungnya reeva sudah mengikuti les etika yang menyebalkan itu, sehingga malam ini ia tidak tampil malu-maluin.
Mereka semua makan dalam diam, sesekali reeva melirik, namun semua terlihat fokus dan anggun menghadap makanan. Reeva merasa benar-benar berada di dunia yang berbeda, dunia yang sangat berbeda dengan dunia yang selama ini ia jalani. Reeva merasa seperti berada di sebuah kerajaan eropa.
"sudah berapa lama kalian menikah" tanya tuan farhan tiba-tiba setelah mengusap ujung bibirnya dengan tissu. Semua kepala mendongak menatap ke arah birru dan reeva.
"sebulan kek.." sahut birru singkat, pria itu juga menyudahi makannya.
"apa?sebulan?" gelegar suara tuan farhan membuat jantung reeva seakan berhenti berdetak, wajahnya memias.
"bisa-bisanya kau menikah, tanpa ijin dariku?" tatap tuan farhan nyalang.
"bukankah kakek yang mengancamku, harus segera menikah" tukas birru tenang, tanpa terlihat takut.
"anak kurang ajar..." maki tuan farhan lagi mengelegar,
"sabar, papa" terlihat tante birru yang duduk di hadapan birru dan reeva, berdiri mengelus punggung, menyabarkan papanya. Mata wanita itu menatap tajam birru yang terlihat sangat santai dan tak perduli. Reeva semakin menciut, keberanian yang ia pupuk dari pagi tadi seakan terbang entah kemana.
"papa membuat istri birru memucat" ucap tante birru yang duduk sejajar dengan mereka, senyum ramah terlihat dari wajahnya yang cantik luar biasa.
"istri?" mata tuan farhan beralih menatap reeva dalam, reeva tersenyum gugup
"mana?bocah itu? Bocah itu istri birru?" tanya tuan farhan menunjuk reeva yang pias, hati reeva mencelos.
"kau menikahi anak-anak?" tuan farhan mengalihkan perhatiannya menatap cucu laki-lakinya yang duduk dengan bersidekap. Mata pria tua itu terlihat memicing.
"reeva sudah legal, kek. Dan aku juga bukan ped*fil" jelas birru sedikit cuek, reeva menjawil lengan birru. Meminta pria itu untuk berbicara sedikit sopan.
"hahahhahahaha" terdengar tawa tuan farhan membahana, reeva menoleh reflek, terlihat oom dan tante birru juga tertawa.
"kenapa kamu menikahi bocah? Agar dia tidak tahu sepak terjangmu di luar sana?
Birru..birru.., jangan coba-coba membohongiku dengan pernikahan palsumu" tawa tuan farhan masih terdengar, reeva tersentak. Perkawinan palsu, bagaimana bisa kakeknya birru ini menganggap bahwa ia adalah istri palsu birru. Bola mata birru memutar malas, mulutnya sudah terbuka ingin menjawab, tiba-tiba ucapan reeva membungkam mereka semua yang berada di meja makan.
"saya istri sah dari birru kek, ini buktinya" reeva meletakkan buku nikah yang ia ambil dari tas tangannya, semua mata menatap takjub reeva yang dengan tenangnya menyodorkan buku nikah itu kehadapan tuan farhan.
"saya dan birru memang menikah resmi, tapi saya bukanlah pengantin yang ia harapkan, awalnya birru ingin menikahi kakak saya,tapi karena kakak saya sudah bertunangan, maka saya yang menggantikannya. tapi saya janji, saya akan menjadi istri yang pantas untuk birru" jelas reeva tenang, ekspresi wajahnya terlihat sangat percaya diri.
Tuan farhan menatap reeva takjub tak percaya, mata tuanya menelisik mencari kejujuran. Dan ia menemukannya, ia melirik cucunya yang menatap istrinya dengan tatapan kagum dan takjub, tuan farhan tersenyum.
"berapa umurmu?" tanya kakek farhan tanpa mengomentari penjelasan reeva yang panjang tadi, kedua tante birru juga menatap reeva antusias.
"18 tahun kek.." sahut reeva sopan, sontak mata tua itu membola, begitu juga yang lain, mulut mereka terperangah.
"astaga birru...kamu memang ped*fil" seru tante birru yang lebih tua dengan tawa lucunya,
"kamu tahu sayang!, birru itu lebih cocok jadi ayahmu ketimbang suamimu" tawa di ruang makan itu pecah seketika, birru memutar bola matanya malas, ia sadar bahwa keluarganya sedang mengerjainya. Mata reeva menatap keheranan, suasana tegang tadi hilang entah kemana.
"emangnya birru kenapa?" tanya reeva tak paham, tawa kakek farhan dan juga yang lain semakin keras.
"birru, terlalu tua untukmu sayang" sahut tante birru yang cantik luar biasa tadi dengan tawa merdunya.
bersambung...