NovelToon NovelToon
Kalian Adalah Suamiku

Kalian Adalah Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romantis / Office Romance / Cinta Seiring Waktu / TimeTravel / Berondong
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arc Maulana

Cinta sejati seharusnya hanya terjadi sekali dalam hidup. Tapi bagi Alia, cinta itu datang berkali-kali, di dunia yang berbeda, dengan waktu dan takdir yang terus berganti.

Sejak kematian suaminya, Arya, hidup Alia telah kehilangan warna. Hingga suatu malam, alam semesta seolah mendengar jerit hatinya, Alia pun bertransmigrasi ke dunia paralel di mana Arya masih hidup.

Yang ajaib, Alia tidak hanya bertransmigrasi ke satu dunia paralel, melainkan dia terus berpindah-pindah ke berbagai dunia yang berbeda.

Di satu dunia paralel, Alia adalah sekretaris dan Arya adalah seorang CEO. Di dunia lainnya, dia remaja SMA sementara Arya adalah kakak kelas yang populer. Bahkan, ada dunia di mana ia menjadi seorang tante-tante sedangkan Arya masih seorang berondong muda. Dan masih banyak lagi situasi paralel yang lainnya.

Ini adalah perjalanan seorang wanita yang tak pernah bosan membuat pria yang sama jatuh cinta.

Jadi mari kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arc Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alia Dikepung

Alamat yang Dela beri ialah alamat dari sebuah rumah besar di satu kawasan yang cukup jauh dari keramaian kota. Saat Alia tiba di sana, matahari sudahlah tenggelam.

"Lo berani datang kemari ternyata," kata Dela yang langsung muncul saat Alia berada di depan pagar rumah.

"Aku cuma penasaran dengan apa yang kau rencanakan," balas Alia.

"... Lo ini sombong sekali. Lo kira gue takut ama lo!?"

"Ya, kau jelas takut padaku."

"Hmph! Ayo masuk! Kita selesaikan semuanya di dalam!"

Alia tak bodoh. Jelas dia memahami Dela punya sebuah rencana buruk yang bisa saja mencelakakannya. Tapi, karena satu dan lain hal yang sulit dijelaskan, Alia percaya kalau dia bisa mengatasi apa pun rencana Dela.

...----------------...

Alia diajak masuk ke dalam rumah itu. Rumah megah berinterior ala eropa Alia masuki. Banyak perabotan dan hiasan yang tak murah berada di sana. Namun yang paling menjadi perhatian, ialah kerapihan dan kebersihan rumah itu yang terbilang buruk. Seperti sebuah rumah yang ditempati oleh seorang remaja malas.

"...."

Dan melihat keadaan tersebut, pikiran Alia pun bekerja coba menelaah situasi.

"Yang gue mau cuma satu," Dela berhenti di area tengah rumah. Pilar-pilar besar menjulang jadi pondasi, serta tangga kayu yang lebar berada di hadapan mereka. "Gue mau lo ninggalin Arya! Kalau nggak, gue bakal buat lo nyesel!"

Alia tak gentar. "Ancaman kau itu sangatlah receh. Bisakah mengancam dengan lebih baik. Kau seperti bocah yang takut berkelahi, terus bawa-bawa nama orang tua untuk menakuti lawan."

"...."

"Mengancam orang tuh harus seperti ini." Alia meletakan satu tangan di bahu Dela. Dia lalu mendekatkan wajahnya kemudian berbisik dingin. "Jangan coba lagi dekati Arya! Jika tidak, akan ku buat wajahmu itu rusak sampai tak ada lagi pria yang mau denganmu!"

"Glup." Kaki Dela merinding. Dari bagaimana Alia berucap sampai cara dia berkata, terkesan begitu serius tanpa ada satu pun nada bercanda. " L-Lo ini beneran wanita gila!" Dela bergegas menjauh.

"Aku masih waras. Buktinya aku masih rela menghabiskan waktu ngobrol denganmu seperti ini dan tidak langsung mematahkan kaki atau tanganmu."

Dela tambah panik. Dia sontak berteriak seakan sedang meminta pertolongan.

"Hadi! Cepat keluar! Buat wanita ini paham betapa lemahnya dia!"

"...."

Yang Dela ucapkan membuat Alia mengernyit heran. Dan tak lama setelahnya, dia pun melihat sesosok pria yang turun dari tangga.

"Hei Alia! Lama tak jumpa!"

"!?" Wajah Alia yang sebelumnya menunjukkan ketenangan berubah kontras. Pria yang berjalan secara pelan dan pincang ini ialah seseorang yang ada di ingatannya. "Hadi?"

Alia mengucapkan nama itu dengan jijik.

"Hehehehe. Lo masih inget ama gue ternyata. Gue jadi tersanjung nih." Hadi melangkah perlahan.

"Kenapa bisa kau ada di sini?" tanya Alia.

"Kenapa tidak? Ini kan adalah rumah gue," jawab Hadi.

Alia jadi paham apa yang Dela rencanakan. "Serangga memang biasa kumpul dengan sesama jenis. Kalian berdua bisa saling kenal harusnya sudah bisa aku tebak."

Ucapan Alia tak membuat Hadi marah. Fokusnya itu masih lebih tertuju pada kecantikan serta tubuh indah Alia.

"Omongan lo masih tajam seperti dulu. Apa lu nggak sama sekali merasa bersalah karena telah matahin kaki gue?"

"Ciih! Justru aku menyesal karena cuma mematahkan satu kaki. Harusnya benda di selangkanganmu itu juga aku hancurkan!"

Hadi terhenti sejenak. Sepertinya yang Alia katakan tadi cukup membuatnya gentar. "Lo emang wanita yang luar biasa. Gue tambah kepingin naklukin lo."

