"Alvaro, kalau kau masih menganggap dirimu anak ayah, maka turuti perintah ini. Ayah tak perduli bagaimana caranya-kau harus menikahi wanita itu. harga diri keluarga ini lebih penting dari egomu!"
---
" Bisakah kau bertahan, demi aku demi kita atau demi anak itu."
" Itu bukan pilihan karena dari awal memang akulah yang salah, aku lah penjahatnya, orang-orang tetap akan tau bahwa akulah pelakornya"
"Jangan tanya kenapa aku tinggal. Tanyakan kenapa hatiku tidak bisa pergi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lulu yuningtias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Tak jauh dari sana Alvaro yang berdiri gelisah dan enggan bersosialisasi ingin segera pulang. Berusaha berama Tama dengan para tamu. Saat ia ingin membalikkan tubuhnya meninggalkan pesta yang menurutnya sangat membosankan. Tiba-tiba ibunya menghampiri dengan seorang gadis di dalam gandengan nya yang menurutnya lumayan cantik.
"Al. Kenalkan ini anak sahabat ibu, saat masih sekolah dulu..!" ucap ibu Rika memperkenalkan Nayla
Deg
Alvaro dan Nayla tertegun satu sama lain. Bukankan mereka pernah bertemu. Pertemuan yang sangat tidak menyenangkan menurut mereka berdua.
"Kau.. Kau..". Nayla dan Alvaro berkata hampir bersamaan
"Kalian saling kenal?. Bagus sekali, Al ini Nayla dan Nayla ini Alvaro". Ibu Rika sangat bersemangat untuk memperkenalkan mereka berdua.
"Maaf nyonya, saya tidak bisa. Permisi". Nayla berlalu begitu saja setelah mengetahui siapa anak dari nyonya Rika.
"Bodoh kau Nayla seharusnya kau cari tahu dulu siapa anak Nyonya Dimitri, betul-betul kau ini yaa..." gumam Nayla dalam hati menyalahkan kebodohan dirinya sendiri.
"Nayla". Ibu Rika berusaha mengejar Nayla
"Nayla". Ibu Rika menarik tangan Nayla menjauh dari keramaian.
"Ada apa denganmu Nayla?. Bukankan kita sudah sepakat dari awal...!" Ujar geram nyonya Rika pada Nayla
"Maaf Bu, aku tidak pernah tau bahwa lelaki tadi anak ibu". Jawab Nayla begitu saja.
"Kau tidak punya pilihan dan hak untuk menolaknya, Nayla. Kecuali jika kau memiliki uang saat ini, untuk menggantikan semua utangmu, bagaimana?". Nyonya Rika mencoba mengancam Nayla
Perkataan nyonya Rika membuat Nayla diam seribu bahasa. Benar dia tidak memiliki hak untuk menolak. Dia hanya bisa menerimanya dengan suka rela. Ini juga salahnya karena mengambil keputusan dengan terburu-buru. Ia seharusnya mengetahui dulu siapa anak nyonya Rika.
"Ayo sini ku kenalkan kau kembali dengan Alvaro" ibu Rika kembali menarik tangan Nayla.
"Sudah jelas jika si varo-varo itu tidak akan mau denganku" ujar yakin Nayla dalam hati.
"Kemana Alvaro?" tanya ibu Rika ke pelayan saat tidak melihat Alvaro dimana pun.
"Tuan muda baru saja keluar, nyonya"
"Akhh sudahlah".
Drrrt... drrrt... Drrrt
"Al, kau dimana?" bertanya dengan rasa ingin tau
"Pulang". Menjawab dengan nada malas.
"Bagaimana kau bisa pulang begitu saja, pestanya belum berakhir, Al. Dan ibu belum memperkenalkan kau dengan anak sahabat ibu". Jawab ibu Rika dengan cepat
"Aku malas Bu, lain kali saja". tutttt
Alvaro langsung mematikan telfon begitu saja. Membuat ibu Rika tidak berhenti mengomel karena anak nya itu.
"Ini semua karena kamu, Nay. Lain kali rencana kita harus ada kemajuan. Kamu mengerti!". Sungut ibu Rika menyalahkan Nayla
"Iya nyonya" jawab Nayla pasra
---
Didalam mobil Alvaro yang baru saja mematikan telepon dari ibunya. Tau dengan semua gelagat ibunya itu.
"Apa lagi yang kau rencanakan, Bu?. Tanya alvaro dalam hati.
"Leo". Ucap Alvaro dingin
"Iya, tuan muda". Jawaban yang tak kalah dingin
"Cari tau apa yang sedang dilakukan ibuku dan siapa gadis yang tadi bersamanya? Aku ingin tau semuanya Tanpa terlewat sedikitpun". Perintah Alvaro
"Baik tuan"
"Bagaimana dengan Dina? Apa yang dia lakukan akhir-akhir ini?" bertanya karena ingin tau apa yang dilakukan wanita murahan itu.
"Tuan sepertinya untuk kali ini nyonya tidak pernah lagi membawah pria ke apartemennya . Tapi mereka sering bertemu, kalau nyonya ada proyek ke luar negeri". Leo menyerahkan foto-foto yang sudah berhasil ia dapat dari orang-orang suruhannya.
Alvaro melihat foto-foto tersebut kemudian tersenyum.
"Biarkan dia bersenang-senang". Dengan dingin Alvaro bersuara
Alvaro melihat dari balik kaca mobilnya. Malam akan segera berakhir tapi masih banyak orang-orang yang berlalu lalang. Entah itu untuk sesuatu yang sangat mendesak, mencari sesuap nasi, atau mungkin hanya untuk bersenang-senang.
"Maafkan aku, Bu. seharusnya aku mendengarkanmu dari awal"
biar enak aja kak bacanya.... mnulis itu selain mmbtuhkn kreatifitas tinggi tp tata bahasa jg hrs dprhtikn, shgga mnjadi bacaan yg enak d baca..
Aku udah mampir. Jangan lupa mampir juga