"Berhenti mengatakan hal yang menjijikan! Aku sudah menahan mual dari awal wajahmu nongol."

Hadi pun tiba di lantai pertama. "Itu bagus! Lo emang harus terbiasa mual-mual karena sembilan bulan ke depan perut lo akan gue buat membesar."

"...."

Mata Alia langsung menajam tertuju ke arah dua orang di dekatnya.

Dela yang masih takut pada Alia pun bersembunyi di belakang Hadi. "Jangan banyak ngomong! Cepat tangkap wanita ini sebelum dia kabur!"

Hadi kemudian menepuk kedua tangannya sebagai sebuah tanda sinyal. Dari ruangan lain, muncullah beberapa pria berbadan besar.

"Jadi ini rencanamu." Alia mendapati dirinya terkepung. "Kau mau aku jadi milik Hadi, supaya kau bisa berusaha mendapatkan hati Arya lagi." Satu ujung bibir Alia menaik sedikit. "Rencana jahat seperti ini tidak mungkin bisa dipikirkan oleh wanita yang normal. Kaulah justru yang lebih pantas disebut wanita tak waras."

"Diem lo! Arya adalah milik gue! Wanita rendahan seperti lo tidak pantas berada di sisi Arya!" Setelah dikelilingi anak-anak buah Hadi, Dela jadi lebih percaya diri. Dia lalu menambahkan. "Saat Arya tahu lo udah ternodai di sini, dia pasti akan jijik sama lo!"

Bukannya takut Alia malah menghela nafas kecewa. "Kau ini sangat tidak mengenal Mas Arya! Kau kira setelah Hadi menodaiku, Mas Arya jadi akan jijik padaku!? Kau bodoh! Mas Arya justru akan jadi simpati dan menjagaku dengan lebih baik."

"...."

"Dan lagi, Hadi tidak mungkin juga bisa menyentuhku sedikit pun! Sekarang setelah semua ini selesai, burung kecilnya itu malah akan benar-benar aku hancurkan sampai tidak mungkin berfungsi lagi."

Hadi tak suka melihat ketenangan Alia. "Lo memang kuat. Tapi apa lo kira bisa mengalahkan semua anak buah gue!?"

Alia menghitung ada tujuh pria yang Hadi persiapan untuk menaklukkannya. "Akulah yang harusnya bertanya. Apa kau kira orang-orang ini bisa menyelamatkan kau dariku?"

""....""

Untuk suatu alasan, baik Dela mau pun Hadi tiba-tiba merasa tertekan.

"T-Tangkap dia!" Hadi yang harusnya diunggulkan malah terkesan tak tenang. "Tapi jangan terlalu lukai dia! Gue masih mau menikmati tubuhnya itu!" lanjutnya.

Nafsu Hadi pada Alia masihlah menggebu tak terkendali.

Dan ketujuh pria itu langsung menjalankan perintah tanpa banyak tanya. Salah satu pria yang paling dekat dengan Alia bahkan sudah siap menerkam.

"Jangan suka meremehkan wanita!" Alia menghindari serangan. Setelah berhasil, dia melepaskan pukulan tepat ke area jakun lawan.

"Uukh!"

Pria yang jakunnya kena hajar, kesakitan dan merasa sesak. Dia pun terjatuh ke lantai tak sanggup melanjutkan tugas dari Hadi.

Satu jatuh, tersisa enam lagi.

Lanjut, ada dua pria yang kini menyerang dari arah kanan dan kiri. Nafas Alia tenang, dia melancarkan dua tendangan kuat ke dua arah berbeda secara bergantian. Dua tendangannya itu cepat nan fleksibel, memberi kesan bahwa Alia melakukannya dengan mudah.

Baam! Baam!

Dua pria yang kena tendang di kepala pandangannya berputar-putar. Mereka pun terseok-seok hingga jatuh ke lantai.

Tapi Alia tak diberi kesempatan beristirahat. Sekarang empat pria yang tersisa mendekatinya dari berbagai arah.

Tangan besar dari belakang pun coba mencekik lehernya. Beruntung, Alia gesit menunduk lalu melancarkan serangan sikut ke perut pria di belakangnya tersebut.

Alia lanjut dipaksa sampai berguling-guling untuk keluar dari kepungan. Berhasil. Alia sekarang berada di belakang punggung salah satu anak buah Hadi.

Baang!

Pukulan ke kepala bagian belakang Alia lancarkan. Korbannya pun tak butuh waktu lama untuk pingsan.

Tersisalah dua orang lagi musuh.

Satu pria masih terpaku karena tak menyangka Alia sekuat ini. Dia ini jadi tak punya kesempatan untuk menghindar saat dadanya kena tendang.

Sementara pria yang terakhir, kena tendangan berputar ala Bruce Lee sampai dia terlempar dan tubuhnya menghantam guci yang terpanjang di dekat salah satu dinding.

""....""

Semua itu terjadi begitu cepat sampai Dela dan Hadi tak tahu harus bereaksi bagaimana.

Tahu-tahu, Alia kini sudah berdiri di antara tubuh-tubuh yang tergelak tak berdaya.

Kemudian, Alia mengangkat sedikit dagunya ke atas dan berkata dengan penuh arogansi, "... Apa kalian berdua masih punya rencana cadangan? Kalau tidak ... Ya berarti kalian kena skakmat."

""....""

1
zhouzhou_zz
Gak sabar nunggu lanjutannya!
✨Wyn한✨
Tidak hanya cerita, tetapi juga pengalaman hidup. 🤗
Abadon007
Gue ga bisa berhenti baca!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!